Dirjen Perhubungan Laut : Indonesia Perlu Tambah Jumlah Kapal Navigasi untuk Pandu Pelayaran -->

Iklan Semua Halaman

Dirjen Perhubungan Laut : Indonesia Perlu Tambah Jumlah Kapal Navigasi untuk Pandu Pelayaran

Pulo Lasman Simanjuntak
12 Oktober 2015

Jakarta,eMaritim.Com,- Sebagai negara maritim, Indonesia perlu menambah jumlah kapal navigasi untuk memandu pelayaran Indonesia. Pemerintah akan berupaya memenuhi jumlah kebutuhan kapal navigasi yang ideal."Idealnya Indonesia memiliki 120 kapal navigasi," ungkap Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Bobby R. Mamahit usai penandatanganan kontrak pengadaan 8 unit kapal navigasi di Kantor Kementerian Perhubungan Jakarta, Rabu (7/10/2015).

Saat ini, ungkap Bobby, jumlah kapal navigasi yang dimiliki Indonesia sebanyak 67 unit. Jumlah tersebut jauh dari kebutuhan ideal sesuai dengan luas lautan Indonesia.

Dari 67 unit kapal navigasi tersebut, tambah Bobby, sebanyak 30 persen atau sekitar 20 unit sudah sangat tua yaitu, di atas 40 tahun.

Dengan demikian, lanjut Bobby, secara bertahap kapal-kapal navigasi yang sudah tua tersebut akan diganti. "Kapal yang sudah tua kita istirahatkan, secara bertahap kita ganti," papar Bobby.

Pada tahun anggaran 2015-2017 Kementerian Perhubungan membangun 190 unit kapal. Dari jumlah tersebut, sebanyak 100 unit merupakan kapal navigasi.

Tepat Waktu
Pengadaan 8 unit kapal navigasi yang dianggarkan dalam tahun 2015 - 2017 senilai Rp 460 miliar. Ke delapan kapal tersebut terdiri atas 3 unit kapal induk perambuan (buoy tender vessel) senilai Rp 369,7 miliar, 3 unit kapal pengamat perambuan (inspection boat) Rp 102,2 miliar dan 2 unit kapal pengamat perambuan (inspection boat) Rp 68,2 miliar.

Jangka waktu untuk kapal induk perambuan selama 660 hari kalender dan untuk kapal pengamat perambuan selama 450 hari kalender.

Para pemenang kontrak pengadaan 8 unit tersebut adalah PT Dumas Tanjung Perak Shipyard, PT Multi Prima, dan PT Citra Shipyard.

Spesifikasi kapal induk perambuan memiliki panjang 60 meter dengan kecepatan 12 knot. Sedangkan kapal pengamat perambuan memiliki panjang 32 meter dengan kecepatan 20 knot.

Kepada perusahaan pemenang tender, Bobby berharap agar dapat menyelesaikan sesuai waktu kontrak. "Jangan molor-molor penyelesaiannya," pesan Bobby.

Selain itu, Bobby berpesan agar pengerjaannya juga memperhatikan kualitas. Tiga unit kapal induk perambuan rencananya akan dioperasikan di Pangkalan Distrik Navigasi Kelas I Sorong, Distrik Navigasi Kelas I Makassar, dan Distrik Navigasi Kelas I Bitung. Sedangkan lima kapal pengamat perambuan dioperasikan Pangkalan Navigasi Distrik Kelas II Teluk Bayur, Distrik Navigasi Kelas II Benoa, Distrik Navigasi Kelas II Kupang, Distrik Navigasi Kelas II Sabang dan Distrik Navigasi Kelas II Sibolga. (www.dephub.go.id/lasman simanjuntak)