Cirebon,eMaritim.Com,- Pembuatan kapal perintis, KM Sabuk Nusantara 63 dan KM Sabuk Nusantara 64 sedangdalam tahap pengerjaan. Kapal pesanan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan yang dikerjakan oleh PT Dok Bahari Nusantara ini, diharapkan sudah dapat diserahterimakan pada bulan Agustus 2016 mendatang.
Sebelumnya, PT Dok Bahari Nusantara juga telah
menyelesaikan pembangunan KM Sabuk Nusantara 55,kapal yang pengoperasiannya diresmikan oleh Presiden Joko
Widodo pada Oktober 2015 lalu. Saat ini KM Sabuk Nusantara 55 sudah
beroperasi melayani rute Pulau Laut - Sebuku di Provinsi Kalimantan
Selatan.
Komisaris Utama PT Dok Bahari Nusantara, Sudiding Irsyad
di galangan kapal miliknya di kawasan Pelabuhan Cirebon, Jawa Barat, Rabu (9/3/2016)
mengatakan, pihaknya mendapat kepercayaan untuk membangun lima buat kapal
pesanan Ditjen Perhubungan Laut, terdiri dari 2 buah kapal motor, yaitu KM
Sabuk Nusantara 63 dan 64 masing-masing berbobot 500 DWT, dan 3 buah kapal
motor masing-masing 1.200 GT. Ada juga 1 buah kapal ferry berbobot
300 DWT pesanan Ditjen Perhubungan Darat, Kemenhub. Total nilai pembangunan
enam buah kapal pesanan Kemenhub sebesar Rp 247 miliar.
Ditanya mengenai progress pengerjaan, untuk KM Sabuk Nusantara 63 pengerjaannya
sudah sekitar 52 persen. Bahkan sebagian besar lambung sudah dilakukan
pengecetan. Bahkan nama KM Sabuk Nusantara 63 sudah tertera di buritan kapal.
Adapan untuk KM Sabuk Nusantara 64 pengerjaannya sudah 35 persen. Saat ini
dalam proses penyambungan dengan pengelasan untuk membentuk struktur kapal.
Untuk kapal ferry
pesanan Ditjen Perhubungan Darat juga sedang dalam penyambungan dengan
pengelasan.
Kabag Organisasi dan Humas Ditjen Perhubungan Laut Kemenbub,
Bambang Sutrisna di tempat yang sama mengatakan, perusahaan galangan kapal yang
mendapat proyek dari Kemenhub harus dapat menyelesaikan pekerjaannya sesuai
dengan spesifikasi yang dipesan dan tepat waktu dalam
pengerjaanya.
"Pengerjaannya harus tepat waktu sesuai jadwal yang
telah disepakati. Jika ada keterlambatan, akan berdampak pada pesanan
kapal-kapal yang lainnya yang juga akan terlambat penyelesaianya," ujar
Bambang.
PT Dok Bahari Nusantara bisa dikatakan sebagai pemain
baru di perusahaan galangan. Perusahaan ini baru berdiri pada tahun 2012 dan
mulai mengerjakan pesanan sejak tahun 2013. Namun perusahaan galangan yang
bermarkas di Cirebon ini sudah membangun 23 kapal dari berbagai tipe dan
ukuran. Sebelum mengerjakan di kawasan pelabuhan Cirebon milik PT Pelindo II,
PT Dok Bahari Nusantara mengerjakannya di lahan sewa di kawasan pelabuhan
Tegal, Jateng.
Mengenai kandungan komponen lokal yang digunakan dalam
pembuatan kapal, Sudiding mengatakan sekitar 70 persen komponen yang digunakan
berasal dari lokal.
"Hanya 30 persen yang kami impor, yaitu mesin-mesin dan alat navigasi. Kami pakai mesin dan alat navigasi impor karena kedua produk tersebut tidak diproduksi di dalam negeri," kata Sudiding memberikan penjelasan.
"Hanya 30 persen yang kami impor, yaitu mesin-mesin dan alat navigasi. Kami pakai mesin dan alat navigasi impor karena kedua produk tersebut tidak diproduksi di dalam negeri," kata Sudiding memberikan penjelasan.
Karena mesin dan peralatan navigasi harus diimpor, maka
dibutuhkan waktu sekitar 7-8 bulan untuk pembuatan sampai pengirimannya ke
Indonesia. Lamanya waktu yang dibutuhkan karena mesin-mesin kapal bukanlah
produk yang dibuat secara masal, melainkan menyesuaikan dengan spek permintaan
pemesan.
"Kalau mesin dan alat navigasi pengirimannya tidak terlambat, maka penyelesaianya dipastikan tepat waktu," ujar Sudiding seakan menjawab kekhawatiran Bambang.
"Kalau mesin dan alat navigasi pengirimannya tidak terlambat, maka penyelesaianya dipastikan tepat waktu," ujar Sudiding seakan menjawab kekhawatiran Bambang.
Selain membangun kapal baru, PT Dok Bahari Nusantara juga
mengerjakan service dan perawatan. Banyak
kapal yang perawatan dan service-nya dilakukan
oleh PT Dok Bahari Nusantara seperti kapal-kapal tongkang dan kapal milik
Pertamina (Persero). Sudiding berharap mendapat kepercayaan pemerintah untuk
melakukan perawatan kapal ternak yang home
base-nya di Pelabuhan Cirebon
setelah menyelesaikan pengiriman dari NTT ke Jakarta. (lasman simanjuntak)
Sumber berita dan foto : www.dephub.go.id
Editor : pulo lasman simanjuntak