Surabaya, eMaritim.com – Tim Batharasurya Solar
Boat ITS mempersiapkan dua kapal bertenaga surya untuk berlomba di ajang
Yanagawa Solar Boat Festival 2016, pada 6 – 7 Agustus 2016, di Fukuoka, Jepang.
Dua kapal yaitu Batharakala, untuk lomba kecapatan dan Triton yang untuk lomba
manuver.
Kapal yang disiapkan oleh 19 mahasiswa untuk
bersaing dengan puluhan peserta dari negara-negara di Asia, dalam ajang bergengsi
tahunan tersebut, digelar oleh Pemerintah Prefektur Fukuoka, Jepang.
“Tahun lalu kami berada di peringkat tujuh. Tahun
ini kami berharap bisa berada di peringkat lebih baik. Tahun ini tim
Batharasurya mengirimkan dua kapal dengan keunggulan berbeda, satu disiapkan
untuk lomba yang memperhitungkan kecepatan, satunya untuk lomba yang menilai aspek
manuver,” kata Ketua Tim Batharasurya ITS, Dwiko Hadianto, di Surabaya, Rabu
(20/7).
Mahasiswa Jurusan Teknik Perkapalan kelahiran
Oktober 1995 ini berharap saat lomba nanti kecepatan Batharakala bisa mencapai
di atas 20 kilometer per jam. Bobot kapal dibuat seringan mungkin dan
baling-baling dibuat dengan hambatan yang ringan serta mampu menghasilkan torsi
lebih besar. Semua didesain sendiri, kecuali sumber tenaga dari sel surya dan
baterai.
Dosen pembimbing Tim Batharasurya ITS, Andhika
Estiyono, menjelaskan setahun lalu, spesifikasi bobot kapal mencapai 68
kilogram, kini dikurangi menjadi 20 kilogram untuk mempercepat lajunya kapal
yang akan berlaga ini. Kapal ini memiliki desain step holl yang akan mampu
mengurangi hambatan air saat kapal dalam kondisi lambung depan kapal mengangkat
atau kondisi planning.
“Kondisi ini bisa dicapai apabila kapal sudah
memiliki kecepatan tertentu dengan target kecepatan 20 kilometer per jam,”
jelas dosen dari jurusan desain produk industri ini.
Lampaui Target
Andhika berharap target dapat terlampaui karena
baterai yang digunakan untuk menggerakan kapal dari sel surya akan diberikan
panitia, spesifikasinya jauh lebih baik dari baterai yang digunakan dalam uji
coba. Kapal didesain dalam potongan-potongan yang mudah dirakit, agar
pengangkutan kapal ke lokasi lomba dapat lebih cepat dan hemat tempat,” tutur
dia.
Bahan dasar kedua kapal yakni fiber glass, fiber
carbon, dan polyuretan foam, menggunakan dua baterai 12 volt 18 AH, hingga
kapal dapat berjalan hingga 15 menit. Pembuatan kedua kapal menghabiskan biaya
hingga 20 juta rupiah. Mudah-mudahan semuanya bisa berjalan sesuai dengan apa
yang diharapkan. Bisa meraih juara di dua kategori lomba, endurance dan
slalom,” kata dia.
Triton didesain menggunakan V planning hull,
sehingga kapal ini memiliki kemampuan manuver dan stabilitas yang baik. Tak
hanya itu, Triton juga dilengkapi dengan desain bangunan atas yang aerodinamis,
sehingga mampu mengurangi hambatan udara yang diterima oleh pengemudi.
Berbagai perbedaan ini bertujuan agar tim
Batharasurya dapat meraih juara di dua kategori lomba, endurance dan slalom.
“Meskipun begitu, keduanya didesain dengan
baling-baling yang sama, yaitu berdiameter 30 centimeter yang membuat kapal
mampu menghasilkan torsi lebih besar. Keduanya juga sama-sama berjenis satu
lambung,” pungkas Dwiko sperti dilansir koran-jakarta.com. (Rhp) (Sumber Foto :
Istimewa)