KM. Mutiara Sentosa I Berhasil Dievakuasi -->

Iklan Semua Halaman

KM. Mutiara Sentosa I Berhasil Dievakuasi

04 Februari 2017


Proses Evakuasi KM. Mutiara Sentosa | Istimewa
sumber video: cnn indonesia

Surabaya, eMaritim.com – Kapal Tug Boat (TB) Kresna 315 dan TB Restu berhasil menarik Kapal KM. Mutiara Sentosa I menuju Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Yang terapung di tengah laut Jawa, Kepulauan Madura, Kemarin,  (3/4/2017) sejak pukul 01:00 WIB.

"Saat ini kapal KM. Mutiara Sentosa I telah berhasil ditarik dua kapal tug Boat dengan kecepatan 4 knot menuju Pelabuhan Tanjung Perak yang diperkirakan akan tiba pada pukul 13.00 WIB. Adapun semua penumpang di atas kapal dipastikan selamat," ujar Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Ir. A. Tonny Budiono, MM.

KM. Mutiara Sentosa I dengan rute Balikpapan menuju Surabaya ini terombang ambing di tengah laut dengan ombak yang tinggi sehingga kapal terjebak di tengah tingginya terjangan ombak laut Jawa tersebut.
  
Dirjen Tonny juga menyebutkan bahwa ia mendapatkan laporan dari Syahbandar Tanjung Perak terkait adanya Kapal KM. Mutiara Sentosa I yang kehabisan bahan bakar di perairan Pulau Madura (3/1) dinihari.

"Kami telah mengirimkan MT. Arfa Ocean yang membawa persediaan bahan bakar 40 ton namun karena cuaca buruk dan gelombang ombak yang tinggi maka upaya itu belum berhasil," ujar Tonny.

Sebelumnya, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut juga mengirimkan bantuan makanan dan minuman dengan kapal patroli KPLP milik Syahbandar Tanjung Perak dan Kapal Basarnas KN.225 yang telah diterima oleh para penumpang KM. Mutiara Sentosa I.

Upaya penanganan KM. Mutiara Sentosa I milik PT. Atosim Lampung Pelayaran dengan Nakhoda Capt. Edi Sarwono dilakukan dengan menarik kapal dimaksud oleh 2 (dua) buah kapal TB yaitu TB Kresna 315 dan TB. Restu.

Dirjen Tonny juga meminta jajarannya di Pelabuhan Tanjung Perak untuk mempersiapkan kedatangan KM. Mutiara Sentosa I dengan mensiagakan tenaga medis dari Kantor Kesehatan Pelabuhan setempat.

Pada kejadian ini Dirjen Tonny menyayangkan keterlambatan informasi yang disampaikan ke Otoritas Pelabuhan setempat sehingga menyebabkan keterlambatan dalam memberikan bantuan dan penanganan di lapangan.

"Saya kecewa dengan adanya kejadian ini yang tentunya akan diberikan teguran keras terhadap Nakhoda dan agen/operator kapal agar kedepannya tidak ada lagi kejadian seperti ini. Hal ini sangat membahayakan keselamatan para penumpang dan tentu saja akan mencederai upaya kami untuk menegakan keselamatan pelayaran. Sekali lagi saya tegaskan bahwa keselamatan pelayaran merupakan tanggung jawab bersama bukan hanya satu pihak saja," tegas Tonny.