Semarang, eMaritim.com –
Jasa Transportasi telah menjadi kebutuhan dasar masyarakat oleh
karenanya kesinambungan ketersediaan pelayanan jasa transportasi dalam memenuhi
kebutuhan aktivitas produksi, konsumsi dan distribusi harus mendapat perhatian
secara berkelanjutan. Demikian disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya
Sumadi saat menjadi keynote speaker dalam acara bertajuk Industri Pilihan Dalam
Kerangka Strategi Industrialisasi Indonesia 2045 yang difasilitasi oleh Komite
Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) dan Universitas DIponegoro di Hotel
Gumaya, Rabu (22/2)
“Kesinambungan ketersediaan jasa transportasi di seluruh
wilayah merupakan hal yang mutlak karena fungsi strategis transportasi ikut
menciptakan stabilitas dan kelangsungan kegiatan masyarakat serta roda pemerintahan,”
papar Menhub.
Dalam pidatonya, Menhub menjelaskan Kementerian Perhubungan
dalam perannya sebagai konektor adalah mengembangkan tol laut dan tol udara.
Melalui hal tersebut dapat dilihat bahwa peran transportasi sebagai penghubung
memiliki dampak yang besar dan dapat langsung dirasakan masyarakat.
“Dari data Kemenko Maritim menunjukkan bahwa adanya tol laut
menjadikan menurunnya harga komoditas. Penurunan paling besar di daerah
Indonesia Timur yaitu di Namlea sebesar 49 persen,” jelas Menhub.
Lebih lanjut Menhub menambahkan Indonesia memiliki potensi
industri maritim yang besar dilihat luas laut Indonesia kurang lebih 5,8 juta
km2 dengan jumlah pulau sebesar 17.508 pulau, maka pantaslah jika diklaim
sebagai negara maritim.
“Potensi industri maritim di Indonesia menunjukkan
peningkatan selama 3 tahun terakhir, terjadi peningkatan pada sektor perikanan,
pertanian dan sektor pariwisata,” tambah Menhub.
Dengan potensi yang dimiliki Indonesia harus didukung dengan
sistem transportasi yang handal seperti pengadaan transportasi laut,
pembangunan dan pemeliharaan kapal pelabuhan barang, pembangunan tol laut guna
penyerataan harga komoditas, menghilangkan pungli di pelabuhan, serta
konektivitas sistem transportasi.
“Pembangunan moda transportasi yang terintegrasi contohnya
BRT di Jogja, Jakarta, kemudian adanya kapal ro-ro untuk kemudahan akses serta
perubahan paradigma distribusi dari darat ke laut,” jelas Menhub.
Sementara itu, dalam rangka reindustrialisai Indonesia
terdapat empat industri pilihan KEIN diantaranya industri maritim, pertanian
(agroindustri), industri ekonomi kreatif dan digital serta industri pariwisata.
"Keempat industri ini merupakan bagian integral dari
seluruh program pembangunan nasional dan kesemuanya memiliki keterkaitan yang
saling mendukung," ujar Menhub
KEIN sendiri merupakan lembaga khusus yang dibentuk dengan
payung hukum Peraturan Presiden No.8 tahun 2016 untuk menunjang keberhasilan
Kabinet Kerja dalam menentukan kebijakan ekonomi dan industri nasional.
Pembentukan KEIN adalah dalam rangka penugasan dari presiden
untuk reindustrialisasi Indonesia hingga tahun 2045 yang bertepatan dengan 100
tahun Indonesia merdeka. (*)