Forkami Hadiri Peresmian Mess Pelaut AMI Medan di Jakarta. -->

Iklan Semua Halaman

Forkami Hadiri Peresmian Mess Pelaut AMI Medan di Jakarta.

05 Maret 2017
Jakarta 05 Maret 2017, eMaritim.com

Ketua Forum Komunikasi Maritim Indonesia (FORKAMI) H.James Talakua hadir ditengah-tengah para alumni Sekolah Pelayaran AMI Medan di acara peresmian Mess Pelaut Akademi Maritim Medan di Jakarta.

Mess yang bertempat di jalan Swasembada Timur X no.6 Kebon Bawang Tanjung Priok itu mewakili sejarah tentang kekompakan sekelompok Perwira Pelayaran asal kota Medan tersebut dalam mengadu nasib di ibukota.

Berawal di tahun 90an dari mess yang bergabung alumni dari AMI Djadayat, perlahan para Perwira Pelayaran Niaga dari Medan itu  mengumpulkan dana sumbangan dari para anggota nya secara militan dengan dasar kesetiaaan dan kekompakan.

Dengan bermodal beberapa ratus juta hasil sumbangan para anggota yang dikomandani oleh Baihaqi Hadi selaku pimpinan mess, maka akhirnya mess itu terbentuk dan diresmikan kemarin (4/3), sehingga para alumni yang sedang mencari kerja di Jakarta tidak harus lagi menumpang di rumah sanak family atau menyewa rumah untuk singgah sementara.

Dalam kesempatan itu Ketua Forkami James Talakua mengatakan lewat sambungan telepon ke eMaritim: "Selamat buat teman teman dari Medan yang selama ini selalu terbukti tangguh di perantauan, adanya mess ini juga bisa menjadi contoh buat teman- teman lainnya.

Tentu alangkah indahnya kebersamaan para perwira ini disatukan dan pada akhirnya memimpin teman-teman pelaut lainnya dalam memperjuangkan nasib dan masa depan mereka".

Dalam kesempatan itu Ketua Forkami juga mendapat masukan dari Para Pelaut untuk terus mengupayakan agar Pemerintah mau mendengar masukan dari Organisasi Kemaritiman/Kepelautan yang selama ini sudah secara konsisten mendukung programnya.

Forkami adalah juga organisasi yang selama ini mengawal Pemerintahan untuk masalah kemaritiman. bahkan jauh sebelum Presiden Jokowi memimpin Republik ini.

Ditanya soal masih besarnya biaya pengurusan sertifikat pelaut, James menambahkan: "Pemerintah sebaiknya terus melakukan pemantauan akan hal ini, sekarang menurut beberapa rekan pelaut mereka harus ganti Certificate Of Profeciency ke dalam bentuk terbaru lagi yang ada logo STCW 2010 dengan membayar Rp.250.000.

Ini ironis sekali, karena di satu sisi pemerintah memberikan kursus gratis kepada masyarakat yang ingin menjadi pelaut walaupun belum tentu mereka akan menjadi pelaut.

Di sisi lain untuk pelaut yang benar-benar sudah menjadi pahlawan devisa negara dan yang menopang program Tol Laut Pemerintah malah habis habisan ditekan dengan berbagai macam biaya. Kenapa tidak dialihkan kesana saja dana CSR Pemerintah? Katanya sambil menutup pembicaraan.(jan)