Tug Boat Type Push and Pull, Ideal Untuk Indonesia -->

Iklan Semua Halaman

Tug Boat Type Push and Pull, Ideal Untuk Indonesia

24 Februari 2018
Batam, 23 Februari 2018


Moda transportasi laut nasional yang bisa mengangkut muatan dalam jumlah besar dan populer digunakan adalah Tug and Barge. Dengan ukuran 300 feet sampai 350 feet, barge (tongkang)  mampu membawa muatan yang biasanya dalam bentuk curah sampai 7000 ton lebih.

Nilai ekonomis freight yang ditawarkan tug and barge sulit ditandingi oleh kapal dengan jenis lain. Oleh karenanya bisa dipahami populasi jenis ini sangat mendominasi alur pelayaran Indonesia, terutama angkutan batubara,  pasir, biji besi dan muatan curah lainnya.


Dalam mensiasati faktor ekonomis dari jenis tug and barge banyak pemilik kapal yang menggunakan kapal berukuran 2000 - 3000 HP untuk menjadi penariknya. Besarnya bobot displacement tongkang, secara teori jauh melebihi kemampuan kapal penariknya yang seharusnya secara berkala diperiksa kapasitas Bollard Pull nya. Apalagi banyak pemilik kapal yang mengunci kemampuan mesin kapalnya tidak sampai pada kekuatan maksimum dengan cara mekanis ataupun membatasi pemakaian BBM nya. Disinilah terjadi sebuah keadaan dimana rangkaian tug and barge tersebut rentan terhadap terpaan angin dan ombak yang relatif moderate. 

Kecilnya perbandingan antara kekuatan Bollard Pull dengan Displacement yang ditariknya juga diperparah dengan tidak dipersiapkannya Tug Boat tersebut dengan kemampuan Push and Pull yang baik. Sulit menemukan sebuah Tug boat dalam industri Tug and Barge yang memiliki Pusher Knee yang besar dan lebar dan dilengkapi dengan Camelong yang kuat dan terbuat dari Steel Wire. Bisa dipahami jika mereka selalu kesulitan disaat berlayar di sungai dan didorong arus dari belakang pada saat melewati daerah berbahaya ataupun jembatan.



Tidak adanya kemampuan menyetop laju tongkang dan mengarahkan haluannya dengan kecepatan yang rendah saat berlayar diarea sempit sering menyebabkan kecelakaan kapal jenis ini menabrak sisi sungai atau tiang jembatan.

Disinilah permasalahan itu terjadi, kombinasi antara low powered tug menarik beban berat yang bentuk Hydrodynamic serta aerodynamic nya tidak ideal sering menjadikan tugas sang pelaut menjadi berlipat ganda. Tidak diaturnya perbandingan bobot tongkang dan kekuatan Bollard Pull kapal serta tambahan fungsi sebagai Pusher tug masih menjadi kendala bagi aspek keselamatan jenis kapal ini.

Dibutuhkan campur tangan Badan Klasifikasi dan para ahli dibidang ini untuk membuat kajian yang bisa dijadikan dasar aturan yang baik agar moda transportasi tug and barge tetap terjaga keselamatannya dalam melayari laut dan sungai sungai di Indonesia.(*)

*Capt Zaenal A Hasibuan, a proud member of IKPPNI. Certified as Sea Pilot and Rig Mover