Ilustrasi |
Direktur
Perencanaan dan Pengembangan Pelindo I Iman A Sulaiman menjelaskan, kawasan
industri ini dikembangkan perseroan untuk menjadikan Pelabuhan Kuala Tanjung
sebagai Hubungan Internasional.
Menurutnya,
kawasan industri tersebut memiliki lahan 3.000 hektare yang bisa dikembangkan
oleh kalangan perusahaan.
"Jadi
di dalam Pelabuhan Kuala Tanjung kita ingin terpadu, ada fasilitas pelabuhan,
dermaga peti kemas, seaway. Kapasitas pelabuhannya itu 10 juta teus dengan
panjang dermaga 6.000 meter," ujarnya di Jakarta, Jumat (28/9) seperti
dikutip dari Jawapos.com.
Iman
merincikan, terdapat enam sektor industri yang diprioritaskan masuk dalam
kawasan industri Pelabuhan Kuala Tanjung yang diantaranya, Petrochemical Base,
metal, energi, semen, otomotif, dan food and beverage. Investasi untuk
membangun kawasan industri ini sekitar Rp 7 triliun hingga Rp 10 triliun.
"Jadi
kita beda dengan KEK Sei Mangkei, kalau Sei Mangkei kan sawit base, kalau kita
indutri petrochemical. Karena kita harapkan logistik 6 kelompok yang
potensial," tuturnya.
Iman
menambahkan, hingga saat ini perusahaan terus mempromosikan kawasan industri
Kuala Tanjung tersebut. Saat ini, sambung dia, sudah terdapat perusahaan yang
tertarik menempati kawasan industri tersebut.
"Memang
ketertarikan sudah ada tetapi belum sampai letter of interest (LOI),"
tandasnya. (*)