Kekhawatiran masyarakat setempat bahwa tongkang akan patah dan menumpahkan semua muatannya disampaikan Ketua Lembaga Penjaga pesisir Pantai dan Pulau Pulau Banten ( LP3B ) Bapak Galih karena pernah beberapa kali mengalami hal serupa; "Kami melakukan transplantasi terumbu karang pada 2021, karena sejak ramainya tongkang dan tug boat berlabuh jangkar diperairan desa kami, nelayan harus pergi jauh ketengah laut untuk mencari ikan.
Untuk membantu warga mencari nafkah, kami melakukan transplantasi terumbu karang didasar laut. Tapi yang menyedihkan, semua terumbu karang tersebut hancur lagi ditimpa jangkar kapal dan tongkang. Mareka lego jangkar seenaknya tanpa ada tempat tambat, akibatnya semua karang didasar laut hancur karena jangkar mereka, siapa yang peduli dengan hal ini?".
Pada Jum'at 6 Desember batubara diatas tongkang Titan 36 akhirnya benar-benar tumpah diperairan dangkal dan membuat pantai menjadi hitam. Masyarakat akan langsung merasakan dampak buruk dari pencemaran tersebut, dan kemungkinan akan hidup lebih susah lagi.
Ditjend Hubla harus segera melakukan perbaikan di sektor ini, jika tidak ingin keadaan menjadi bertambah buruk karena pengangkutan batubara menggunakan tongkang belum memiliki regulasi yang memadai.