Infrastruktur bawah laut—seperti pipa gas dan kabel data—menjadi tulang punggung kehidupan modern. Lebih dari 95% lalu lintas internet dunia dan transaksi finansial senilai 10 triliun dolar AS per hari bergantung pada jaringan ini. Namun, serangkaian kerusakan dan dugaan sabotase di Laut Baltik memicu kekhawatiran serius.
Tim penyelam Angkatan Laut Belanda bersama armada NATO tengah menyisir dasar laut Baltik. Mereka mencari kerusakan pada pipa dan kabel, infrastruktur vital yang bila terganggu bisa melumpuhkan sebuah negara. Kasus terbaru: kabel yang menghubungkan Estonia–Finlandia serta Jerman–Finlandia ditemukan rusak.
“Kapten kapal harus sadar, setiap ancaman pada infrastruktur kritis akan berkonsekuensi—mulai dari pemeriksaan, penahanan, hingga penangkapan.”
Pasukan NATO kini meningkatkan patroli. Dari kapal, drone, pesawat pengintai, hingga satelit—semua dikerahkan untuk mengamankan jalur bawah laut. Teknologi sonar, kendaraan bawah laut tanpa awak, hingga sensor canggih dipakai untuk mendeteksi anomali.
Dengan kecerdasan buatan, NATO mampu melacak lebih dari 100 ribu kapal setiap hari. Sistem ini bisa langsung memberi peringatan bila ada aktivitas mencurigakan di dekat jalur pipa dan kabel bawah laut.
Bagi NATO, menjaga keamanan infrastruktur bawah laut bukan sekadar operasi militer, tapi upaya mempertahankan stabilitas ekonomi, keamanan energi, dan konektivitas dunia modern. (AG)