Proyek Migas di Lepas Pantai Selat Makassar Dioperasikan Perusahaan Asal Italia -->

Iklan Semua Halaman

Proyek Migas di Lepas Pantai Selat Makassar Dioperasikan Perusahaan Asal Italia

Pulo Lasman Simanjuntak
30 Desember 2014
Jakarta, e.Maritim.Com,-Proyek minyak dan gas bumi (migas) Muara Bakau di lepas pantai Selat Makassar yang dioperasikan perusahaan asal Italia Eni akan siap produksi gas bumi pada kuartal I-2017.

"Produksi puncak proyek ini diproyeksikan mencapai 450 juta kaki kubik per hari (mmscfd)," kata Kepala Unit Percepatan Proyek Muara Bakau, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Eko Hariadi dalam keterangan tertulis, kemarin.

Eko mengatakan, wilayah kerja Muara Bakau terdiri dari 2 lapangan yaitu Lapangan Jangkrik dan Lapangan Jangkrik North East. Kedua lapangan ini terletak di lepas pantai laut Selat Makassar, kurang lebih 70 km di timur laut Delta Mahakam dengan dengan kedalaman 450-500 meter di bawah permukaan laut.

Lapangan Jangkrik akan berproduksi sebesar 300 juta kaki kubik per hari. Sedangkan Jangkrik North East produksinya sebanyak 150 juta kaki kubik per hari.

Kepala Humas SKK Migas, Rudianto Rimbono, menjelaskan pengembangan gas Lapangan Jangkrik diawali dengan ditemukannya sumur JKK-1 pada 2009. Kemudian dilanjutkan sumur JKK-2 dan JKK-3 pada 2010. Sementara Lapangan Jangkrik North East dimulai sejak penemuan sumur JNE-1 dan JNE-2 pada 2011.

"Total investasi kedua lapangan tersebut sebesar US$ 4 miliar (Rp 48 triliun). Rinciannya, investasi Lapangan Jangkrik sebesar US$ 2,8 milliar (Rp 33,6 triliun), ditambah Lapangan Jangkrik North East sebesar US$ 1,2 miliar (Rp 14,4 triliun)," ungkap Rudianto.

Rudianto mengatakan, selain 2 lapangan yang sudah dikembangkan, Muara Bakau memiliki potensi migas di prospek Katak Biru.

"Kami mengharapkan eni menggiatkan kegiatan di prospek tersebut dengan harapan menemukan cadangan yang komersial, sehingga dapat menjaga kesinambungan produksi di masa mendatang," katanya.

Kontrak Kerja Sama Muara Bakau ditandatangani pada 30 Desember 2002 dengan operarator Eni Muara Bakau BV (55%) yang bermitra dengan GDF Suez Exploration Indonesia BV (45%).
(detikfinance/pulo lasman simanjuntak)