Melihat Lebih Jauh Mengenai "Licinnya" Mafia Gas -->

Iklan Semua Halaman

Melihat Lebih Jauh Mengenai "Licinnya" Mafia Gas

Pulo Lasman Simanjuntak
08 Januari 2015
Jakarta,eMaritim.Com,-Lumpuhnya Petral, ditengarai bakal mengondisikan Ari Soemarno, menjadi penguasa migas baru. Ari adalah bekas Dirut Pertamina, kakak Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno.

Harap maklum. Integrated Supply Chain (ISC) adalah tempat bersejarah yang penuh kenangan bagi Ari dan para keleganya seperti Sudirman Said maupun Daniel Purba. ISC adalah tempat reuni bagi ketiganya. Ari mendirikan ISC saat dia menjabat Dirut Pertamina, sedangkan Sudirman Said sebagai Kepala ISC,dan Daniel Purba wakilnya.


Karier mereka bertiga berliku namun selalu happy ending. Ari Hernanto Soemarno—begitu nama lengkapnya—diberhentikan sebagai Dirut Pertamina pada Jumat, 6 Februari 2009, di saat heboh kasus pengadaan minyak mentah Zatapi yang diduga merugikan negara sekitar Rp425 miliar. Ari disebut-sebut terlibat dalam kasus ini. Toh, sampai kini ia aman-aman saja.

Sudirman Said setali tiga uang. Strateginya seolah memotong impor minyak, tapi malah menerapkan skema ISC. Seolah-olah importir langsung tapi menjadi broker minyak.

 “Sewaktu Sudirman menjabat corporate secretary Pertamina era Ari Soemarno, di Pertamina, Sudirman mendapat sokongan kuat Arifin Panigoro,” ungkap Petinggi Global Future Institute (GFI), Hendrajit.

Selain pernah menjadi Deputi Direktur ISC Pertamina, Sudirman juga sempat menjabat Wakil Dirut PT Petrosea Tbk. dan Group Chief of Human Capital and Corporate Services di PT Indika Energy Tbk.

Kedua perusahaan terbuka tersebut bergerak di bidang energi dan pertambangan. Sebelum menjadi Menteri Energi Sumber Daya Mineral, Master Bidang Administrasi Bisnis dari George Washington University, Washington, DC, Amerika Serikat ini adalah menjadi Dirut Pindad.

Lalu, siapa Daniel? Ia adalah Master Manajemen Rekayasa yang memulai kariernya di Pertamina pada tahun 1991 sebagai analis pasar untuk perdagangan minyak internasional. Pada 2003 menjabat AS VP Marketing Petral, kemudian pindah ke Pertamina menjadi LNG Business sebagai LNG Sales Operation Manager (2005).

Pada 2007, ia menjadi Commercial Manager pada (2007), dan mulai menikmati posisi VP yakni sebagai VP Engineering & Project Management Pertamina pada 2011.

Daniel juga sempat menjabat sebagai Direktur & COO PT Badak Natural Gas Liquefaction atau lebih dikenal dengan PT Badak NGL, perusahaan penghasil gas alam cair (LNG (Liquid Natural Gas) terbesar di Indonesia dan salah satu kilang LNG yang terbesar di dunia yang berlokasi Bontang, Kalimantan Timur.

Hubungan Ari dengan Daniel terjalin sangat panjang. Saat Ari menjabat sebagai Dirut PT Petral, Daniel menjadi wakilnya. Daniel disebut si anak emas yang juga cukup dikenal di kalangan mafia migas. Saat ia tandem dengan Ari di Petral, misalnya, semua solar impor dibeli dari Hin Leong Ltd. Daniel adalah kolega Hin Leong yang menuntun Ari, melalui Petral, berbisnis dengan pemain minyak terbesar Singapura itu.

Hin Leong adalah perusahaan trader dan storage terbesar di Singapura dalam hal bisnis solar. Bahkan dalam menjalankan usahanya, Hin Leong tak mengharamkan pembelian solar selundupan dari Indonesia dengan harga murah, bahkan kerap menaikkan harga Mean of Plats Singapore (MOPS) sehingga merugikan Indonesia.

Sebagaimana sudah disebut tadi, ketika Ari menjabat Dirut Pertamina, Daniel pun ditarik ke ISC, mendamping Sudirman Said yang didudukkan sebagai SVP. Nah, kini giliran Sudirman yang mengangkat Daniel sebagai SVP ISC, tempat yang tujuh bulan ia duduki. Inilah yang menyebabkan hasil kerja Tim Anti-Mafia terkesan meneguhkan jalinan poros Ari Soemarno, Sudirman Said, dan Daniel Purba plus Rini Soemarno.

"Kini adalah bergantinya tampuk mafia migas ke Soemarno inc. melalui kewenangan Menteri ESDM Sudirman,” ujar peneliti geo politik dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Salamuddin Daeng.

Tak berhenti di sini. Keputusan Tim Anti-Mafia Migas juga terkesan memperpanjang episode pertarungan Soemarno inc. Bagaimana tidak, begitu Ari lengser sebagai Dirut Pertamina dan digantikan Karen Agustiawan, keberadaan ISC ditinjau ulang dilimpahkan ke Petral. Sudirman Said yang baru memimpin ISC tujuh bulan pun dicopot. Kala itu Karen mengubah fungsi ISC dari badan pelaksana pengadaan BBM dan minyak menjadi penyusun strategi (think tank) pemasaran.

Faisal Basri pernah mengungkap Sudirman Said dicopot dari jabatan ISC karena ditelepon oleh seorang menteri, bukan karena kesalahan kebijakan tersebut. Sayangnya Faisal menyimpan rapat siapa menteri yang dimaksud. Pastinya, pada saat kejadian tersebut posisi Menteri BUMN dijabat oleh Sofyan Jalil dan Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro. Sementara kalangan migas seringkali menyebut Purnomo juga bagian dari mafia migas pesaing Ari Soemarno. (Sindo weekly/lasman simanjuntak)