Pemerintah Diminta Sediakan Kapal Perintis Berukuran 2 Ribu Gross Ton untuk Layani Trasnportasi Laut di Maluku -->

Iklan Semua Halaman

Pemerintah Diminta Sediakan Kapal Perintis Berukuran 2 Ribu Gross Ton untuk Layani Trasnportasi Laut di Maluku

Pulo Lasman Simanjuntak
19 Januari 2015
Ambon,eMaritim.Com,-Masyarakat mendesak pemerintah menyediakan kapal perintis berukuran di atas 2 ribu gross ton untuk melayani transportasi laut di wilayah Provinsi Maluku.Sejumlah wilayah di provinsi yang terdiri atas 1.34O pulau itu sering terisolasi berminggu-minggu ketika cuaca buruk karena kapasitas kapal yang tidak memadai.

Ada enam kapal perintis yang beroperasi di Maluku dari total kebutuhan kapal.Kapasitas kapal-kapal itu umumnya di bawah 7OO gros ton (GT) sehingga tidak mampu menghadang gelombang laut yang terkadang tingginya melampaui lima meter.Karena itu ketika cuaca buruk pelayaran pun terhenti.

Ein Jarusu, warga Pulau Romang, Kabupaten Maluku ketika dihubungi KOMPAS dari Ambon akhir pekan lalu mengatakan puluhan calon penumpang dengan rute Pulau Romang-Ambon masih tertahan di Pulau Romang.Itu karena gelombang tinggi yang melanda perairan di sana sejak dua pekan lalu baru reda tiga hari lalu.

Setelah cuaca membaik mereka masih menunggu kedatangan kapal KM Manusela yang baru bergerak dari Ambon.Kapal yang berbobot mati 5OO GT itu diperkirakan akan tiba di Pulau Romang hari ini Senin.

"Kami di sini sangat menderita ketika musim hujan seperti saat ini yang sering yang sering terjadi gelombang tinggi.Selain kapalnya kecil,jumlahnya juga kurang.Akibatnya setelah cuaca sudah cukup baik pun kami harus menunggu (kapal).Pemerintah tolong mendengar dan memperhatikan harapan kami ini," ujar Ein.

Hal senada dikatakan Ari Laode, pedagang bahan kebutuhan pokok di Ambon dan menjualnya kembali di Pulau Gorom, Kabupaten Seram Bagian Timur.Kapal yang melayani rute dengan waktu tempuh sekitar 31 jam itu adalah kapal feri KMP Bobot Masiwang.

Bobot mati kapal milik PT.Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan itu hanya 66O GT sehingga tidak diizinlan berlayar jika tinggi gelombang di atas dua meter.

"Akibatnya pengeluaran kami saat menunggu keberangkatan ke Ambon membengkak," kata Ari di Pelabuhan Slamet Riyadi, Ambon.Dia juga berharap ada kapal perintis berukuran besar yang melayani rute itu.

Sebagaimana diberitakan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan berjanji akan mendatangkan paling sedikit satu kapal perintis di Maluku dengan kapasitas minimal 2OOO GT.Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Maluku mengatakan belum ada informasi dari Kementerian Perhubungan tyerkait pengadaan kapal tersebut.(kps/lasman)