Tarif Sewa Lahan di Pelabuhan Masih Sangat Tinggi -->

Iklan Semua Halaman

Tarif Sewa Lahan di Pelabuhan Masih Sangat Tinggi

Pulo Lasman Simanjuntak
11 Januari 2015
Jakarta,eMaritim.Com,-Mahalnya sewa lahan pelabuhan, membuat pengusaha yang tergabung dalam Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (Iperindo) mengadukan persoalan ini kepada Komisi VI. Mereka berharap Komisi VI bisa ikut membantu mencari solusi.

"Tarif sewa lahan di pelabuhan sangat tinggi. Sebagai contoh untuk tarif sewa tanah pelabuhan di Pelindo III Rp. 45.000 /meter dan Pelindo II Rp. 160.000 /meter ini sebenarnya sangat memberatkan pagi pengusaha kapal," ujar Eddy Kurniawan, pengurus Iperindo di gedung Nusantara I, komplek gedung parlemen, Jakarta, belum lama ini, seperti dikutip dari www.teropongsenayan.com.

Selain mahal, menurut Eddy, ijin sewa tanah pelabuhan hanya berlaku 6 bulan sampai dengan 1 tahun. Padahal pembangunan kapal maupun sarana lepas pantai pada galangan kapal memerlukan waktu beberapa tahun. Sehingga membuat anggota Iperindo dibebani persoalan pengurusan perpanjangan ijin sewa lahan.

Menanggapi keluhan Iperindo, Ketua Komisi VI Hafizs Tohir mengatakan akan melakukan perubahan regulasi tentang pengelolaan lahan pelabuhan. Selain menata tarif sewa lahan pelabuhan, Haifzs berjanji juga akan membahas jangka waktu sewa lahan agar bisa mencapai 25-30 tahun. Sehingga industri galangan mendapat kepastian usaha.

"Kami akan bahas dengan pemerintah masalah regulasi tentang pengelolaan lahan, dan tarif sewa tanah yang harus kita ubah, karena banyak pengusaha kapal mnegeluhkan mahalnya sewa tahan di pelabuhan," cetus Hafisz. Dia mengungkapkan penataan ulang regulasi dibutuhkan mengingat investasi bisnis ini tergolong cukup besar.

Menurut Hafisz, keberadaan galangan kapal sangat diperlukan dalam mendukung industri pelayaran. Selain itu, industri yang padat modal, teknologi serta membutuhkan banyak tenaga kerja ini juga sangat berperan bagi kelancaran pasokan bahan kebutuhan pokok ke berbagai daerah serta program trayek pelayaran jarak pendek.

"Dengan keberadaan galangan maka kebutuhan kapal dapat dibangun dan dirawat di Indonesia serta penyerapan tenaga kerja usia produktif akan meningkat," kata Hafizs. Sehingga pengembangan industri ini sangat diperlukan bagi Indonesia yang kini tengah mengembangkan poros maritim.(mardiansyah/sonny listyanto/lasman simanjuntak)