Bangun Tiga Pelabuhan, PT.Pelabuhan Indonesia II Bakal Terbitkan Global Bond Senilai US$ 1 Miliar -->

Iklan Semua Halaman

Bangun Tiga Pelabuhan, PT.Pelabuhan Indonesia II Bakal Terbitkan Global Bond Senilai US$ 1 Miliar

Pulo Lasman Simanjuntak
03 Februari 2015
Jakarta,eMaritim.Com,-. Suplai obligasi berdenominasi dollar Amerika Serikat (AS) alias global bond terbitan korporasi bakal melimpah di awal tahun 2015. Sejumlah perusahaan menyiapkan emisi surat utang ini.

Salah satunya, PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) yang akan merilis global bond senilai S$ 500 juta atau setara Rp 4,81 triliun (kurs Rp 9.633,99 per dollar Singapura).Obligasi ini akan tercatat di Singapore Exchange Securities Trading Limited.

Prospektus perusahaan menyebutkan, instrumen ini bertenor lima tahun. APEX menargetkan tingkat suku bunga maksimal 10% per tahun. Namun, dalam kondisi pasar tertentu, APEX dapat memberikan kupon hingga 12% per tahun. Kepastian waktu penerbitan global bond menunggu rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 6 Maret mendatang.

Sejumlah perusahaan pelat merah juga menyusun rencana emisi global bond. PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II bakal menerbitkan global bond senilai US$ 1 miliar pada April tahun ini.
Rencananya, dana hasil penerbitan untuk membangun tiga pelabuhan di Papua Barat, Kalimantan Barat dan Sumatra Selatan.

Kemudian, PT Garuda Indonesia Tbk berniat menerbitkan global bond pada kuartal I-2015. Atas rencana tersebut, perseroan tengah menunggu persetujuan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) juga berencana menerbitkan global bond guna memenuhi kebutuhan utang jatuh tempo tahun ini yang diperkirakan mencapai Rp 2 triliun.

Langkah penerbitan gobal bond korporasi pada tahun ini sudah dirintis oleh Bank ICBC Indonesia. Perusahaan ini merilis surat utang senilai
US$ 500 juta pada 28 Januari lalu. Surat utang ini bertenor tiga tahun, dengan kupon sebesar 2,2%. Lembaga pemeringkat internasional Moodys Investment Service menyematkan rating Baa2 dengan outlook stabil untuk surat utang ini.

Hasil penerbitan obligasi untuk membiayai pinjaman jangka panjang. "Seperti pembiayaan infrastruktur dan proyek-proyek jangka panjang lainnya," kata Shen Xiaoqi Presiden Direktur Bank ICBC Indonesia.

Vice President Investment Quant Kapital Investama Hans Kwee mengatakan, penerbitan global bond akan berdampak positif terhadap kinerja emiten. Adapun, maraknya rencana penerbitan global bond di awal tahun diperkirakan karena suku bunga di luar negeri rendah. "Sehingga, penetapan kupon juga lebih ringan dibandingkan obligasi berdenominasi rupiah," ujarnya, Minggu (1/2/2015) seperti dikutip dari Koran Kontan, Senin (2/2/2015).

Sebagai gambaran, Jumat (30/1), yield obligasi AS, US Treasury bertenor 10 tahun di kisaran 1,68%. Sedangkan, surat utang negara (SUN) domestik seri acuan bertenor 10 tahun diperdagangkan dengan yield 7%. Yield tersebut yang menjadi acuan penetapan kupon penerbitan obligasi.

Korporasi domestik juga mengambil peluang di tengah melimpahnya likuiditas di luar negeri. Sebab, likuiditas di dalam negeri sedang seret.
Bisa mengerek kupon
Faktor lain yang menjadi pertimbangan korporasi adalah depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Pelemahan rupiah menguntungkan penerbitan global bond.

Hans memprediksi, nilai tukar rupiah masih akan melemah hingga akhir semester I-2015. "Emiten juga menghindari kenaikan suku bunga The Fed di semester II, sehingga memilih menerbitkan global bond di awal tahun," paparnya. Menurut Hans, bagi investor lokal, global bond korporasi bisa menjadi alternatif investasi guna melindungi nilai aset mereka dalam mata uang asing.

Namun, Fixed Income Analyst Samuel Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengingatkan, melimpahnya pasokan global bond di awal tahun, baik terbitan pemerintah dan korporasi akan memicu persaingan sengit. Seperti diketahui, pemerintah telah menawarkan global bond sebesar US$ 4 miliar pada Januari lalu. "Ketatnya persaingan bakal memaksa perusahaan mengerek kupon global bond, supaya bisa bersaing menarik minat investor," ujarnya.(pulo lasman simanjuntak)