Jakarta,eMaritim.Com,-Langkah Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti meledakkan dan menenggelamkan kapal pencuri ikan membuahkan hasil. Dengan langkahnya tersebut dinilai telah memberikan efek jera sehingga berdampak terhadap hasil tangkapan ikan nelayan Indonesia.
"Jadi dengan diledakkan kapal
berikan efek jera. Di satelit itu titik kapal-kapal yang menggunakan VMS (Vessel
Monitoring System) makin berkurang. Kalau dilihat dari data satelit
sebelumnya banyak titik-titik kapal yang tersebar di lautan Indonesia kini hanya
ada beberapa titik-titik kapal, penurunannya itu sekitar 90 persen. Jadi
sekitar 4.000 kapal sudah pergi," ujar Susi dalam tayangan 'Mata Najwa' di
Metro TV, Rabu (11/2/2015).
Ia menambahkan, langkah yang
dilakukan kementeriannya juga mendapatkan apresiasi dari sejumlah pihak.
"Banyak SMS dari Sorong,
Morotai. Terima kasih, sejak penenggalaman kapal itu
lautnya sepi. Tak pernah lihat lagi kota terapung di malam hari," kata
Susi.
Menurut Susi, langkah dilakukan
dengan meledakkan dan menenggalamkan kapal tersebut belum mendapatkan reaksi
bilateral secara langsung. Meski demikian, pihaknya mendapatkan surat anonim
tak resmi.
"Ada surat anonim tetapi bukan
resmi. Ini sebetulnya bukan negara mereka, pelaku-pelaku bisnis yang
memanfaatkan luas laut kita," ujar Susi.
Selain itu, ketua umum Kesatuan
Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Riza Damanik di acara yang sama
mengapresiasi penenggelaman kapal-kapal yang kedapatan mencuri ikan di perairan
Indonesia.
“Penenggelaman kapal-kapal yang
tanpa ijin mengambil ikan bisa menakut-nakuti para pelaku usaha yang tidak
resmi. Jadi nelayan-nelayan kita bisa sejahtera,” kata Riza
Seperti diketahui, pada tanggal 9
Februari 2015 lalu. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menenggelamkan
kapal Thailand SUDHITA 28 yang ditenggelamkan di Selat Dempo, Batam, Kepulauan
Riau. Penenggelaman kapal tersebut dipimpin langsung oleh Menteri Kelautan dan
Perikanan Susi Pudjiastuti yang dibantu oleh TNI AL.(sonny listyanto)