Surabaya,eMaritim.Com,-
– Ekspor kapal keluar negeri bukan hal pertama bagi PT PAL INDONESIA
(Persero), namun untuk Alat Utama Sistem Persenjataan (ALUTSISTA) Matra
Laut merupakan hal yang bersejarah. Sejak beproduksi selama 34 tahun,
kali pertama galangan kapal pemerintah ini meng-ekspor kapal perang.
Bertempat di bengkel fabrikasi Divisi Kapal Niaga, PT PAL INDONESIA
(Persero) melakukan pemotongan plat baja pertama sebagai produk ekspor
Alutsista Matra Laut, yaitu pembangunan Strategic Sealift Vessel (SSV)
pesanan Kementerian Pertahanan Filipina.
Pelaksanaan pemotongan
plat pertama sebagai penanda dimulai proses pembangunan kapal dihadiri
langsung Kepala Staff Angkatan Laut Filipina (Flag Officer In Command
Philippine Navy), Laksamana Madya Jesus C. Millan didampingi Duta Besar
Indonesia untuk Filipina, Jhonny Lumintang, Menteri Koordinator Bid.
Kemaritiman, Indroyono Soesilo, Kepala Staff Angkatan Laut, Laksdya TNI
Ade Supandi, serta Komisaris Utama Laksamana Marsetio turut hadir juga
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, belum lama ini, seperti dikutip dari www.pal indonesia.com, Selasa (3/2/2015).
Direktur
Utama PT PAL INDONESIA (Persero) M. Firmansyah Arifin menuturkan SSV
ini adalah pengembangan kapal LPD (Landing Platform Dock), ini adalah
produk ekspor Alutsista Matra Laut yang pertama yang dilakukan oleh
insan PAL INDONESIA.
“Proyek pembangunan kapal baru ini didapatkan
melalui serangkaian seleksi dan tes lelang internasional yang sangat
ketat” Tegasnya.
Kepala Staff Angkatan Laut Filipina Laksamana
Madya Jesus C. Millan menuturkan kapal ini nantinya sebagai
pemodernisasi alutsista Filipina yang dapat meningkatkan kemampuan
pertahanan Filipina. “Dua kapal ini nantinya dapat meningkatkan
kemampuan Angkatan Laut. Kapal ini akan sangat bermanfaat dalam
pengangkutan logistik ke beberapa pulau di Filipina” sambungnya.
Sementara itu, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman, Indroyono Soesilo
mengungkapkan proyek ini akan menjadi pembuka kerjasama yang baik
sebagai bukti Indonesia sebagai Negara Poros Maritim Dunia. “Pemesanan 2
kapal ini diharapkan membuka kerjasama lain dalam kemaritiman yang
dapat memperkuat hubungan antar Negara” tegasnya.
SSV (Strategic
Sealift Vessel) ini merupakan hasil desain dari pengembangan Kapal
jenis Landing Platform Dock (LPD) yang pernah dibuat dan banyak
menjalankan tugas dengan sangat berhasil. Diantaranya KRI Banda Aceh
(593) yang saat ini tengah aktif melakukan evakuasi korban pesawat Air
Asia QZ 8501, serta KRI Banjarmasin (592) yang sukses membantu misi
pembebasan pembajakan perompak di Somalia, serta misi kebudayaan ke
berbagai Negara di Belahan Dunia.
SSV ini didesain dengan
panjang 123 meter dan lebar 21,8 meter diawaki oleh 121 crew dengan
mengangkut 500 pasukan, mampu mengangkut bobot hingga 10.300 Ton dengan
draft 6 meter. Kapal ini mampu melaju selama 30 hari dengan jarak 9.360
mile laut dengan kecepatan maksimal 16 knot dengan mesin berkapasitas 2
x 2.920 kw. Ketahanan dan kemampuan ini didukung dengan mampu
mengangkut 4 tank, 1 mobile hospital, 2 Jeep dan 2 Heli. Ini
dimaksimalkan dapat membantu Filipina dalam menangani berbagai bencana.
Pemodernan seluruh alutsista Filipina ini akan mengakomodasikan
kemampuan pertahanan dan keamanan Filipina.(jhonnie castro)
|
|