Pengembangan Proyek Pelabuhan Laut Sejalan dengan Program Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia -->

Iklan Semua Halaman

Pengembangan Proyek Pelabuhan Laut Sejalan dengan Program Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia

Pulo Lasman Simanjuntak
02 Februari 2015
Menko Kemaritiman RI  Indroyono Soesilo sedang berbincang-bincang dengan salah delegasi asing untuk membicarakan mengenai pembangunan maritim di Indonesia. Menko kemaritiman juga serius dalam pembangunan pelabuhan laut di Indonesia. (Foto : Istimewa/eMaritim.Com)

Jakarta,eMaritim.Com,-"Samudera laut, selat, dan telukadalah masa depan peradaban kita.Kita terlalu lama memunggungi laut, memunggungi samudera, memunggungi selat, dan teluk."

Itu antara lain pidato Joko Widodo seusai dlantik sebagai Presiden republik Indonesia di gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta, 20 Oktober 2014.

Kedasyatan bentang samudera dan laut di Indonesia tidak hanya memiliki potensi sumber kakayan laut, tetapi memberikan peluang pengembangan industri kelautan-termasuk di dalam pengembangan proyek pelabuhan laut- yang merupakan salah satu program menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.

Sehingga pengembangan proyek pelabuhan laut sejalan dengan program pemerintahan Jokowi-JK dalam lima tahun ke depan  untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.

  Salah satu pembangun proyek pelabuhan laut seperti apa yang dilakukan oleh PT Pembangunan Perumahan (PP) Tbk an PT Waskita Karya Tbk (WSKT) bakal mengerjakan proyek pelabuhan laut.

Keduanya akan berkongsi dengan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I membentuk perusahaan patungan, PT Prima Multi Terminal (PMT) untuk menggarap proyek pelabuhan laut tersebut.

Sekertaris Perusahaan PTPP Taufik Hidayat mengatakan, perseroan telah menyiapkan ekuitas sebesar Rp 63 miliar guna persiapan pembangunan proyek tersebut. “Total project cost-nya sekitar Rp 700 miliar," katanya belum lama ini.

Diharapkan proyek ini nantinya akan mengerek pendapatan berulang perseroan. Pendapatan berulang atau reccuring income dapat memberikan kestabilan pendapatan di tengah melesunya industri properti, yang juga mempengaruhi bisnis konstruksi dan infrastruktur.

Oleh sebab itu perseroan akan terus mengejar porsi pendapatan berulang yang lebih besar guna mencapai kestabilan kinerja. Sebelumnya PTPP juga telah memperoleh proyek yang dapat memberikan pendapatan berulang, yakni dari  Park Hotel Jakarta, Park Hotel Bandung, PLTU Talang Duku 58 MW Sumatera Selatan, dan PLTU 2 x 7 MW Lampung Tengah.

Selain soal bisnis, masuknya PTPP di proyek ini juga merupakan bentuk implementasi atas penguatan sinergi antar Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan memberikan nilai tambah baik bagi pemegang saham maupun pemangku kepentingan.

Catatan saja, PMT didirikan dengan modal dasar Rp 580 miliar. Adapun, modal ditempatkan dan disetor penuh sebesar Rp 174 miliar.  Porsi kepemilikan PTPP pada perushaan patungan ini sebesar 30%.

Berarti, modal yang disetor perseroan sebesar Rp 52,2 miliar. Kemudian, WSKT mengempit 15% kepemilikan saham dan menyetor sebesar Rp 26,1 miliar modal di Prima Multi Terminal.  Sedangkan, Pelindo I menjadi pemilik saham mayoritas, yakni sebesar 55%. Berarti, nilai setoran modal BUMN pelabuhan ini mencapai Rp 95,7 miliar. (pulo lasman simanjuntak)