Jakarta,eMaritim.Com,-Konsep Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia yang digagas Presiden Joko Widodo (Jokowi) merupakan sebuah keniscayaan.
Hanya,
perlu persiapan matang untuk mewujudkan itu sehingga konsep tersebut
tidak menjadi jargon politik yang justru menelanjangi kedaulatan bangsa.
“Poros Maritim Dunia yang benar-benar milik Indonesia bukan
milik asing. Bukan juga jargon politik dan untuk keuntungan segelintir
orang serta menjadi bahan jualan yang akhirnya justru menelanjangi dan
mengancam kedaulatan bangsa kita,” kata Komandan Sekolah Staf dan
Komando Angkatan Laut (Danseskoal) Laksamana Muda TNI Herry Setianegara
saat peluncuran bukunya yang berjudul "Strategi Maritim pada Perang Laut
Nu-santara dan Poros Maritim Dunia" di Auditorium Jos Sudarso, Seskoal
Bumi Cipulir, Jakarta Selatan, kemarin, seperti dikutip dari sindonews.com di Jakarta, Minggu pagi (8/2/2015).
Dalam bukunya, penulis
melihat Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan
luas wilayah laut mencapai 93.000 km persegi dan luas zona ekonomi
eksklusif (ZEE) 6.159.032 km persegi. Namun, belum dimanfaatkan untuk
kesejahteraan bangsa karena ada missing link dengan rantai sejarah. Buku
setebal 152 halaman ini dirancang untuk mengembalikan Indonesia pada
lintasan yang semestinya.
Karena itu, mantan Kadispenal ini
menempatkan sejarah perang laut Nusantara mulai dari peperangan dengan
Kerajaan Demak, Kerajaan Banten, Kerajaan Gowa, dan sebagainya sebagai
cara untuk menggugah keyakinan bahwa Indonesia merupakan negara maritim
yang memiliki kedigdayaan dan energi untuk menggetarkan seantero jagat
raya. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Ade Supandi mengaku
bangga dengan terbitnya buku tersebut.
Ade mengakui betapa
miskinnya bangsa ini terhadap buku-buku kemaritiman. Buku ini bisa
menjadi tambahan pustaka dan referensi yang diambil dari strategi
peperangan Nusantara.
“Ini sebuah kebanggaan tersendiri sebab sangat
jarang ada yang menuliskan strategi maritim. Kalaupun ada, biasanya
dibuat oleh penulis luar negeri,” ucapnya.
Menurut Ade,
pengamanan maritim atau perairan Indonesia terkait penerapan konsep
Poros Maritim Dunia saat ini berbeda mengingat dinamika kerawanan dan
ancaman yang juga berbeda. Bila sebelumnya ancaman hanya illegal
fishing, mungkin saat ini adalah transaksi narkoba sehingga diperlukan
intensitas operasi yang semakin besar.
“TNI memandang, poros
maritim adalah bagaimana laut menjadi sumber kesejahteraan rakyat dan
investasi sebab investasi enggak mungkin masuk kalau tidak aman sehingga
peran Angkatan Laut dalam mengamankan jalur-jalur laut dan perairan
Indonesia maupun transportasi antarkepuluaun sangat besar,” tuturnya.
Ade
menyebutkan, untuk meng-cover seluruh perairan dibutuhkan sekitar 164
kapal TNI AL yang terdiri atas kapal jenis kombatan, kapal patroli,
kapal selam, dan kapal-kapal pendukung lain. Kapal-kapal tersebut akan
melakukan pengamanan pada perairan yang dinilai rawan.
“Paling tidak
untuk daily operation di laut sebanyak 20-30 kapal dilihat dari urgensi
kerawanan dan kapal yang dioperasikannya juga tentu bervariasi,”
katanya.
Pengamat pertahanan dan militer dari Universitas
Indonesia Connie Rahakundini Bakrie menilai, ada kesalahan paradigma
berpikir pemerintah bahwa poros maritim seolah-olah melindungi apa yang
dimiliki di lautan.
“Masih terjadi kekacauan, saat kita mulai berpikir
world maritimeaxis , pemikiran kita masih networking military ,” ujarnya.
Kedua, ada kerancuan di jajaran tingkat bawah antara tol laut dan high
way .
Menurut dia, konsep tol laut sangat dahsyat karena
bagaimana lima pulau yang dimiliki Indonesia punya kekhususan
masing-masing baik di bidang pertanian, industri, dan sebagainya. “Jadi
ada interaksi antarpulau dan perputaran sumber daya alam ada di laut,”
kata Connie. (pulo lasman simanjuntak)
sumber foto :www.google.com
eMaritim.Com


EMaritim Terpopuler
-
Ilustrasi | Keamanan Penjagaan Laut KETIKA INDONESIA HARUS MEMILIH ANTARA PENJAGA LAUT DAN PANTAI (PLP), KESATUAN PENJAGA LAUT DAN ...
-
Jakarta,19 Januari 2017. Berprofesi sebagai Perwira Kapal Niaga di Indonesia sampai saat ini masih belum dilindungi oleh undang undang...
-
KNKT Rilis capaian kerja Investigasi Keselamatan Transportasi Tahun 2017 Jakarta, eMaritim.com - Komite Nasional Keselamatan Transportas...

RUBRIK BERITA
- Pilihan (728)
- Marine-Offshore (229)
- Pelayaran (219)
- Perkapalan (187)
- Bisnis (137)
- Regulasi (132)
- Kepelabuhan (129)
- Internasional (125)
- Kelautan (122)
- Pendidikan (109)
- Hukum (108)
- Kepelautan (106)
- Gallery (81)
- Ulasan (76)
- Profil (71)
- Sains (61)
- Kecelakaan 2018 (52)
- Analisa (40)
- Hubla (33)
- IKPPNI (33)
- Opini (33)
- Marine Engineering (25)
- Video (21)
- HSE (6)
- Sorotan (5)
- Seminar (3)
- Kecelakaan 2019 (2)
- BKI (1)
