Tim Harga Minyak Indonesia : ICP Januari 2015 Capai US$ 45,30 per Barel -->

Iklan Semua Halaman

Tim Harga Minyak Indonesia : ICP Januari 2015 Capai US$ 45,30 per Barel

Pulo Lasman Simanjuntak
05 Februari 2015



Jakarta,eMaritim.Com,- Tim Harga Minyak Indonesia menyatakan harga rata-rata minyak mentah Indonesia dibulan Januari 2015 berdasarkan perhitungan formula Indonesian Crude Price (ICP) mencapai US$ 45,30 per barel, turun US$ 14,26 per barel dari Desember 2014 yang mencapai US$ 59,56 per barel. Sementara harga Minas/SLC mencapai US$ 45,56 per barel, turun US$ 14,44 per barel dari bulan sebelumnya yang mencapai US$ 60 per barel.

Penurunan harga minyak mentah Indonesia tersebut, sejalan dengan perkembangan harga minyak mentah utama di pasar internasional yang diakibatkan oleh beberapa factor. Salah satunya yaitu meningkatnya pasokan minyak mentah OPEC, khususnya dari Irak, di mana produksi minyak mentah Irak mencapai 4 juta barel per hari, meningkat kurang lebih 300 barel per hari dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya.

Demikian keterangan yang diperoleh eMaritim.Com dari situs resmi Kementerian ESDM di Jakarta, Kamis pagi (5/2/2015) .

Kemudian, berdasarkan publikasi IEA bulan Januari 2015, proyeksi permintaan minyak.global tahun 2015 sebesar 93,3 juta barel per hari, turun 0,01 juta barel.per hari dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya.

Berdasarkan laporan EIA (Energy Information Administration)-USA, tingkat stok mingguan minyak mentah komersial Amerika Serikat, gasoline dan distillate fuel oil selama bulan Januari 2015 mengalami kenaikan dibandingkan dengan bulan Desember 2014:
    • Stok minyak mentah AS di bulan Januari 2015 naik 21,2 juta barel dari 385,5 juta barel pada bulan Desember 2014 menjadi sebesar 406,7 juta barel.
    • Stok gasoline di bukan Januari 2015 naik 9,3 juta barel dari 229 juta barel pada bulan Desember 2014 menjadi sebesar 238,3 juta barel.
    • Stok distillate fuel oil di bulan Januari 2015 naik 7 juta barel dari 125,7 juta barel pada bulan Desember 2014 menjadi sebesar 132,7 juta barel.
Proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2015 juga menjadi salah satu penyebabnya, berdasarkan publikasi IMF (International Monetary Fund) bulan Januari 2015 mengalami penurunan sebesar 0,3% dibandingkan proyeksi periode sebelumnya yang disebabkan oleh melemahnya pertumbuhan ekonomi China, Rusia serta negara-negara berkembang.

Selain itu, masih kuatnya nilai tukar dolar AS dibandingkan dengan mata uang dunia lainnya. Juga mempengaruhi harga minyak mentah yang ada. Dan yang terakhir adalah keputusan raja baru Arab Saudi melanjutkan kebijakan harga lama yang tidak melakukan pemotongan produksi minyak mentah.

Sedangkan untuk kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak mentah selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut, juga dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan investasi di China yang melemah sejak kuartal III 2014 dan rendahnya permintaan minyak mentah serta produk turunannya dari Jepang.(sonny listyanto/pulo lasman simanjuntak)