Posisi Menara Mercusuar Tanjung Datu di Kabupaten Sambas Sangat Strategis -->

Iklan Semua Halaman

Posisi Menara Mercusuar Tanjung Datu di Kabupaten Sambas Sangat Strategis

Pulo Lasman Simanjuntak
08 Maret 2015
Sambas, eMaritim.Com,-Posisi menara mercusuar Tanjung Datu di Kelurahan Temanjuk Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas - sekitar 100 kilometer atau perjalanan darat 14 jam dari kota Pontianak Kalimantan Barat -sangat strategis karena posisinya langsung bersebelahan dengan mercusuar Malaysia. Selain letaknya berada di ujung Kalimantan, posisinya pun langsung berhadapan dengan perbatasan Malaysia timur khususnya wilayah Sarawak.

Mengingat posisinya yang strategis tersebut, selama ini, Kementerian Perhubungan senantiasa memberikan perhatian cukup besar terhadap keberadaan menara ini. Perhatian terutama dititikberatkan kepada fasilitas kapasitas lampu, dan pembangunan fisik menara dan kawasan secara keseluruhan. 

Hal lain yang diberi perhatian adalah fasilitas penunjang, dan kesiapan personil penjaga mercusuar.

Demikian dikatakan Kasie Logistik Navigasi Ditjen Perhubungan Laut Cabang Pontianak Nursekha, Komandan Pos Angkatan Laut (Dan Pos AL) Letnan Satu Pelaut Suswanto serta sejumlah penjaga mercusuar Tanjung Datu diantaranya Sibarat dan Muslihadi saat ditemui Tim Redaksi Pemberitaan www.dephub.go.id, belum lama ini.


Menurut Nursekha, untuk fasilitas penunjang, mekanisme kerja, dan kesiapan petugas jaga mercusuar, pihaknya berupaya melakukan koordinasi semaksimal mungkin. Selain mengacu kepada standar operasional, pihaknya juga berusaha agar sistem kerja di menara mercusuar Tanjung Datu berjalan sebaik mungkin. Upaya itu antara lain menyangkut shift pergantian petugas jaga, pelaporan, fasilitas penunjang termasuk kesejahteraan para petugas jaga. 

"Secara rutin kita selalu melakukan koordinasi melalui radio. Sesuai prosedur,koordinasi dilakukan dengan koordinator jaga," katanya.

Dengan dukungan Kementerian Perhubungan, lanjut dia, Kantor Navigasi Pontianak pun sudah meningkatkan fasilitas teknik seperti kapasitas lampu dan mesin sumber listrik.


Menurut Nursekha, keberadaan menara mercusuar Tanjung Datu memang memiliki beberapa "keunikan", selain letaknya yang berbatasan langsung dengan perbatasan Malaysia, posisinya yang di ujung dan diantara pertemuan Laut Kalimantan dan Laut Natuna menyebabkan posisi menara mercusuar Tanjung Datuk sulit dicapai.

 ''Untuk mencapai menara mercusuar Tanjung Datu harus menunggu cuaca baik, tidak bisa sembarangan pergi ke tempat tersebut. Karena kalau ombak laut lagi kencang, tinggi ombak bisa di atas 4 meter. Sudah begitu lokasi menara juga seperti berada di palung, sehingga kalau cuaca buruk, berbahaya," katanya.

"Sedangkan bila ditempuh jalan kaki, menara suar Tanjung Datuk harus ditempuh sekitar 6 bahkan 7 jam, naik jalan setapak melewati sejumlah gunung,'' jelas Nursekha.

Kondisi ini menyebabkan sering terganggunya pengiriman logistik ke Tanjung Datu. Selain itu, beratnya transportasi ke sana, (Tanjung Datu, red) sering mengakibatkan terganggunya pergantian shift pegawai.

Walaupun demikian, lanjut Nur, hingga saat ini program kerja di menara mercusuar Tanjung Datu tetap lancar sesuai prosedur tetap.

Hal itu dibenarkan oleh Dan PosAL Rusmanto yang kini mengemban jabatan komandan di kawasan Tanjung Datuk.

 "Cuaca baik biasanya mulai pertengahan Maret hingga Agustus. Di bulan-bulan itu, speedboat atau perahu mesin bisa merapat ke titik koordinat tempat mercu suar Tanjung Datu,'' kata dia. 

Karena posisinya di perbatasan, di kawasan menara Tanjung Datu terdapat pos militer TNI dan pos Bakor Kamla, bahkan rencananya tahun ini di daerah Temnajuk Paloh akan segera dibangun pangkalan militer.


Beratnya perjalanan menuju menara mercusuar Tanjung Datu juga disampaikan oleh sejumlah penjaga antara lain Sibarat yang sudah bertugas selama 25 tahun di menara tersebut. Menurut dia, posisi menara yang berada di pinggir lautan membuat ombak selalu besar, bahkan di musim cuaca buruk, ombak bisa di atas 4 meter bahkan lebih. 

"Sudah begitu, tepi lahan menara itu kayaknya palung lautan, sehingga ombaknya ganas sekali, betul-betul rawan,'' kata Sibarat.

Karena transportasi yang sulit tersebut, diakui oleh Sibarat, pergantian personil atau aplus pegawai kadang terkendala cuaca. Karena bila cuaca buruk, perahu atau speedboat tidak bisa berlabuh.

Namun seperti dikemukakan Kasie Logistik Kantor Navigasi Pontianak Nursekha, menurut Suswanto dan Sibarat, kegiatan kerja di Tanjung Datu tetap berjalan lancar, bahkan saat ini, peran dan kontribusinya lebih baik dibanding beberapa waktu lalu. (lasman simanjuntak)