Jakarta,eMaritim.Com,- PT Pelabuhan
Indonesia (Pelindo) III tahun 2015 membidik pendapatan senilai Rp 6
triliun atau naik sekitar 20 persen dari tahun lalu sebesar Rp 5
triliun.
"Kontribusi terbesar pendapatan
diproyeksi masih tetap diperoleh dari aktivitas di Pelabuhan Tanjung
Perak, Surabaya, yang pada tahun lalu menyumbangkan sekitar 60 persen
dari total revenue. Tahun lalu, laba perseroan mencapai Rp 1,4 triliun,"
kata Direktur Utama Pelindo III Djarwo Surjanto, usai melakukan MoU
penjualan korporasi dengan Garuda Indonesia, Selasa (3/3/2015).
Ia
mengungkapkan, pendapatan dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya
berkontribusi besar karena prasarana sandar kapal ini merupakan hub di
Indonesia bagian timur.
Pasalnya, Pelabuhan
Tanjung Perak melayani sekitar 30 rute pelayaran peti kemas domestik
secara reguler, atau lebih banyak dari yang dilayani Pelabuhan Tanjung
Priok, Jakarta.
"Priok memang pelabuhan terbesar, tapi konektivitas
dengan pelabuhan kecil kami rasa Surabaya lebih unggul," kata Djarwo.
Ia
menjelaskan, Pelindo III akan menginvestasikan sekitar Rp 4 triliun
guna membangun dan mengembangkan pelabuhan pada 2015. Dana tersebut
meningkat sekitar 33 persen dari nilai investasi pada 2014 dengan
besaran Rp 3 triliun.
Sinergi Bisnis
Terkait
kerja sama dengan Garuda Indonesia, sinergi kedua perseroan sebagai
langkah awal untuk memaksimalkan potensi bisnis masing-masing. Hal-hal
yang disepakati, di antaranya pemanfaatan layanan Garuda Indonesia Group
berupa penyediaan jasa angkutan udara dengan harga khusus bagi pegawai,
keluarga, dan afiliasi perusahaan kepelabuhanan yang berbasis di
Surabaya itu.
Selain itu, kata Djarwo, Garuda
akan membangun infrastruktur berupa sarana/sistem reservasi (corporate
online sales) di markas Pelindo III. Korporasi penerbangan itu juga
menyusun teknologi informasi berupa aplikasi Enterprise Resource
Planning (ERP).
Cakupan fasilitas yang
diberikan Garuda adalah 43 pelabuhan di tujuh provinsi, yaitu Jawa
Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Bali, Nusa
Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur, serta 10 anak perusahaan dan
afiliasi.
“Pelindo III kini mengelola 43
pelabuhan di Indonesia dan mulai melebarkan bisnis usaha lainnya seperti
perkapalan, energi, logistik, dan properti. Dukungan penyediaan jasa
transportasi udara dari maskapai terbaik akan meningkatkan efektivitas
dan efisiensi kinerja perseroan," ujarnya.
Saat
ini, Pelindo III mengelola 43 pelabuhan yang tersebar di tujuh
provinsi, antara lain Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan,
Kalimantan Tengah, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
"Dananya dari global bond dan sebagian laba. Kami minta dividen pay out
rasionya jangan gede-gede supaya dana yang di perusahaan cukup banyak,
bisa kami gunakan untuk investasi lagi," kata Djarwo.
Perseroan
sedang mempersiapkan pengembangan di koridor Bali, NTB, dan NTT untuk
meningkatkan potensi kepariwisataan di wilayah tersebut. Salah satu
proyek yang akan dikerjakan adalah mengembangkan fasilitas pelabuhan di
Bali supaya menampung kapal cruise dan yacht lebih banyak. Menurutnya,
pada tahun ini sudah ada sekitar 60 kapal yacht yang akan memasuki
kawasan Bali. "Peningkatan trafik ini harus kami siapkan fasilitasnya,"
kata dia.
Bahkan, sebagai antisipasi keinginan
wisatawan asing yang kemungkinan tidak hanya akan singgah di Pulau
Dewata, Pelindo III juga berencana membangun terminal baru di Labuan
Bajo, NTT. Proyeksinya, menurut Djarwo, terminal ini dibangun di atas
lahan 50 hektare (ha) mulai 2016 mendatang.
"Tahun
ini, kami juga berkonsentrasi menuntaskan detailed engineering design
(DED) dari pembangunan terminal ini, sehingga diperkirakan baru rampung
pada 2018," ujarnya.
Sementara itu, korporasi
tersebut sudah berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat terkait
terminal baru di Labuan Bajo. "Soal investasinya, kami belum punya ide.
Yang jelas di Labuan Bajo tidak akan kami buat secara besar-besaran
karena nanti tidak baik untuk lingkungannya," tutur Djarwo.
Menteri
Koordinator Bidang Maritim Indroyono Soesilo mengungkapkan, pemerintah
memang sedang merencanakan pembangunan tujuh marina mulai tahun ini
untuk menunjang pelayaran kapal wisata dan pesiar. Tujuh marina yang
dimaksud terletak di Saumlaki, Ambon, Kupang, Tarakan, Labuan Bajo,
Tanjung Pandan, dan Belitung.
"Dengan pelabuhan
itu diharapkan kapal wisata asing yang masuk ke Indonesia bisa mampir
dan menambatkan kapal mereka di pelabuhan-pelabuhan tersebut," ucapnya.(jhonnie castro)
sumber berita : sinar harapan/sinar harapan.co