Setelah Tiga Bulan Berhenti, Kapal Feri Kembali Beroperasi -->

Iklan Semua Halaman

Setelah Tiga Bulan Berhenti, Kapal Feri Kembali Beroperasi

Pulo Lasman Simanjuntak
09 Maret 2015
Angkutan air pompong menjadi salah satu angkutan umum antarpulau masyarakat Anambas.
(foto: f-roni/tanjungpinang pos)


Anambas,eMaritim.Com,- Kapal Feri MV Seven Star Island dan MV Batavia kembali beroperasi melayani rute Tarempa-Tanjungpinang, Jumat (27/2/2015). Kedua kapal ini sempat dilarang berlayar sekitar tiga bulan lalu, tepatnya sejak Desember 2014 akibat cuaca ekstrem di Perairan Laut Tiongkok Selatan.

”Kondisi cuaca di perairan Anambas sudah cukup aman untuk pelayaran. Kapal Ferry kini sudah kembali berlayar setelah dilarang berlayar selama tiga bulan akibat cuaca buruk,” kata Sanuri, salah seorang petugas Pelabuhan Beton Tarempa, kepada Tanjungpinang Pos, Senin  lalu (2/3/2015).

Menurutnya, kapal feri MV Seven Star Island dan Feri MV VOC Batavia sejak tiga bulan terakhir berhenti beroperasi, karena cuaca ekstrem dan gelombang laut yang cukup tinggi. Jika dipaksakan dapat mengancam keselamatan pelayaran dan jiwa penumpang.

”Sekarang sudah bisa jalan. Tiket keberangkatan untuk besok (hari ini, red) sudah dijual,” katanya.

Hal senada disampaikan agen feri VOC Batavia, Buncai di Tarempa. Untuk kapal feri yang melayani rute Tanjungpinang-Kepulauan Anambas mulai beroperasi Jumat (27/2/2015) kemarin.

 ”Kapal sudah mulai berlayar dari Tanjungpinang,” katanya.

Dia menjelaskan, untuk tahap awal ini kapal feri tersebut diberangkatkan dua kali dalam seminggu, jika penumpang banyak akan ditambah namun tergantung kondisi cuaca.

”Kita lihat dulu kondisinya kalau cuaca bagus dan jumlah penumpang banyak jadwalnya akan kita tambah,” ucapnya.

Sementara itu untuk harga tiket yang ditawarkan Rp 402 ribu. ”Harga ini sudah tidak ada subsidi lagi dari pemerintah,” terangnya.

Sementara itu, Dinas Perhubungan Kabupaten Kepulauan Anambas menyampaikan, pelayaran kapal cepat dan kapal-kapal penumpang lainnya saat ini berpatokan kepada Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Jika data BMKG menunjukkan cuaca yang bagus, maka pihak syahbandar akan memberikan izin berlayar. Tapi, jika cuaca tidak bagus, maka tidak akan dizinkan.

”Kami merujuk pada BMKG. Jika data dari mereka menunjukkan cuaca yang bagus, maka syahbandar akan memberikan izin berlayar,” tegas petugas Bidang Laut Dishub Anambas.

Endang. Sementara itu, Wakil Bupati Kepulauan Anambas Abdul Haris menilai, peminat sarana trasportasi laut sangat banyak. Meskipun di Anambas telah dilayani operator lain seperti PT Pelni dan Kapal Perintis. Namun, penumpang ferry tetap dipadati penumpang, bahkan sering kejadian kehabisan tiket.

”Ada kapal lain seperti Bukit Raya dan Perintis. Tapi, saya lihat, kapal feri selalu ramai. Sepertinya tidak habis-habisnya penumpang feri,” ucap Abdul Haris kepada Tanjungpinang Pos, kemarin.

Ia juga menyebutkan, kapal feri merupakan salah satu transportasi pilihan masyarakat yang sulit untuk ditinggalkan. Sebab, akses dari dan menuju Anambas hanya bisa dicapai melalui laut dan udara.

”Akses ke Anambas hanya laut dan udara. Tidak ada lewat darat. Transportasi udara terbatas. Jadi transportasi lautlah yang menjadi pilihan utama,” tutupnya.(pulo lasman simanjuntak)