Jakarta,eMaritim.Com,- Pertamina harus dipercaya mampu mengelola
sendirian Blok Mahakam. Walaupun begitu, Gubernur Kalimantan Timur
Awang Faroek Ishak meminta kontraktor migas asal Perancis, Total E&P
Indonesie tetap dilibatkan dalam masa transisi alih kelola Blok
Mahakam kepada PT Pertamina (Persero).
”Dalam masa transisi, saya minta Total tetap diikutsertaka. Soalnya ada kekhawatiran produksi migas bakal turun,” kata Awang Faroek di Jakarta, Senin (13/4/2015) seperti dikutip dari HU.Suara Karya, Selasa (14/4/2015).
Di saat produksi minyak dan gas bumi dari lapangan tersebut turun, katanya, bangsa Indonesia akan mengalami kerugian besar. Blok Mahakam disebut mampu memproduksi migas sekitar 25 persen dari total produksi nasional saat ini.
”Bukan cuma Kaltim yang akan mengalami kerugian, namun seluruh Indonesia bakan rugi. Permintaan ini pada dasarnya agar kepentingan Indonesia dapat terjaga,” katanya.
Meski yakin bangsa Indonesia bisa mengerjakannya 100 persen mengelola Blok Mahakam, Gubernur Kaltim tetap saja khawatir, sebab teknologi dalam pengelolaan wilayah kerja migas itu masih bergantung pada pihak asing.
”Jelas setuju mengelola Pertamina 100 persen, orang Indonesia sejatinya mampu. Namun, teknologi bangsa kita masih bergantung pada asing,” papar Awang.
Menyangkut skema kerja sama pada masa depan, Awang mengusulkan adanya pembagian saham, daerah mendapat 19 persen, Pertamia 51 persen dan Total tidak lebih dari 30 persen.
Sudah Dibeli
Tidak sama dengan Awang, Anggota Dewan Energi Nasional Andang Bachtiar mengingatkan Indonesia telah mempunyai teknologi dan sistem tata kelola yang dipakai Total sejak pengembalian biaya operasi kegiatan eksplorasi dan eksploitasi migas (cost recovery). (jhonnie castro)
sumber foto :sindonews.com
”Dalam masa transisi, saya minta Total tetap diikutsertaka. Soalnya ada kekhawatiran produksi migas bakal turun,” kata Awang Faroek di Jakarta, Senin (13/4/2015) seperti dikutip dari HU.Suara Karya, Selasa (14/4/2015).
Di saat produksi minyak dan gas bumi dari lapangan tersebut turun, katanya, bangsa Indonesia akan mengalami kerugian besar. Blok Mahakam disebut mampu memproduksi migas sekitar 25 persen dari total produksi nasional saat ini.
”Bukan cuma Kaltim yang akan mengalami kerugian, namun seluruh Indonesia bakan rugi. Permintaan ini pada dasarnya agar kepentingan Indonesia dapat terjaga,” katanya.
Meski yakin bangsa Indonesia bisa mengerjakannya 100 persen mengelola Blok Mahakam, Gubernur Kaltim tetap saja khawatir, sebab teknologi dalam pengelolaan wilayah kerja migas itu masih bergantung pada pihak asing.
”Jelas setuju mengelola Pertamina 100 persen, orang Indonesia sejatinya mampu. Namun, teknologi bangsa kita masih bergantung pada asing,” papar Awang.
Menyangkut skema kerja sama pada masa depan, Awang mengusulkan adanya pembagian saham, daerah mendapat 19 persen, Pertamia 51 persen dan Total tidak lebih dari 30 persen.
Sudah Dibeli
Tidak sama dengan Awang, Anggota Dewan Energi Nasional Andang Bachtiar mengingatkan Indonesia telah mempunyai teknologi dan sistem tata kelola yang dipakai Total sejak pengembalian biaya operasi kegiatan eksplorasi dan eksploitasi migas (cost recovery). (jhonnie castro)
sumber foto :sindonews.com