Jakarta,eMaritim.Com,-Pembicaraan media akhir akhir ini banyak yang menyoroti tentang Blok Mahakam. Secara keseluruhan pengelolaan Blok Mahakam saat ini dikelola di bawah PMA yaitu Total dan INPEX. Kewenangan kontrak ini akan berakhir tahun 2017 yang artinya sudah tak lama akan terjadi tawar menawar atau apabila ada keputusan berani pemerintah yang akan mengelolanya kembali.
Berdasarkan studi dan informasi bahwa keseluruhan cadangan yang tersedia di Blok Mahakam sekitar 27 triliun cubik (tcf). Sekitar 50 persen 13,5 tcf) cadangan yang dieskploitasi, dengan pendapatan kotor sekitar 100 miliar Dollar AS.
Sedangkan cadangan yang tersisa saat ini sekitar 12,5 tcf. Dengan harga gas yang terus naik, Blok Mahakam berpotensi menghasilkan pendapatan kotor sebesar 187 miliar Dollar AS atau sekitar Rp. 1.700 triliun (Sumber : berbagai media), sangat di sayangkan apabila pengelolaan tersebut tidak dipercayakan oleh anak negeri khususnya lembaga atau badan usaha Migas Negara dalam hal ini Pertamina.
Pada tulisan sebelumnya tentang geologi delta mahakam(https://syawal88.wordpress.com/2012/10/24/mengenal-lebih-dekat-tentang-delta-mahakam/) dijelaskan mengapa daerah ini sangat fenomenal secara geologinya.
Sedangkan cadangan yang tersisa saat ini sekitar 12,5 tcf. Dengan harga gas yang terus naik, Blok Mahakam berpotensi menghasilkan pendapatan kotor sebesar 187 miliar Dollar AS atau sekitar Rp. 1.700 triliun (Sumber : berbagai media), sangat di sayangkan apabila pengelolaan tersebut tidak dipercayakan oleh anak negeri khususnya lembaga atau badan usaha Migas Negara dalam hal ini Pertamina.
Pada tulisan sebelumnya tentang geologi delta mahakam(https://syawal88.wordpress.com/2012/10/24/mengenal-lebih-dekat-tentang-delta-mahakam/) dijelaskan mengapa daerah ini sangat fenomenal secara geologinya.
Anggapan ketidak berdayaan Pertamina dalam menangani blok besar eks asing menurut saya adalah salah besar karena dengan eksistensi dan kekayaan SDM yang kita punya, sepertinya hal tersebut bukanlah hal yang sulit seperti pengelolaan Blok ONWJ yang merupakan blok yang sebelumnya di kelola oleh British Petroleum yang tadinya sangat diragukan dan ternyata masih menyimpan prospek yang besar.
Sejarah Keberadaan Total EP Indonesie
Total EP Indonesie telah berdiri semenjak tahun 1968, dan berikut beberapa hal tentang sejarah Total EP Indonesie yang saya catat dari berbagai paper dan tulisan.
Tahun | Deskripsi |
1968 | ■ Berdirinya TOTAL E&P INDONESIE■ Penandatanganan Kontrak Bagi Hasil (Production Sharing Contract-PSC) dengan Pertamina untuk wilayah Jambi, Sumatera Selatan |
1970 | TOTAL E&P INDONESIE turut serta dalam kontrak Mahakam dan Bunyu, Kalimantan Timur, sebagai operator bersama JAPEX (kini INPEX Corporation) |
1972 | Penemuan lapangan minyak Bekapai di lepas pantai Mahakam |
1974 | ■ Penemuan lapangan minyak Handil dan Tambora di delta sungai Mahakan■ Produksi awal lapangan minyak Bekapai |
1975 | ■ Produksi awal lapangan minyak Handil |
1976 | Penyelesaian pembangunan terminal dan penampungan minyak Senipah |
1977 | ■ Penandatanganan Kontrak Bagi Hasil Muturi, Irian Jaya■ Puncak produksi minyak Mahakam dengan jumlah rata-rata 230.000 bopd■ Penemuan lapangan gas Tunu di delta sungai Mahakam ■ Produksi awal kilang gas alam cair Bontang |
1980 | Penemuan lapangan gas Tambora di delta sungai Mahakam |
1982 | Pengiriman pertama gas ikutan Handil dan Bekapai ke jaringan gas Kalimantan Timur untuk selanjutnya dikirimkan ke kilang gas alamcairBontang |
1983 | Penandatanganan Kontrak Bagi Hasil Melawi, Kalimantan Barat |
1984 | Produksi awal lapangan minyak Tambora |
1986 | ■ Penemuan lapangan gas Sisi di lepas pantai Mahakam■ Penandatanganan Kontrak Bagi Hasil Muara Kampar, Sumatera Tengah |
1988 | ■ Penandatanganan JOB Tengah, Kalimantan Timur■ Keikutsertaan di Blok Tuban, Jawa Timur■ Awal operasi ekstraksi LPG di kilang Bontang |
1989 | ■ Penandatanganan JOB Lahat, Sumatera Selatan■ Produksi awal gas Tambora |
1990 | ■ Produksi awal gas Tunu■ Awal operasi CPU fase I Tambora-Tunu■ Penandatanganan Kontrak Bagi Hasil Natuna Barat di laut Cina Selatan |
1991 | ■ Perpanjangan Kontrak Bagi Hasil Mahakam hingga 2017■ Keikutsertaan di wilayah Rebi, Kai dan Tanimbar, Laut Banda, Indonesia Timur■ Penemuan lapangan gas Peciko di lepas pantai Mahakam |
1992 | ■ Penemuan lapangan gas Nubi di lepas pantai Mahakam■ Produksi awal CPU fase II Tambora-Tunu |
1993 | ■ Kelanjutan fase II Tambora-Tunu■ Penyelesaian pembangunan fase II lapangan Tunu |
1994 | ■ Produksi gas mencapai 1.000 MMscfd■ Penemuan lapangan Mudi di Wilayah Tuban |
1995 | ■ Produksi awal perolehan gas EOR di Handil■ Awal proyekdebottlenecking CPU Tambora-Tunu■ Awal proyek pengembangan Tunu Utara |
■ Partisipasi di Blok B Jambi Selatan, Sumatera Selatan | |
1996 | ■ Produksi minyak kumulatif Wilayah Kontrak Mahakam mencapai 1 miliar barel■ Awal proyek pengembangan Peciko■ Produksi hidrokarbon melebihi produksi puncak tahun 1977 dengan jumlah 230.000 bopd ■ Penemuan Stupa di lepas pantai Mahakam ■ Penemuan Bungkal di Jambi Selatan |
1997 | ■ Produksi awal lapangan gas Tunu Utara■ Penandatanganan Kontrak Bagi Hasil Saliki dan Sebawang di Kalimantan Timur■ Produksi hidrokarbon mencapai 280.000 boepd |
1999 | Produksi awal gas Peciko |
2000 | Penyelesaian Tunu fase VII |
2003 | Peresmian Proyek Kompresi lapangan Tunu pada tanggal 15 September (Tunu fase VII dan Tunu fase VIII) oleh Presiden Megawati Soekarnoputri |
2004 | Pada tanggal 21 Maret, produksi hidrokarbon mencapai 584.927 boe termasuk 2.725 MMscf gas. |
1968-2017 bukanlah waktu yang sebentar, tetapi waktu cukup lama pihak Total EP Indonesie berkarya di negeri ini.
Namun, tak ada salahnya pasca 2017 pengelolaan blok yang begitu kaya gas ini dikembalikan ke anak bangsa agar kelak kita tahu bagaimana rasanya mengelola lapangan gas terbesar tersebut dan benar benar menghargai tulisan yang di gembor gemborkan selama ini berupa tulisan “Aku Cinta Produk Indonesia”.
Namun, tak ada salahnya pasca 2017 pengelolaan blok yang begitu kaya gas ini dikembalikan ke anak bangsa agar kelak kita tahu bagaimana rasanya mengelola lapangan gas terbesar tersebut dan benar benar menghargai tulisan yang di gembor gemborkan selama ini berupa tulisan “Aku Cinta Produk Indonesia”.
Dan, sangat penting apabila kelak Blok Mahakam itu benar benar bisa dikendalikan oleh anak negeri ini.
(https://syawal88.wordpress.com/lasman simanjuntak)
sumber foto : energytoday.com/tribunnews.com/katadata.com
sumber foto : energytoday.com/tribunnews.com/katadata.com