Mengapa Migas Blok Mahakam Begitu Penting ? -->

Iklan Semua Halaman

Mengapa Migas Blok Mahakam Begitu Penting ?

Pulo Lasman Simanjuntak
07 April 2015
Jakarta,eMaritim.Com,-Pembicaraan media akhir akhir ini banyak yang menyoroti tentang Blok Mahakam. Secara keseluruhan pengelolaan Blok Mahakam saat ini dikelola di bawah PMA yaitu Total dan INPEX. Kewenangan kontrak ini akan berakhir tahun 2017 yang artinya sudah tak lama akan terjadi tawar menawar atau apabila ada keputusan berani pemerintah yang akan mengelolanya kembali.

Berdasarkan studi dan informasi bahwa keseluruhan cadangan yang tersedia di Blok Mahakam sekitar 27 triliun cubik (tcf). Sekitar 50 persen 13,5 tcf) cadangan yang dieskploitasi, dengan pendapatan kotor sekitar 100 miliar Dollar AS.

Sedangkan cadangan yang tersisa saat ini sekitar 12,5 tcf. Dengan harga gas yang terus naik, Blok Mahakam berpotensi menghasilkan pendapatan kotor sebesar 187 miliar Dollar AS atau sekitar Rp. 1.700 triliun (Sumber : berbagai media), sangat di sayangkan apabila pengelolaan tersebut tidak dipercayakan oleh anak negeri khususnya lembaga atau badan usaha Migas Negara dalam hal ini Pertamina.

Pada tulisan sebelumnya tentang geologi delta mahakam(https://syawal88.wordpress.com/2012/10/24/mengenal-lebih-dekat-tentang-delta-mahakam/) dijelaskan mengapa daerah ini sangat fenomenal secara geologinya. 

Anggapan ketidak berdayaan Pertamina dalam menangani blok besar eks asing menurut saya adalah salah besar karena dengan eksistensi dan kekayaan SDM yang kita punya, sepertinya hal tersebut bukanlah hal yang sulit seperti pengelolaan Blok ONWJ yang merupakan blok yang sebelumnya di kelola oleh British Petroleum yang tadinya sangat diragukan dan ternyata masih menyimpan prospek yang besar.

Sejarah Keberadaan Total EP Indonesie
Total EP Indonesie telah berdiri semenjak tahun 1968, dan berikut beberapa hal tentang sejarah Total EP Indonesie yang saya catat dari berbagai paper dan tulisan.

TahunDeskripsi
1968■    Berdirinya TOTAL E&P INDONESIE■  Penandatanganan   Kontrak   Bagi   Hasil   (Production   Sharing
Contract-PSC) 
dengan Pertamina untuk wilayah Jambi, Sumatera
Selatan
1970TOTAL E&P INDONESIE turut serta dalam kontrak Mahakam dan Bunyu, Kalimantan Timur, sebagai operator bersama JAPEX (kini INPEX Corporation)
1972Penemuan lapangan minyak Bekapai di lepas pantai Mahakam
1974■  Penemuan lapangan minyak Handil dan Tambora di delta sungai
Mahakan■    Produksi awal lapangan minyak Bekapai
1975■   Produksi awal lapangan minyak Handil
1976Penyelesaian pembangunan terminal dan penampungan minyak Senipah
1977■    Penandatanganan Kontrak Bagi Hasil Muturi, Irian Jaya■ Puncak  produksi   minyak  Mahakam   dengan jumlah  rata-rata
230.000 bopd■    Penemuan lapangan gas Tunu di delta sungai Mahakam
■    Produksi awal kilang gas alam cair Bontang
1980Penemuan lapangan gas Tambora di delta sungai Mahakam
1982Pengiriman pertama gas ikutan Handil dan Bekapai ke jaringan gas Kalimantan Timur untuk selanjutnya dikirimkan ke kilang gas alamcairBontang
1983Penandatanganan Kontrak Bagi Hasil Melawi, Kalimantan Barat
1984Produksi awal lapangan minyak Tambora
1986■    Penemuan lapangan gas Sisi di lepas pantai Mahakam■ Penandatanganan Kontrak Bagi Hasil Muara Kampar, Sumatera
Tengah
1988■    Penandatanganan JOB Tengah, Kalimantan Timur■   Keikutsertaan di Blok Tuban, Jawa Timur■    Awal operasi ekstraksi LPG di kilang Bontang
1989■    Penandatanganan JOB Lahat, Sumatera Selatan■   Produksi awal gas Tambora
1990■    Produksi awal gas Tunu■    Awal operasi CPU fase I Tambora-Tunu■  Penandatanganan Kontrak Bagi Hasil Natuna Barat di laut Cina
Selatan
1991■    Perpanjangan Kontrak Bagi Hasil Mahakam hingga 2017■ Keikutsertaan di wilayah Rebi, Kai dan Tanimbar, Laut Banda,
Indonesia Timur■    Penemuan lapangan gas Peciko di lepas pantai Mahakam
1992■    Penemuan lapangan gas Nubi di lepas pantai Mahakam■   Produksi awal CPU fase II Tambora-Tunu
1993■    Kelanjutan fase II Tambora-Tunu■    Penyelesaian pembangunan fase II lapangan Tunu
1994■    Produksi gas mencapai 1.000 MMscfd■    Penemuan lapangan Mudi di Wilayah Tuban
1995■    Produksi awal perolehan gas EOR di Handil■    Awal proyekdebottlenecking CPU Tambora-Tunu■    Awal proyek pengembangan Tunu Utara
■  Partisipasi di Blok B Jambi Selatan, Sumatera Selatan
1996■  Produksi minyak kumulatif Wilayah Kontrak Mahakam mencapai
1 miliar barel■    Awal proyek pengembangan Peciko■  Produksi  hidrokarbon  melebihi  produksi  puncak tahun   1977
dengan jumlah 230.000 bopd
■    Penemuan Stupa di lepas pantai Mahakam
■    Penemuan Bungkal di Jambi Selatan
1997■    Produksi awal lapangan gas Tunu Utara■  Penandatanganan Kontrak Bagi Hasil Saliki dan Sebawang di
Kalimantan Timur■    Produksi hidrokarbon mencapai 280.000 boepd
1999Produksi awal gas Peciko
2000Penyelesaian Tunu fase VII
2003Peresmian Proyek Kompresi  lapangan Tunu pada tanggal   15 September (Tunu fase VII dan Tunu fase VIII) oleh Presiden Megawati Soekarnoputri
2004Pada tanggal 21 Maret, produksi hidrokarbon mencapai 584.927 boe termasuk 2.725 MMscf gas.

1968-2017 bukanlah waktu yang sebentar, tetapi waktu cukup lama pihak Total EP Indonesie berkarya di negeri ini.

 Namun, tak ada salahnya pasca 2017 pengelolaan blok yang begitu kaya gas ini dikembalikan ke anak bangsa agar kelak kita tahu bagaimana rasanya mengelola lapangan gas terbesar tersebut dan benar benar menghargai tulisan yang di gembor gemborkan selama ini berupa tulisan “Aku Cinta Produk Indonesia”.

Dan, sangat penting apabila kelak Blok Mahakam itu benar benar bisa dikendalikan oleh anak negeri ini.

(https://syawal88.wordpress.com/lasman simanjuntak)
sumber foto : energytoday.com/tribunnews.com/katadata.com