Jakarta,eMaritim.Com,-Dengan adanya tuntutan standar pelaut yang
ditetapkan International Maritime Organization (IMO). Pelaut dunia
termasuk dari Indonesia harus mengikuti syarat dan ketentuan Standards of
Training, Certifitation and Watchkeeping (STCW) Amandemen Manila 2010.
Mulai tanggal 1 Januari 2017,
sertifikat kompetensi (COC) ataupun sertifikat keterampilan (COP) yang belum
di-update mengikuti standar STCW Amandemen Manila 2010 diangap tidak berlaku, sehingga para pelaut tersebut tidak akan bisa
berlayar. Para pelaut bisa melakukan updating
kompetensinya sesuai standar STCW paling tidak sampai tanggal 31
Desember 2016.
“Untuk itu, beberapa unit pelaksana
teknis (UPT) Badan Pengembangan SDM Perhubungan siap memfasilitasi dan
menyelenggarakan diklat kepelautan sesuai standar IMO tersebut. Mereka membuka
program pendidikan singkat atau short course mengenai berbagai
kemampuan dan keahlian pelaut,” kata Kepala BPSDM Perhubungan Wahju Satrio
Utomo di Jakarta, Senin kemarin (29/4/2015), seperti dikutip eMaritim.Com dari www.dephub.go.id, Jumat siang (1/5/2015).
Seluruh kampus pelaut di bawah BPSDM Perhubungan, lanjutnya, sudah diakui sebagai regulator sektor pelayaran niaga nasional
untuk menyelenggarakan diklat profesi dan kemampuan pelaut.
“Pelaut Indonesia yang akan mengikuti diklat kepelautan
mulai tingkat dasar sampai mahir bisa dilayani dan dilakukan di kampus-kampus
dalam negeri milik BPSDM Perhubungan. Artinya, kemampuan dan profesionalisme
sekolah pelaut Indonesia sudah diakui dunia international,” kata Tommy, sapaan
akrab dia.
Adapun kampus pelaut yang mendapat pengakuan untuk
menyelenggarakan diklat pelaut di lingkungan BPSDM Perhubungan adalah Sekolah
Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta, Balai Besar Peningkatan Penyegaran dan
Pendidikan Ilmu Pelayaran (BP3IP) Jakarta, Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP)
Semarang, PIP Makassar, Politeknik Pelyaran (Poltekpel) Surabaya, Balai
Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP) Tangerang, BP2IP Barombong,
BP2IP Sorong, dan BP2IP Malahayati.
“Kampus-kampus tersebut, selain menyelenggarakan
pendidikan regular, juga membuka diklat jangka pendek dan menengah sampai ke
tingkat mahir. Selain sudah diakui, lulusannya juga diterima di perusahaan
pelayaran kelas dunia,” jelas Tommy.
Menurutnya, kualitas kampus pelaut sama dan sederajat, bukan
hanya kampus di wilayah barat Indonesia, tapi juga di wilayah
timur Indonesia.
“BP2IP Sorong misalnya, baru akan mewisuda taruna regular
angkatan pertama. Tapi, untuk diklat pelaut jangka pendek sudah ratusan siswa
yang diluluskan dan mereka bekerja di seluruh dunia,” tegas Tommy.( pulo lasman simanjuntak)