Sekitar 80 Persen Wilayah Pesisir di Pantai Utara Jawa Kini Dalam Kondisi Memprihatinkan -->

Iklan Semua Halaman

Sekitar 80 Persen Wilayah Pesisir di Pantai Utara Jawa Kini Dalam Kondisi Memprihatinkan

Pulo Lasman Simanjuntak
05 Mei 2015
Direktur Pesisir dan Lautan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Eko Rudianto mengatakan di wilayah Jawa Barat sampai dengan akhir tahun 2010 fenomena abrasi/erosi pantai diperkirakan mencapai 1.190 hektare.

”Khusus di Bekasi, Jawa Barat kerusakan akibat abrasi pantai kurang lebih seluas 109 hektare atau hampir 10 persennya dari wilayah Provinsi Jawa Barat,” kata Eko di Jakarta, Senin (4/5/2015) seperti dikutip dari HU.Suara Karya, Selasa (5/5/2015).

Lebih jauh Eko mengatakan, Abrasi paling besar terjadi di Kabupaten Brebes sebesar 2.115 hektare dan Kabupaten Demak 1.016 hektare dan kerusakan mangrove terparah terjadi di Kota Pekalongan serta Kabupaten Batang.

”Di Demak satu kecamatan tenggelam akibat abrasi pantai. Untuk itu sesegera mungkin kita harus melakukan percepatan rehabilitasi kawasan pesisir,” kata Eko.

Menurutnya, di wilayah tersebut kerusakan pesisir telah mengakibatkan kemunduran garis pantai sejauh 1-1,5 km dan 208 keluarga mengungsi. Bukan hanya itu, kerusakan telah mengakibatkan hilangnya roda perekonomian di kawasan tersebut karena hancurnya tambak-tambak udang dan bandeng milik warga.

Dalam hal ini, lanjut Eko, Kementerian Kelautan dan Perikanan sejak 2002 sudah melakukan upaya rehabilitasi dengan menanam mangrove di sebagian pantura Jawa yang mengalami abrasi, antara lain, di Pantura Jakarta, Tangerang, Lebak, Bekasi, Karawang, Indramayu, Cirebon, Brebes, Pekalongan, Kendal, Pati, Semarang, Demak, Rembang, Gresik, Sidoarjo, Lamongan dan Tuban.

Selain itu, KKP juga telah melakukan upaya rehabilitasi melalui pembangunan struktur bangunan pelindung pantai yang dinamakan sabuk pantai.

Ini diharapkan berfungsi untuk mengurangi kekuatan gelombang dan menangkap sedimen sehingga nantinya mangrove yang ditanam dapat dilindungi dari terjangan gelombang.

”Sedimen yang tertangkap pun dapat dimanfaatkan sebagai areal penanaman mangrove,” ujarnya.

Sementara itu diketahui, warga pesisir selatan Kabupaten Lebak, Banten telah mendirikan posko siaga bencana dengan menanam pohon mangrove dan talut untuk mencegah abrasi pantai.

”Kami berharap posko siaga bencana ini dapat menjaga pelestarian pesisir pantai agar tidak rusak hingga menimbulkan bencana alam,” kata Kepala Bidang Kelautan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Lebak Winda Triana di Lebak, Minggu.

Masyarakat pesisir di daerah itu telah melaksanakan penanaman mangrove untuk mencegah badai maupun angin kencang.(jhonnie castro)
sumber foto :  tribunnews.com