Indonesia Siap Kontribusi Diskursus Kelautan Global -->

Iklan Semua Halaman

Indonesia Siap Kontribusi Diskursus Kelautan Global

Pulo Lasman Simanjuntak
08 Juni 2015
Presiden Republik Portugal Anibal Covaco Silva (kiri) dan Menko Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo disela-sela Blue Week 2015 meeting di Centro Cultural Belem, Lisabon  Jum'at 5 Juni 15. 

Jakarta,eMaritim.Com,-Pada Pertemuan Tingkat Menteri (PTM) tentang pengelolaan laut dan samudra secara berkesinambungan dengan tema Blue Week 2015 pada  5 Juni 2015 di Lisabon, Menko Maritim, Indroyono Soesilo yang menyampaikan kesiapan Indonesia untuk berkontribusi positif kepada diskusi global tentang pentingnya pengelolaan berkesinambungan laut dan samudra. 

Indonesia menyatakan bahwa salah satu model blue economy yang ada di Lombok dapat digunakan sebagai suatu referensi dalam pembahasan pengelolaan laut secara berkesinambungan dan terintegrasi.

Indonesia juga menyatakan bahwa negara-negara dapat Asia African Center yang berpusat di Jakarta guna menyusun berbagai proyek percontohan dalam rangka blue economy atau pun dalam rangka pelaksanaan Goal 14 dari Sustainable Development Goal PBB Paska 2015. Pada kesempatan intervensi ini, Indonesia juga menyampaikan penetapan sebagai keketuaan Indian Ocean Rim Association (IORA) mulai Oktober 2015-2017.

PTM Blue Week ini merupakan pertemuan puncak dari rangkaian acara Blue Week di Lisabon, PTM Blue Week dibuka oleh Menteri Pertanian dan Kelautan, Ms. Assunção Cristas; Menteri Energi, Penataan Ruang, dan Lingkungan Hidup, Mr. Jorge Moreira da Silva; dan Menteri Luar Negeri, Mr. Rui Machete. 

 PTM ini dihadiri oleh 42 pejabat setingkat menteri atau wakil menteri yang membidangi kelautan dan perwakilan organisasi internasional, termasuk RRT, Amerika Serikat,  Palestina, Timor Leste, Brazil, Filipina, Spanyol, Jerman, Belgia, Belanda, Islandia, Norwegia, Polandia, Italia, Siprus, Maroko, Aljazair, Angola, Bangladesh, PBB, OECD, FAO, UE, dan CPLP.

PTM Blue Week menghasilkan dokumen kesepakatan Declaration of Ministerial Meeting of the Blue Week 2015. Dalam Declaration of Ministerial Meeting of the Blue Week 2015, terdapat 3 hal penting yang perlu digarisbawahi yakni kesepakatan tentang Maritime Spatial Planning and Management yang berguna sebagai tolok ukur mengendalikan pemanfaatan ekosistem sumber daya kelautan dan kemaritiman yang berkelanjutan.

 Financing Blue Economy yang diharapkan dapat terbentuknya mekanisme dan sumber pembiayaan program Blue Economy yang berkelanjutan; dan perlunya pentapan Ocean Governance dimana mencakup juga kebijakan maritim dunia yang terintegrasi dengan sektor lainnya dimana bidang kelautan dan kemaritiman memainkan peran yang sangat penting pada kehidupan, Indonesia menyadari bahwa masalah yang berkaitan dengan laut dan samudera terkait erat dan saling terkait, dan perlu diperhatikan secara holistik.

Pada kesempatan intervensi dalam PTM Blue Week 2015 ini,  Indonesia juga menyampaikan adanya  strategi maritim baru berdasarkan lima pilar yang fundamental, yaitu budaya maritim, ekonomi maritim, infrastruktur maritim, keamanan maritim dan diplomasi maritim.

Pada intinya Indonesia bergerak maju dengan konsep Global Blue Economy and Blue Growth, dimana telah ditetapkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Pulau Lombok sebagai program percontohan  Blue Growth Initiative dengan berbagai kegiatan terpadu pengembangan kelautan dan perikanan, wisata bahari, konservasi dan pelestarian lingkungan, seperti pelestarian bakau, serta penyediaan infrastruktur dasar.(press release humas menko kemaritiman/lasman simanjuntak)