Presiden Republik Portugal Anibal Covaco Silva (kiri) dan Menko Bidang
Kemaritiman Indroyono Soesilo disela-sela Blue Week 2015 meeting di
Centro Cultural Belem, Lisabon Jum'at 5 Juni 15.
Jakarta,eMaritim.Com,-Pada Pertemuan Tingkat Menteri (PTM) tentang pengelolaan laut dan samudra secara berkesinambungan dengan tema Blue Week 2015 pada 5 Juni 2015 di Lisabon, Menko Maritim, Indroyono Soesilo yang menyampaikan kesiapan Indonesia untuk berkontribusi positif kepada diskusi global tentang pentingnya pengelolaan berkesinambungan laut dan samudra.
Jakarta,eMaritim.Com,-Pada Pertemuan Tingkat Menteri (PTM) tentang pengelolaan laut dan samudra secara berkesinambungan dengan tema Blue Week 2015 pada 5 Juni 2015 di Lisabon, Menko Maritim, Indroyono Soesilo yang menyampaikan kesiapan Indonesia untuk berkontribusi positif kepada diskusi global tentang pentingnya pengelolaan berkesinambungan laut dan samudra.
Indonesia menyatakan bahwa salah
satu model blue economy yang ada di Lombok dapat digunakan sebagai suatu
referensi dalam pembahasan pengelolaan laut secara berkesinambungan dan
terintegrasi.
Indonesia juga menyatakan bahwa
negara-negara dapat Asia African Center
yang berpusat di Jakarta guna menyusun berbagai proyek percontohan dalam rangka
blue economy atau pun dalam rangka pelaksanaan Goal 14 dari Sustainable Development Goal PBB Paska 2015.
Pada kesempatan intervensi ini, Indonesia juga menyampaikan penetapan sebagai
keketuaan Indian Ocean Rim Association
(IORA) mulai Oktober 2015-2017.
PTM Blue Week
ini merupakan pertemuan puncak dari rangkaian acara Blue Week di Lisabon, PTM Blue
Week dibuka oleh Menteri Pertanian dan Kelautan, Ms. Assunção Cristas;
Menteri Energi, Penataan Ruang, dan Lingkungan Hidup, Mr. Jorge Moreira da
Silva; dan Menteri Luar Negeri, Mr. Rui Machete.
PTM ini
dihadiri oleh 42 pejabat setingkat menteri atau wakil menteri yang membidangi
kelautan dan perwakilan organisasi internasional,
termasuk RRT, Amerika Serikat, Palestina, Timor Leste, Brazil, Filipina,
Spanyol, Jerman, Belgia, Belanda, Islandia, Norwegia, Polandia, Italia, Siprus,
Maroko, Aljazair, Angola, Bangladesh, PBB, OECD, FAO, UE, dan CPLP.
PTM Blue Week
menghasilkan dokumen kesepakatan
Declaration of Ministerial Meeting of the Blue Week 2015. Dalam Declaration of Ministerial
Meeting of the Blue Week 2015, terdapat 3 hal penting yang perlu
digarisbawahi yakni kesepakatan tentang Maritime
Spatial Planning and Management yang
berguna sebagai tolok ukur mengendalikan pemanfaatan ekosistem sumber daya
kelautan dan kemaritiman yang berkelanjutan.
Financing Blue Economy yang diharapkan dapat terbentuknya mekanisme dan
sumber pembiayaan program Blue Economy
yang berkelanjutan; dan perlunya pentapan Ocean
Governance dimana mencakup juga kebijakan maritim dunia yang terintegrasi
dengan sektor lainnya dimana bidang kelautan dan kemaritiman memainkan
peran yang sangat penting pada kehidupan, Indonesia menyadari bahwa masalah
yang berkaitan dengan laut dan samudera terkait erat dan saling terkait, dan
perlu diperhatikan secara holistik.
Pada kesempatan intervensi dalam PTM
Blue Week 2015 ini, Indonesia juga menyampaikan adanya strategi maritim baru berdasarkan lima pilar
yang fundamental, yaitu budaya maritim, ekonomi maritim, infrastruktur maritim,
keamanan maritim dan diplomasi maritim.
Pada intinya Indonesia bergerak
maju dengan konsep Global Blue Economy
and Blue Growth, dimana telah ditetapkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di
Pulau Lombok sebagai program percontohan Blue
Growth Initiative dengan berbagai kegiatan terpadu pengembangan kelautan
dan perikanan, wisata bahari, konservasi dan pelestarian lingkungan, seperti
pelestarian bakau, serta penyediaan infrastruktur dasar.(press release humas menko kemaritiman/lasman simanjuntak)