Jakarta, eMaritim.Com,-Secara geografis negara Kepulauan Indonesia terletak di
antara dua benua dan dua samudera besar (Hindia dan Pasifik) yang menempatkan
Indonesia secara alamiah berada di perlintasan utama sistem sirkulasi air panas
dunia dan di dalamnya terjadi berbagai fenomena kelautan.
Hal ini menjadikan
perairan Indonesia berperan penting dalam sistem dan tata iklim dunia. Salah
satunya adalah El-Ninoyang merupakansebuahfenomenainteraksiiklimlaut-atmosferberskalabesarterkaitdenganpemanasanperiodikdalamsuhupermukaanlaut
di Equatorial Pasifik.SelainmengamatiElNino yang
terjadi di SamuderaPasifiksebagaiindikatorkekeringan, anomali yang terjadi di
SamuderaHindiayaitu IOD (Indian Ocean
Dipole), jugaperludiperhatikan.Indeks
IOD positifmenjadiindikatorkekeringanbagiwilayah di bagianbarat Indonesia
karenapusatkonvergensiterbentuk di
dekatAfrikasehinggamenghalangisuplaiawandariSamuderaHindiamenuju Indonesia.
Selainitu,
SamudraHindiamerupakanwilayahpengelolaanperikanan yang memberikanproduksi tuna
terbesar di Indonesia denganproduksitahunanberkisar 105.000 – 180.000 MT.
Menurutlaporan IOTC mengenai Neritic Tuna (2013), produksi tuna Indonesia
jauhlebihbesardari India dan Negara lainnya yang berada di
sekitarSamudraHindia.
MenyadaripentingnyaSamuderaHindiabagi Indonesia maupunbagidunia, maka
Indonesia menyatakandukungannyauntukimplementasi Program Dunia “The Second International Indian Ocean
Expedition (IIOE-2)” dalamrangkamenyongsong peringatan 50 tahun Ekspedisi Internasional
Samudera Hindia yang pertama tahun 1965 dan akan diluncurkan pada bulan
Desember 2015. Program IIOE-2 bertujuanuntukmemajukanpemahamanlautdan proses
atmosfersertainteraksinyakhususnya di SamuderaHindia, serta proses biogeochemical, ekosistem, danperikanan
global.
Dukungan
Indonesia dankesediaanuntukterlibatdalamkegiatan-kegiatan yang
berkaitandengan program EkspedisiInternasionalSamudraHindiaKedua (IIOE-2), telahdisampaikandalampertemuansidang
IOC (Intergovernmental Oceanographic
Commision – UNESCO) 28th
Session yang saatinimasihberlangsung di Paris.
Dalamrangkapencanangandukungan
Indonesia untuk IIOE-2, Kementerian
Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia, bekerjasama dengan FAO-UN
dan Kedutaan Besar Kerajaan Norwegia untuk Indonesia, akan menyelenggarakan
resepsi dan sekaligus menandai akan dimulainya “Demonstration Survey in Preparation of IIOE-2”, di atas kapal riset
R/V Dr. Fridtjof Nansen pada tanggal 25 Juni 2015 di Pelabuhan Tanjung
Priok-Jakarta Utara. Kegiatan survei Internasional ini akan berlangsung selama
21 hari dan melibatkan 16 Peneliti kelautan dari 12 Negara (Norwegia, Indonesia, Malagasi, Spanyol, Belanda, Kenya, Afrika Selatan,
Perancis,
India, Australia, Tanzania, dan Seychelles). KegiataninibertujuanuntukmengkajihubunganantarafenomenaIndian Ocean Gyreyang
turutmempengaruhiekosistemperairandenganpotensiperikananlautpelagisbesar.
Pada1st International
Indian Ocean Expeditiontahun 1965 lalu, dilibatkan 46
kapalrisetdarimancanegaradansatukapal survey dari Indonesia, yaitu RI
Jalanidhiikutberpartisipasipada 1st IIOE. Direncanakan, pada2nd International Indian Ocean Expedition 2015
inimakaKapalLatih Madidihang-3 milikSekolahTinggiPerikanandanKapalRisetBaruna
Jaya, jugaakanikutdilibatkan.(pulo lasman simanjuntak)
Foto : Efrimal Bahri/Humas Menko Kemaritiman RI
Foto : Efrimal Bahri/Humas Menko Kemaritiman RI