Menko Kemaritiman Hadiri Resepsi dan Open Ship R/VF.Nansen -->

Iklan Semua Halaman

Menko Kemaritiman Hadiri Resepsi dan Open Ship R/VF.Nansen

Pulo Lasman Simanjuntak
25 Juni 2015
Jakarta, eMaritim.Com,-Secara geografis negara Kepulauan Indonesia terletak di antara dua benua dan dua samudera besar (Hindia dan Pasifik) yang menempatkan Indonesia secara alamiah berada di perlintasan utama sistem sirkulasi air panas dunia dan di dalamnya terjadi berbagai fenomena kelautan.

 Hal ini menjadikan perairan Indonesia berperan penting dalam sistem dan tata iklim dunia. Salah satunya adalah El-Ninoyang merupakansebuahfenomenainteraksiiklimlaut-atmosferberskalabesarterkaitdenganpemanasanperiodikdalamsuhupermukaanlaut di Equatorial Pasifik.SelainmengamatiElNino yang terjadi di SamuderaPasifiksebagaiindikatorkekeringan, anomali yang terjadi di SamuderaHindiayaitu IOD (Indian Ocean Dipole), jugaperludiperhatikan.Indeks IOD positifmenjadiindikatorkekeringanbagiwilayah di bagianbarat Indonesia karenapusatkonvergensiterbentuk di dekatAfrikasehinggamenghalangisuplaiawandariSamuderaHindiamenuju Indonesia.

 Selainitu, SamudraHindiamerupakanwilayahpengelolaanperikanan yang memberikanproduksi tuna terbesar di Indonesia denganproduksitahunanberkisar 105.000 – 180.000 MT. Menurutlaporan IOTC mengenai Neritic Tuna (2013), produksi tuna Indonesia jauhlebihbesardari India dan Negara lainnya yang berada di sekitarSamudraHindia.

MenyadaripentingnyaSamuderaHindiabagi Indonesia maupunbagidunia, maka Indonesia menyatakandukungannyauntukimplementasi Program Dunia “The Second International Indian Ocean Expedition (IIOE-2)” dalamrangkamenyongsong peringatan 50 tahun Ekspedisi Internasional Samudera Hindia yang pertama tahun 1965 dan akan diluncurkan pada bulan Desember 2015. Program IIOE-2 bertujuanuntukmemajukanpemahamanlautdan proses atmosfersertainteraksinyakhususnya di SamuderaHindia, serta proses biogeochemical, ekosistem, danperikanan global.

Dukungan Indonesia dankesediaanuntukterlibatdalamkegiatan-kegiatan yang berkaitandengan program EkspedisiInternasionalSamudraHindiaKedua (IIOE-2), telahdisampaikandalampertemuansidang IOC (Intergovernmental Oceanographic Commision – UNESCO) 28th Session yang saatinimasihberlangsung di Paris. 

Dalamrangkapencanangandukungan Indonesia untuk IIOE-2, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia, bekerjasama dengan FAO-UN dan Kedutaan Besar Kerajaan Norwegia untuk Indonesia, akan menyelenggarakan resepsi dan sekaligus menandai akan dimulainya “Demonstration Survey in Preparation of IIOE-2”, di atas kapal riset R/V Dr. Fridtjof Nansen pada tanggal 25 Juni 2015 di Pelabuhan Tanjung Priok-Jakarta Utara. Kegiatan survei Internasional ini akan berlangsung selama 21 hari dan melibatkan 16 Peneliti kelautan dari 12 Negara (Norwegia, Indonesia, Malagasi, Spanyol, Belanda, Kenya, Afrika Selatan, 
Perancis, India, Australia, Tanzania, dan Seychelles). KegiataninibertujuanuntukmengkajihubunganantarafenomenaIndian Ocean Gyreyang turutmempengaruhiekosistemperairandenganpotensiperikananlautpelagisbesar.

Pada1st International Indian Ocean Expeditiontahun 1965 lalu, dilibatkan 46 kapalrisetdarimancanegaradansatukapal survey dari Indonesia, yaitu RI Jalanidhiikutberpartisipasipada 1st IIOE.  Direncanakan, pada2nd International Indian Ocean Expedition 2015 inimakaKapalLatih Madidihang-3 milikSekolahTinggiPerikanandanKapalRisetBaruna Jaya, jugaakanikutdilibatkan.(pulo lasman simanjuntak)

Foto : Efrimal Bahri/Humas Menko Kemaritiman RI