Jakarta,eMaritim.Com,-Jepang menawarkan dukungan bagi program
poros maritim yang digagas Presiden Joko Widodo. Untuk itu, utusan khusus PM
Jepang Sinzho Abe, Hiroto Izumi menemui Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal
Ramli untuk menjajaki peningkatan kerja sama kedua negara, khususnya di bidang
maritim.
“Tadi utusan khusus PM Jepang datang untuk
menawarkan dukungan dalam rangka peningkatan kerja sama maritim. Selain itu, Mr
Hiroto juga menyampaikan keinginan pemerintahnya ikut berkontribusi dalam
pembangunan daerah, khususnya untuk wilayah Indonesia timur,” ujar Rizal Ramli
kepada wartawan usai menerima Hiroto Izumi, di kantornya, Rabu (26/8/2015).
Menurut Menko, dukungan Jepang untuk
pembangunan poros maritim antara lain dengan menawarkan pemeliharaan kapal yang
meliputi pengadaan kapal dan pomosi industri kapal. Mereka juga ingin
berkontribusi dalam keamanan maritim dalam bentuk sejumlah kerja sama teknik.
“Jepang juga ingin ikut berkontribusi dalam pemelilharaan infrastruktur pelabuhan.
Bentuknya berupa pembangunan pelabuhan baru di Timur Jakarta dan strategi pemberdayaan sistem electronic data interchange (EDI) pelabuhan,” ungkap Menko Rizal
Ramli.
Kepada wartawan Hiroto menjelaskan, Jepang
sangat tertarik ikut berpartisipasi dalam pembangunan daerah, khususnya di
kawasan Indonesia timur,termasuk Papua. Saat ini tengah berlangsung kerja sama
dukungan pendirian fakultas teknologi Universitas Hasanuddin, Makasar.
Sedangkan yang akan dilakukan berupa perbaikan arus logistik di Papua. Khusus yang terakhir ini
kerja sama berupa bantuan hibah.
“Kami juga ingin berkontribusi dalam
pembangunan daerah, terutama proyek pembangunan infrasruktur di daerah untuk penanggulan kemiskinan.
Program ini meliputi pemeliharan jalan, Puskemas, dan sekolah-sekolah,” tutur
Hiroto.
Kereta
api super cepat
Rizal Ramli mengakui, bahwa pembicaran
tadi juga menyinggung proyek kereta api super cepat Jakarta-Bandung. Bagi Indonesia, lanjut dia, prinsip utamanya
sejauh mungkin pembangunan infrastruktur di Jawa tidak menggunakan APBN.
Prinsip ini menjadi sangat penting, terutama saat perekonomian nasional terus
melemah seperti sekarang. Itulah sebabnya, diupayakan sumber-sumber dana
alternatif.
“Singkatnya, kami ingin proyek ini bisa memberi
manfaat sebesar-besarnya bagi bangsa Indonesia. Antara lain dari sisi
penyerapan tenaga kerja baik saat konstruksi maupun operasi, transfer
teknologi, dan multiplyer effect
lainnya,” kata Rizal Ramli.
Menko juga menegaskan faktor
keamanan menjadi sangat penting karena yang akan dibangun adalah kereta api
dengan kecepatan hingga 350 km/jam. Dengan kereta ini, Jakarta-Bandung ditempuh
dalam waktu hanya 36 menit. Pemerintah tidak ingin mengambil risiko sekecil apa
pun karena mengabaikan faktor keselamatan.(siaran pers humas menko kemaritiman dan sumber daya/eykel lasflorest/pls)