Menko Rizal Ramli: Kita Bisa Membangun Tanpa Hutang -->

Iklan Semua Halaman

Menko Rizal Ramli: Kita Bisa Membangun Tanpa Hutang

Pulo Lasman Simanjuntak
20 Agustus 2015

Jakarta,eMaritim.Com,-Indonesia bisa membangun tanpa harus menggunakan dana, apalagi yang bersumber dari hutang luar negeri. Dengan kebijakan  terobosan yang cepat dan tepat, perekonomian Indonesia bisa tumbuh dan rakyat langsung merasakan manfaatnya.

Menurut dia, pasca krisis moneter, industri penerbangan kita jatuh hingga 60%. Saat itu cuma ada tiga maskapai. Pemerintah minta agar mereka menurunkan tarif, agar industri ini kembali bergairah. Namun sayangnya para pemain lama tidak mau dengan berbagai dalih dan alasan.

“Saat itu saya Menko Perekonomian. Akhirnya saya keluarkan kebijakan, membuka izin maskapai penerbangan baru. Maka, lahirlah 6-7 maskapai baru, sehingga terjadilah persaingan. Harga tiket turun drastis, dan jumlah penumpang naik hingga 5 kali dibandingkan sebelum krisis. Ini menjadi bukti, bahwa untuk membangun tidak harus menggunakan dana, apalagi kalau sumbernya hutang luar negeri,” ujar Rizal Ramli.

Dalam konteks itu, dia menegaskan, Indonesia membutuhkan pejabat publik yang punya kemampuan memahami masalah dan berani mengambil tindakan yang out of the box. “Satu lagi, pejabat harus tidak punya konflik kepentingan,” tukasnya yang disambut tepuk tangan peserta sidang yang terdiri atas anggota parlemen dari 32 negara.

Rizal Ramli sengaja menekankan, pentingnya  membangun tanpa harus mengandalkan utang. Pasalnya, tingginya utang luar negeri (ULN), akan menekan neraca pembayaran. Ujung-ujungnya, nilai tukar rupiah pun semakin melemah terhadap sejumlah mata uang utama dunia, khususnya dolar Amerika.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), posisi ULN pada akhir triwulan II-2015 tercatat sebesar US$D304,3 miliar. Jumlah itu terdiri atas ULN sektor publik sebesar US$134,6 miliar (44,2%) dan ULN sektor swasta sebesar US$169,7 miliar (55,8%).Dengan perkembangan tersebut, debt service ratio (DSR) atau rasio utang terhadap pendapatan ekspor adalah 56,3% pada triwulan II-2015. Angka ini sedikit lebih baik dibandingkan 56,9% pada triwulan I-2015. (siaran pers menko maritim dan sumber daya/pulo lasman simanjuntak)