Panglima Armada Barat Perkuat Task Force Dweling Time -->

Iklan Semua Halaman

Panglima Armada Barat Perkuat Task Force Dweling Time

Pulo Lasman Simanjuntak
27 Agustus 2015
Jakarta,eMaritim.Com,-Gugus Tugas (task Forece) masa tunggu bongkar muat (dwelling time) akan diperkuat dengan masuknya Panglima Armada Barat, Laksamana Muda TNI Achmad Taufiqoerrochman. Kepastian penugasan Taufiq  ini diperoleh setelah Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramlli berbicara langsung dengan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Selasa (25/8/2015).
 
“Tugas task force dwelling time sangat berat. Antara lain karena pasti akan berhadapan dengan banyak mafia yang selama ini ‘bermain’ di pelabuhan Tanjung Priok. Karena itu saya ingin task force diisi orang-orang yang mengerti persoalan dan berani. Pak Taufiq adalah figur yang tepat. Nanti beliau  akan menjadi deputi ketua task force,” ujar Rizal Ramli.

Taufiq dikenal jujur, berani, dan memahami masalah. Perjalanan karirnya juga diisi dengan sejumlah prestasi gemilang. Antara lain, dia pernah menumpas perompak Somalia dan menangkap perampok di Pelabuhan Belawan, Medan.

Dwelling time di Tajung Priok mencapai 5-6 hari. Bahkan pada Januari 2015, masa tunggunya mencapai 6,33 hari. Bandingkan dengan Singapura yang hanya 2 hari dan Malaysia yang 3 hari.
Panjangnya dwelling time telah memantik kemarahan Presiden Jokowi. Dia pun secara khusus menugaskan Menko Maritim dan Sumber Daya untuk memperpendek waktunya menjadi maksimal 4 hari sampai akhir Oktober 2015 ini.

Rizal Ramli menjawab penugasan itu dengan segera menggelar rapat koordinasi lintas kementerian dan lembaga (K/L). Rakor menghasilkan tujuh gebrakan untuk membenahi Tanjung Priok. Ketujuh gebrakan itu adalah, memperbanyak importir masuk jalur hijau, meningkatkan tarif penumpukan barang, membangun jalur rel kereta api ke pelabuhan, meningkatkan sistem teknologi informasi, menambah kapasitas crane, dan memangkas perizinan.  

Belakangan ada tambahan langkah lain, yaitu membangun buffer zone bagi barang-barang bermasalah di lini dua pelabuhan. Buffer zone juga dilakukan dengan memanfaatkan pulau Damar untuk barang-barang berbahaya. Rakor juga membentuk Task Force Dwelling Time.

Pembentukan gugus tugas ini sangat penting, guna memastikan semua yag diputuskan dalam Rakor bisa dieksekusi di lapangan. Task Force diketuai Ronnie Higuchi Rusli, guru besar, dosen tetap, dan penguji S3 FE-UI. Di  sini ada Laksamana (Purn) Marsetio (mantan KSAL) dan Agung Kuswandono (mantan Dirjen Bea dan Cukai) masing-masing sebagai penasehat. Sedangkan Taufiq akan menjadi deputi ketua.

“Selain pak Taufiq, saya juga ingin ada jenderal bintang dua angkatan darat dan jenderal bintang dua Polri. Kehadiran para jenderal aktif tersebut sangat diperlukan, agar task force dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Tidak ada toleransi bagi siapa pun yang ingin menghambat arus barang. Ini persoalan ekonomi bangsa. Kita tidak ingin main-main,” kata Rizal Ramli tegas.(siaran pers humas menko maritim dan sumber daya/eykel lasflorest/pls)