“Tugas task force dwelling time sangat berat. Antara lain karena pasti akan
berhadapan dengan banyak mafia yang selama ini ‘bermain’ di pelabuhan Tanjung
Priok. Karena itu saya ingin task force
diisi orang-orang yang mengerti persoalan dan berani. Pak Taufiq adalah figur
yang tepat. Nanti beliau akan menjadi
deputi ketua task force,” ujar Rizal
Ramli.
Taufiq dikenal
jujur, berani, dan memahami masalah. Perjalanan karirnya juga diisi dengan
sejumlah prestasi gemilang. Antara lain, dia pernah menumpas perompak Somalia
dan menangkap perampok di Pelabuhan Belawan, Medan.
Dwelling time di Tajung Priok mencapai 5-6 hari. Bahkan pada Januari
2015, masa tunggunya mencapai 6,33 hari. Bandingkan dengan Singapura yang hanya
2 hari dan Malaysia yang 3 hari.
Panjangnya dwelling time telah memantik kemarahan
Presiden Jokowi. Dia pun secara khusus menugaskan Menko Maritim dan Sumber Daya
untuk memperpendek waktunya menjadi maksimal 4 hari sampai akhir Oktober 2015
ini.
Rizal Ramli
menjawab penugasan itu dengan segera menggelar rapat koordinasi lintas
kementerian dan lembaga (K/L). Rakor menghasilkan tujuh gebrakan untuk
membenahi Tanjung Priok. Ketujuh gebrakan itu adalah, memperbanyak importir
masuk jalur hijau, meningkatkan tarif penumpukan barang, membangun jalur rel
kereta api ke pelabuhan, meningkatkan sistem teknologi informasi, menambah
kapasitas crane, dan memangkas
perizinan.
Belakangan ada
tambahan langkah lain, yaitu membangun buffer
zone bagi barang-barang bermasalah di lini dua pelabuhan. Buffer zone juga
dilakukan dengan memanfaatkan pulau Damar untuk barang-barang berbahaya. Rakor
juga membentuk Task Force Dwelling Time.
Pembentukan gugus
tugas ini sangat penting, guna memastikan semua yag diputuskan dalam Rakor bisa
dieksekusi di lapangan. Task Force
diketuai Ronnie Higuchi Rusli, guru besar, dosen tetap, dan penguji S3 FE-UI. Di sini ada Laksamana (Purn) Marsetio (mantan
KSAL) dan Agung Kuswandono (mantan Dirjen Bea dan Cukai) masing-masing sebagai
penasehat. Sedangkan Taufiq akan menjadi deputi ketua.
“Selain pak Taufiq, saya
juga ingin ada jenderal bintang dua angkatan darat dan jenderal bintang dua
Polri. Kehadiran para jenderal aktif tersebut sangat diperlukan, agar task force dapat melaksanakan tugasnya
dengan baik. Tidak ada toleransi bagi siapa pun yang ingin menghambat arus
barang. Ini persoalan ekonomi bangsa. Kita tidak ingin main-main,” kata Rizal
Ramli tegas.(siaran pers humas menko maritim dan sumber daya/eykel lasflorest/pls)