Kapal yang kelak akan dioperatori PT Pelayaran Nasional Indonesia
(Pelni) menghubungkan pelabuhan besar seperti Tanjung Priok Jakarta dan
Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, dengan pelabuhan di daerah terpencil
seperti Serui, Tual, Tobelo, serta beberapa pelabuhan di kepulauan Riau
dan Natuna.
Dikutip dari laman Kemenhub, Kamis 17 September 2015 dan Vivanews.co.id, ,
Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Bobby R. Mamahit,
menjelaskan Indonesia merupakan negara yang memiliki luas laut tiga kali
lebih dari teritorial daratan.
Keterhubungan antara pulau dalam upaya mempercepat pembangunan
menghubungkan dan pengembangan daerah di pulau-pulau terpencil menjadi
perhatian khusus pemerintah. Karena itulah dibutuhkan peranan penting
angkutan laut perintis.
Pembangunan kapal laut perintis ini dilakukan dalam rangka
mewujudkan tol laut untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional dan
menjamin konektivitas antar pulau di daereh terpencil guna menjamin
tumbuhnya pusat-pusat perdagangan dan industri, serta pertumbuhan
ekonomi di daerah tersebut.
"Dengan adanya 15 kapal angkutan kontainer berjadwal, membuat
keberadaan barang di suatu wilayah menjadi pasti. Kepastian kedatangan
kapal dengan barang secara psikologis akan menjamin stabilitas harga
barang di wilayah tersebut,’’ kata Bobby.
Bobby menjelaskan, pola operasional kapal, dari Jakarta misalnya
membawa kontainer ke kepulauan Riau dengan mengunjungi daerah-daerah
tertentu dan kembali lagi ke Jakarta.
Demikian juga, dengan kapal barang dari tanjung Perak Surabaya yang
ke arah timur Indonesia, setelah mengunjungi daerah-daerah yang telah
ditentukan akan kembali ke Surabaya.
Mengenai kondisi angkutan kapal itu apakah terisi penuh, atau hanya
setengahnya, menurut Bobby bukan masalah, karena pemerintah akan
memberikan subsidi.
"Jika pas jadwalnya harus berangkat, apakah kapal itu penuh, atau
hanya 50 persen bahkan mungkin terisi 20 persen, harus tetap jalan,
tidak boleh menunda perjalanan,’’ tuturnya.
Hal ini berbeda dengan kapal swasta yang akan berangkat jika kapal
terisi penuh atau dengan tingkat keterisian yang telah ditentukan.
Jika program ini berjalan sesuai harapan, dan pada rute-rute
tertentu tingkat keterisian kontainer di atas rata-rata, secara perlahan
subsisi yang diberikan akan dikurangi, sampai kapal yang beroperasi di
rute tersebut untung. (eykel lasflorest/lasman simanjuntak)
foto : beritatrans.com
foto : beritatrans.com