Gresik, eMaritim.Com,-PT
Pelindo III (Persero) Cabang Gresik mendapat giliran pertama atas
kunjungan kerja Dewan Komisaris PT Pelindo III (Persero) yang bertempat
di Ruang Rapat Pelabuhan Gresik, Rabu (16/9/2015). Kunjungan kerja dihadiri
oleh Hari Wibowo Komisaris Utama, L Denny Siahaan dan Machfud Sidik.
Onny Djayus, General Manager PT Pelindo
III (Persero) Cabang Gresik, yang didampingi oleh para Manajer
menjelaskan mengenai fasilitas pada tujuh dermaga yang berada di
Pelabuhan Gresik yaitu Dermaga Curah kering dan Log, Dermaga
Multipurpose, Dermaga Curah Cair, Dermaga 70, Dermaga 265, Dermaga Talud
Tegak dan Dermaga 78.
Selanjutnya juga dijelaskan mengenai
produksi pelayanan kapal yang telah terealisasi sampai dengan bulan
Agustus Tahun 2015 dengan produksi tambat sebesar 11.699.680 GT Etm
sedangkan tahun 2014 sebesar 19.088.266 GT Etm. Untuk produksi labuh
sebesar 15.255.754 GT sedangkan tahun 2014 sebesar 26.650.928 GT.
Penurunan sebesar 0.6 persen ini dikarenakan adanya Peraturan Pemerintah
No.11 tahun 2015 tentang Jenis dan Tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak
(PNBP) pada Kementrian Perhubungan yang sudah diberlakukan sehingga
mempengaruhi pendapatan serta produksi pelayanan kapal untuk tambat dan
labuh.
Selain itu penurunan sebesar 0.6 persen
terjadi pada arus barang, pada tahun 2014 tercapai sebesar 4.991.214 Ton
dan 774.629 M3 sedangkan realisasi sampai dengan bulan Agustus tahun
2015 sebesar 3.031.940 Ton dan 421.491 M3. Penyebab belum tercapainya
arus barang ini disebabkan merosotnya harga acuan batubara, kondisi
cuaca juga kesulitan pengurusan ijin tambang dari pelabuhan asal.
Meskipun ada penurunan pada arus dan
produksi pelayanan kapal serta barang tetapi untuk produktivitas kerja
bongkar muat di Pelabuhan Gresik mengalami kenaikan. Untuk pelayanan
barang general cargo mencapai 50 ton/gang/jam sedangkan
ketentuan Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut
(DJPL) mengenai standard kinerja pelayanan barang general cargo yaitu 30 ton/gang/jam. Hal ini juga terjadi pada pelayanan barang bag cargo
yaitu 41,8 ton/gang/jam sedangkan menurut DJPL standarnya sebesar 35
ton/gang/jam. Kinjera bongkar muat yang melebihi prakiran trafik dan
standard ini memberikan efek positif bagi Pelabuhan Gresik terutama
dalam hal pendapatan.
Sedangkan untuk investasi Pelabuhan
Gresik tahun 2015 berupa pengerukan kolam dermaga curah cair dan talud
tegak yang sudah tahap 100 persen penyelesaiannya sebesar Rp28,5
miliar, juga adanya perkuatan talud tegak dan penambahan dermaga sebesar
Rp12 miliar. Hal ini tidak luput dengan adanya investasi empat fixed crane yang sudah beroperasi dan adanya kesepakatan tariff dengan asosiasi.
“Bagaimana pengaruhnya bagi Pelabuhan
Gresik untuk pendapatan ketika sudah beroperasinya Terminal Teluk
Lamong?”, tanya Hari Bowo Komisaris Utama PT Pelindo III (Persero) pada
sesi tanya jawab.
Menurut Onny Djayus dalam penjelasannya
mengatakan bahwa tidak adanya pengaruh dengan telah beroperasinya
Terminal Teluk Lamong karena mereka dikhususkan untuk kontainer
sedangkan Pelabuhan Gresik berupa cargo, curah cair dan sebagainya
sehingga adanya perbedaan segmen.
Akhir acara para dewan komisaris melakukan kunjungan lapangan untuk melihat aktivitas bongkar muat yang dilakukan oleh fixed crane.(www.pelindo.co.id/eykel lasflorest)
###