Palembang,eMaritim.Com,-,-Sampai Rabu pagi (21/10/2015) sekitar pukul 8.3O wib kabut asap tebal akibat kebakaran hutan masih menyelimuti sekitar Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang Sumatera Selatan.Akibatnya ratusan penumpang berbagai tujuan masih "tertahan"di ruang keberangkatan bandara.
"Jarak pandang di sekitar bandara ini masih lima ratus meter akibat
kabut asap sejak pagihari.Biasanya pilot mau menerbangkan pesawat kalau
jarak pandang seribu meter atau delapan ratus meter.Kalau dipaksakan
terbang atau mendarat dengan jarak pandang lima ratus meter sangat
membahayakan.Kemarin aja ada pesawat yang bertahan terbang muter muter
di atas Kota Palembang dua puluh delapan menit lalu kembali lagi ke
Jakarta karena tebalnya kabut asap,"kata seorang petugas di ruang
keberangkatan Batik Air Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin
II Palembang.
Namun, para penumpang pesawat tetap bersabar dan mau menerima penjelasan dari petugas bandara karena cuaca buruk ini.Dan pada Rabu pagi (21/10/2015)pukul 8.45 wib akhirnya pesawat pertama Garuda Indonesia Airways bisa terbang dari Palembang menuju Jakarta.
Khusus pesawat Batik Air yang akan ditumpangi wartawan eMaritim.Com untuk kembali ke Jakarta yang seharusnya terbang jam 7.45 WIB akhirnya harus delay sampai lima (5) jam lebih. Baru pukul 12.30 Wib pesawat Batik Air baru meninggalkan landasan Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang , dan tiba pukul 14.00 WIB di Bandara Internasional Soekarno-Hatta Cengkareng.
"Minta maaf Pak...pesawat kami sejak pagihari tak bisa mendarat di Palembang akibat kabut asap yang tebal," kata seorang pramugari Batik Air kepada wartawan eMaritim.Com.
Bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan gambut di Provinsi Sumatera Selatan - sudah berlangsung tiga bulan ini- memang telah diterima masyarakat luas dengan suatu kenyataan yang "pahit" karena belum bisa dituntaskan sampai hari ini.
Namun, pihak pengelola Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang seharusnya mulai memikirkan dan mencari solusi ketika para penumpang yang delay tidak bertumpuk-tumpuk di ruang keberangkatan yang sudah penuh sesak calon penumpang ke berbagai kota dan negara Asean.
(lasman simanjuntak).
Foto : Lasman Simanjuntak/eMaritim.Com