BBM untuk Nelayan Masih Mengganjal -->

Iklan Semua Halaman

BBM untuk Nelayan Masih Mengganjal

Pulo Lasman Simanjuntak
05 Oktober 2015
Jakarta,eMaritim.Com,- Setahun pemerintahan Kabinet Kerja, permasalahan BBM bagi nelayan masih mengganjal. Permasalahan ini ditemukan di beberapa daerah-daerah kantong nelayan tradisional seperti di Tarakan, Kalimantan Utara dan Tanjungbalai, Sumatera Utara. Di Tarakan, harga mencapai Rp. 7.500 setiap liternya dengan ketersediaan tidak mencukupi untuk kebutuhan melaut. Situasi yang sama ditemukan di Tanjungbalai harga BBM mencapai 7.200 perliter.

“Struktur kapal perikanan nelayan nasional didominasi oleh armada nelayan skala kecil dengan ukuran tidak lebih dari 5 GT. Kapal nelayan skala kecil berkontribusi terhadap 80% sumber pemenuhan hak atas pangan protein masyarakat nasional. Celakanya, sampai saat ini, nelayan masih membeli BBM dengan harga lebih tinggi dari harga yang ditetapkan pemerintah,” kata Marthin Hadiwinata Ketua DPP KNTI.

Tabel dibawah menunjukkan kebutuhan nelayan yang hingga kini masih tidak dapat dipenuhi oleh Kabinet Kerja. Kebutuhan Kapal didominasi oleh kapal nelayan skala kecil yang mencapai 594,518 juta liter tiap tahun. Total kebutuhan BBM kapal perikanan nasional mencapai 1.861,669 juta liter.

Tabel Kebutuhan BBM untuk Kategorisasi Kapal
JENIS
UKURAN KAPAL (GT)
JUMLAH
≤ 5
>5-10
>10-20
>20-30
>30-50
>50-100
>100 -200
JUMLAH ARMADA (UNIT)*
151.939
46.358
15.208
8.782
1074
1.727
1.127
226.215
PERSENTASE ARMADA TERHADAP TOTAL ARMADA
67
20
7
4
0
1
0
100
JUMLAH TRIP (KALI/TAHUN)
216
36
20
18
12
4
3

KEBUTUHAN BBM (LITER/TRIP) **
20
80
452
3.600
6.565
30.000
56.929

TOTAL KEBUTUHAN BBM
(DALAM 1.000 LITER/TAHUN)
594.518
111.571
105.316
493.776
84.610
200.400
201.527
1.861.669
PERSENTASE JUMLAH BBM TERHADAP JUMLAH TOTAL (%)
32
6
6
27
5
11
11
100
% BIAYA BBM TERHADAP BIAYA TOTAL USAHA
65
41
50
67
69
83
87


Hingga saat ini, situasi ketersediaan BBM masih sulit sehingga mengganjal nelayan untuk melaut. Akibatnya target peningkatan produksi perikanan nasional sulit untuk tercapai.(siaran pers/jitro kolondam)