Menko Maritim dan Sumber Daya Tandatangani Piagam Pendirian Dewan Negara Penghasil Minyak Sawit -->

Iklan Semua Halaman

Menko Maritim dan Sumber Daya Tandatangani Piagam Pendirian Dewan Negara Penghasil Minyak Sawit

Pulo Lasman Simanjuntak
23 November 2015
Kuala Lumpur, eMaritim.Com,- Dr. Rizal Ramli, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya Republik Indonesia dan Yang Mulia Datuk Amar Douglas Uggah Embas, Menteri Industri Perkebunan dan Komoditas Malaysia, telah menandatangani Piagam Pendirian Dewan Negara-Negara Penghasil Minyak Sawit (The Council of Palm Oil Producing Countries – CPOPC) di Kuala Lumpur,  Malaysia, Sabtu (21/11/2015). 

Acara penandatanganan ini disaksikan oleh Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia dan  Dato’ Sri Mohd Najib bin Tun Abdul Razak, Perdana Menteri Malaysia.

      CPOPC didirikan dengan tujuan untuk mendorong, mengembangkan dan meningkatkan kerjasama industri minyak sawit di antara negara-negara anggotanya. Hal ini akan semakin memastikan bahwa industri minyak sawit berkontribusi terhadap pengembangan perekonomian dan kesejahteraan seluruh masyarakat. Fungsi dari CPOPC antara lain:
a.      mendorong komunikasi di dalam pengembangan industri minyak sawit di antara para pemangku kepentingan di negara-negara pembudidaya kelapa sawit;
b.       meningkatkan kesejahteraan petani kelapa sawit skala kecil;
c.        membangun dan membentuk sebuah kerangka prinsip-prinsip industri minyak sawit yang berkelanjutan;
d.       mendorong kerjasama dan investasi dalam membangun zona industri kelapa sawit yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, termasuk zona ekonomi hijau;
e.       memberi perhatian terhadap hambatan-hambatan perdagangan minyak sawit; dan
f.        melaksanakan kegiatan-kegiatan dan fungsi-fungsi lainnya yang dibutuhkan untuk kepentingan industri minyak sawit.

   Indonesia dan Malaysia merupakan Anggota Pendiri dari CPOPC. Keanggotaan CPOPC akan dibuka untuk seluruh negara-negara pembudidaya kelapa sawit lainnya, antara lain Brazil, Colombia, Thailand, Ghana, Liberia, Nigeria, Papua New Guinea, Filipina, dan Uganda.
  
     Dalam rangka mendukung operasionalisasi awal dari CPOPC, Indonesia dan Malaysia masing-masing akan berkontribusi sejumlah USD 5 Juta. Sekretariat CPOPC akan berada di Jakarta, Indonesia.

      Kedua menteri juga mendeklarasikan the Proposed Global Framework of Principles for Sustainable Palm Oil yang diberi nama e+POP. e+POP terdiri dari 9 prinsip yang disusun dengan memperhatikan hukum dan ketentuan yang terkait dengan pembangunan berkelanjutan. Hal tersebut akan menjadi tolak ukur terhadap standar-standar internasional lainnya. 

Prinsip-prinsip tersebut akan dikembangkan lebih lanjut. Konsultasi juga akan dilakukan dengan para pemangku kepentingan. e+POP akan semakin memperkuat citra dan mempromosikan nilai-nilai positif dari minyak sawit.( siaran pers humas menko maritim dan sumber daya/pulo lasman simanjuntak)