Islamic State Klaim Serangan Teror Bom di Thamrin Sarinah Jakarta -->

Iklan Semua Halaman

Islamic State Klaim Serangan Teror Bom di Thamrin Sarinah Jakarta

Pulo Lasman Simanjuntak
15 Januari 2016


Menurut klaim IS, sedikitnya 15 orang tewas dalam serangan tersebut, berbeda dengan data resmi pemerintah. Selain itu, Kepolisian RI mengatakan ada lima pelaku yang tewas di lokasi, bukan empat.

Klaim IS ini disebar melalui Twitter dan aplikasi pesan yang dipakai IS, Telegram, seperti dipantau oleh lembaga pengamat terorisme di Amerika, SITE Intelligence Group.


Sebelumnya Markas Besar Kepolisian RI (Mabes Polri) juga menyampaikan dugaannya bahwa pelaku serangan adalah kelompok IS, atau sering juga dikenal sebagai ISIS.

"Sementara dugaan kuat kami ini kelompok ISIS, yang sudah ada warning dua bulan lalu setelah ada kejadian teror di Prancis, bahwa mereka akan adakan "konser" di Indonesia dan Indonesia akan jadi berita internasional," kata Kadiv Humas Polri Irjen Anton Charliyan.

Kesaksian Anggota Satgas Bom Mabes Polri

Tersangka teroris yang terjadi di Sarinah, Jakarta Pusat pada Kamis (14/1/2016) bisa dilumpuhkan hanya dalam hitungan menit. Itu tak lepas dari beberapa personel Satgas Bom Polri yang kebetulan berada tak jauh dari lokasi.

Ini penuturan AKBP Untung Sangaji, angota Satgas Bom Mabes Polri, kepada Beritasatu.com, Kamis (14/1/2016).

Untung adalah lelaki yang mengenakan kemeja putih yang tertangkap kamera wartawan sedang menembak.

 Berikut penuturan Untung:
"Awalnya abang ngopi di Wanut Kofe di bagian kiri Sarinah sambil tugas di jalur presiden lalu-lalang pulang bersama Kombes Urip Widodo dan Profesor Kiki (Hermawan Sulistyo).Tiba-tiba ada bunyi dentuman di lokasi. Bunyinya kedengarannya lalu abang keluar kedai Walnut sejalan dengan itu orang-orang berlarian menjauh dari bunyi ledakan tadi secara tidak tentu.



Ternyata abang liat Pos Lantas di depan Sarinah sudah ada tiga jenazah bom bunuh diri karena melihat ada rompi dengan kabel pemicu, paku-paku bertebaran dan skrup kiri-kanan. Juga seorang Polantas yang pahanya robek dan penuh paku dan sekrup yang menancap di sekujur tubuhnya.

Lalu abang panggil siapa pun dekat situ untuk membantu mengungsikan Polantas tersebut ke mobil patroli lalu lintas. Tapi ketika Polantas tersebut di angkat dan ditonton oleh banyak orang, tiba-tiba, ada tembakan dari arah depan Starbucks yang juga rusak kena bom.



Setelah itu abang kokang senjata abang, Infinity kaliber 45 dan mendekat ke arah itu. Ternyata abang lihat pelaku lagi megang bom di tangan dan seorang temannya lagi megang senjata. Tiba-tiba dia melempar bom ke bawah mobil Karo Ops Polda Metro Jaya (PMJ).

Ketika perhatian teroris terarah ke Mobil Karo Ops PMJ, abang melingkar dari kiri Starbucks sambil menembak ke arah tersangka yang juga memegang beberapa bom di tangannya. Abang tembak dada dan kaki tersangka tersebut dan tiba-tiba bom di tangannya jatuh lalu meledak tidak jauh dari tersangka.

Setelah ledakan terhenti abang maju dengan Ipda Tamat mendekat dan memastikan bahwa tersangka yang abang tembak sudah mati atau belum. Setelah itu barulah abang dan Ipda Tamat sadar bahwa masih ada empat buah bom yan sudah siap diledakkan. Diameter kira-kira 12 cm, material pipa, dan tiga lagi agak kecil dengan sumbu cepat. Saat adu tembak dengan tersangka abang merasa ada yang lari dengan motor ke arah Tanah Abang." (beritasatu.com/flora kolondam/eykel/ tim/ lasman simanjuntak)