Jakarta, emaritim.com – Kepala
Humas Pelindo III, Edi Priyanto sebut arah petikemas di beberapa pelabuhan yang dikelola
PT Pelabuhan Indonesia III (Pelindo III) meningkat tipis (1%), trend kontainerisasi
terlihat positif, meskipun Nampak perlambatan ekonomi dunia, hal ini tidak
menyebabkan hal negative terhadap arus peti kemas Pelindo III.
Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Pelindo III ini, berpusat di Kota Surabaya mengoperasikan sebelas pelabuhan di setiap
tujuh Propinsi yang melayani bongkar muat petikemas, yaitu Tanjung Perak,
Tanjung Emas-Semarang, Banjarmasin, Tenau Kupang, Benoa, Sampit, Kotabaru,
Lembar, Kumai, Maumere dan Bima.
Selama tahun 2015 lalu, realisasi
arus petikemas Pelindo III mencapai 4.360.669 TEU’s, meningkat tipis 1%
dibandingkan tahun 2014 yang sebesar 4.337.555 TEU’s.
“Petikemas domestik masih mendominasi
dengan presentase mencapai 57% (2.504.288 TEU’s), sedangkan petikemas
internasional 43% (1.856.381 TEU’s)”, kata Edi Priyanto Kepala Humas Pelindo
III.
Sepanjang tahun 2015 lalu,
Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya masih menguasai nilai angka persentase peti
kemas pelabuhan dengan capaian 3.120.683 TEU’s, meningkat tipis 0,5% dibanding
tahun 2014.
Arus petikemas di Tanjung Perak tersebut terdiri dari 1.350.811 TEU’s di Terminal Peti kemas Surabaya yang dioperasikan oleh PT TPS, 1.080.648 TEU’s di Terminal Berlian yang dioperasikan oleh PT BJTI, 120.688 TEU’s di Terminal Teluk Lamong yang dioperasikan oleh PT TTL. Sisanya sebanyak 568.536 TEU’s di Terminal Konvensional (Jamrud, Mirah dan Nilam Timur) Pelabuhan Tanjung Perak.
Arus petikemas di Tanjung Perak tersebut terdiri dari 1.350.811 TEU’s di Terminal Peti kemas Surabaya yang dioperasikan oleh PT TPS, 1.080.648 TEU’s di Terminal Berlian yang dioperasikan oleh PT BJTI, 120.688 TEU’s di Terminal Teluk Lamong yang dioperasikan oleh PT TTL. Sisanya sebanyak 568.536 TEU’s di Terminal Konvensional (Jamrud, Mirah dan Nilam Timur) Pelabuhan Tanjung Perak.
Pelabuhan Tanjung Emas menyusul
dengan 608.984 TEU’s, terdiri dari 608.199 TEU’s di Terminal Peti Kemas
Semarang (TPKS) dan 785 TEU’s di Pelabuhan Konvensional Tanjung Emas. Capaian
tersebut menunjukkan peningkatan sebesar 5,6% dari tahun 2014.
Peningkatan arah petikemas di pulau Jawa tidak
diikuti oleh pelabuhan lain di pulau Kalimantan. Menurut Edi, penyebabnya
diperkirakan pengaruh kebijakan larangan ekspor minerba. Anjloknya harga
komoditas batu bara dan sawit juga turut memberikan andil terhadap penurunan
tersebut.
Di Pelabuhan Banjarmasin
Kalimantan Selatan (Kalsel), arus petikemas tahun 2015 sebanyak 388.419 TEU’s
atau menurun 6% dibanding tahun 2014. Pelabuhan Sampit Kalteng, realisasi
petikemas tahun 2015 hanya 40.640 TEU’s, menurun 7% dibanding tahun 2014
(43.690 TEU’s). Pelabuhan Kotabaru Kalsel tercatat 8.427 TEU’s, menurun dari
9.892 TEU’s di tahun sebelumnya. Hanya Pelabuhan Kumai Kalteng terjadi
peningkatan, dari 22.126 TEU’s (2014) menjadi 24.225 TEU’s (2015).
Peningkatan arah Peti kemas
terjadi di Nusa Tenggara. Pelabuhan Tenau Kupang NTT sebanyak 99.064 TEU’s
(2015), meningkat dari 88.895 TEU’s di tahun 2014.
Peningkatan juga terjadi di
Pelabuhan Maumere NTT dan Pelabuhan Bima NTB, masing-masing tercatat 18.901
TEU’s (18.482 TEU’s di 2014) dan 7.952 TEU’s (7.652 TEU’s di 2014). Namun,
Pelabuhan Lembar NTB alami penurunan, yakni tercatat 21.966 TEU’s di 2015 atau
menurun dari tahun sebelumnya yang tercatat 27.080 TEU’s. (Rhp/Jmol/Za/Lasman)