Jakarta,eMaritim.Com,- Kementerian
Perhubungan menyelesaikan pembangunan 15 pelabuhan yang tersebar di seluruh
provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Kelima belas pelabuhan tersebut adalah
Pelabuhan Kandidi Reo, Pelabuhan Potta, Pelabuhan Atapupu, Pelabuhan Larantuka,
Pelabuhan Papele, Pelabuhan Lamakera, Pelabuhan Waiwerang, Pelabuhan Terong,
Pelabuhan Komodo, Pelabuhan Wuring, Pelabuhan Palue, Pelabuhan Ba’a, Pelabuhan
Naikliu, Pelabuhan Maurole, dan Pelabuhan Kolbano.
Dengan selesainya pembangunan
15 pelabuhan di Provinsi NTT, pemerintah pusat maupun daerah dapat
mengembangkan moda transportasi laut baik angkutan penumpang maupun angkutan
barang.
Masyarakat antarpulau di NTT akan terhubung dan mendapatkan akses yang
lebih mudah untuk melakukan perdagangan. Sehingga pada akhirnya keberadaan 15
pelabuhan ini dapat menggerakkan dan menumbuhkan perekonomian masyarakat
setempat serta menekan disparitas harga antardaerah.
Presiden RI Joko Widodo dalam
sebuah kesempatan menyatakan, pembangunan infrastruktur transportasi sebagai
konektivitas yang menghubungkan antarpulau dan antardaerah di Indonesia
dibutuhkan untuk menumbuhkan perekonomian masyarakat dan menekan disparitas
harga antardaerah. Selain itu konektivitas harus diterjemahkan juga sebagai
upaya untuk mempersatukan Indonesia yang beraneka ragam suku, budaya dan
bahasanya.
“Konektivitas itu
mempersatukan setiap daerah di Indonesia, mempersatukan kita sebagai saudara,
dari Aceh bisa terbang langsung ke Kalimantan sampai Papua dan sebaliknya.
Konektivitas itu membangun dari pinggiran bukan lagi Jawa sentris tapi
Indonesia sentris,” tegas Presiden Joko Widodo beberapa waktu
lalu.
Pembangunan
pelabuhan-pelabuhan di Provinsi NTT ini merupakan salah satu wujud komitmen
Menteri Perhubungan Ignasius Jonan untuk membangun konektivitas di seluruh
Indonesia seperti yang diharapkan Presiden.
Dengan komitmen tersebut,
Kementerian Perhubungan fokus membangun sarana dan prasarana transportasi yang
tidak hanya berpusat di Jawa (Jawa sentris) akan tetapi menyebar ke seluruh
pelosok Indonesia (Indonesia sentris) seperti daerah perbatasan, daerah rawan
bencana, daerah terpencil, terluar dan terdalam.
Pembangunan dengan Indonesia
sentris tersebut sesuai dengan Nawa Cita ketiga pemerintahan Presiden Joko
Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, yaitu membangun Indonesia dari
pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa
dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. (**/www.dephub.go.id/lasman simanjuntak)