Jakarta, eMaritim.Com,- Ingin mengulang debut sukses di 2015 lalu, Jendela Toba dan Rumah Karya Indonesia (RKI) kembali menggelar Geobike Caldera Toba (GCT) 2016. Lokasinya tetap, di kawasan Danau Toba pada 8-10 April. Tujuh kabupaten di sekitar Danau Toba akan dilintasi sekaligus, yaitu Samosir, Toba Samosir (Tobasa), Humbang Hasundutan (Humbahas), Tapanuli Utara (Taput), Simalungun, Dairi dan Karo.

”Event ini untuk meningkatkan kunjungan pariwisata ke Danau Toba dan seluruh Sumatera Utara (Sumut). Toba adalah ikon pariwisata Sumut, dan saat ini tengah berproses menjadi Badan Otorita Pariwisata (BOP) dalam percepatan 10 Top Destinasi,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Sumatera Utara Elisa Marbun.

Lebih lanjut Elisa mengatakan, GCT akan mengajak peserta mengelilingi kawasan Danau Toba sekaligus memperkenalkan geoarea dan geosite yang meliputi geodiversity, biodiversity dan culturediversity Geopark Nasional Kaldera Toba.

“Ada dua etape, pertama start di Tao Silalahi-Paropo (Kabupaten Dairi)-Tongging (Kabupaten Karo)-Rumah Bolon-Simanjarunjung-Parapat (Kabupaten Simalungun). Lalu etape kedua, Balige (Kabupaten Toba Samosir)-Silangit-Muara (Kabupaten Tapanuli Utara)-Bakkara (Kabupaten Humbang Hasudutan)-Nainggolan, dan finish di Pangururan (Kabupaten Samosir),” jelasnya.

”Even ini juga bagian dari rangkaian HUT Provinsi Sumatera Utara ke-68,” kata Elisa dengan logat Batak yang khas.

Promosi dengan model Sport Tourism dikemas Geobike sebagai salah satu bentuk Geowisata ini cukup efektif, karena mengundang orang untuk hadir langsung. Cerita orang, melihat gambar, menonton video, memang sudah memberi kesan, tetapi datang ke lokasi langsung akan memberi aura yang berbeda. “Ini akan menjadi agenda rutin tahunan di pariwisata Danau Toba,” katanya.

Peserta Geobike Toba juga akan Tinggal di rumah penduduk, atau homestay dan hotel yang ada di sekitar Toba. “Kami juga akan menyajikan paket seni pertunjukan wisata. Jumlah peserta diperkirakan 200 orang antara lain Komunitas Sepeda, Jendela Toba, RKI, Pemerintahan Kabupaten dan Pemprovsu, Tim Percepatan GKT, Mahasiswa, Pecinta lingkungan, Turis lokal, Nasional, dan Mancanegara,” tuturnya.

“Para peserta juga akan disiapkan kapal untuk melintasi perairan Danau Toba dan setelah menyelesaikan perjalanan peserta akan disuguhkan pagelaran malam budaya,” kata Kadispar Sumut.

GCT yang akan melibatkan ratusan pesepeda ini diharapkan menjadi kampanye dan edukasi mengajak masyarakat melestarikan Danau Toba. Acara tahun lalu terbukti telah memberikan pengaruh dan persepsi yang positif pada peserta serta masyarakat mengenai seni budaya. Ajang ini juga wadah silaturahmi antara kabupaten-kabupaten di sekitar Danau Toba, sekaligus fasilitas bagi komunitas seni untuk terus berkarya.

”Selama ini obyek wisata yang dikenal di kawasan Danau Toba hanya terdapat di sekitar Prapat, Tuktuk dan Tomok. Padahal kawasan Danau Toba sangat luas meliputi Samosir, Toba Samosir, Muara, Bakkara, Tipang, Tigaras, Haranggaol, Tongging, Paropo dan Silalahi. Oleh sebab itu komunitas-komunitas seni yang berada di sekitar Danau Toba begitu semangat mendukung Geobike Caldera Toba sebagai kegiatan yang dapat memperkenalkan Danau Toba secara keseluruhan,” beber Elisa.

Irwansyah Harahap, anggota komunitas Jendela Toba yang menyelenggarakan Geo Bike Caldera Toba menyatakan gelaran acara mengusung perkenalan kesenian tradisi. Itu sebabnya, para pesepeda nantinya akan melintasi tujuh kabupaten. Tiap-tiap kabupaten tentunya memiliki kesenian khas tersendiri.

“Kami akan memperkenalkan situs-situs sejarah. Misalnya, sisa-sisa meletusnya gunung berapi Toba yang kepada peserta dan rumah-rumah adat,” katanya. Ini hal penting sebagai kesinambungan pariwisata Sumatera Utara. Sekadar diketahui ketujuh kabupaten dimaksud yakni Tobasa, Humbahas, Samosir, Tapanuli Utara, Simalungun, Tanah Karo dan Dairi.

Presiden Joko Widodo juga serius mengembangkan Toba sebagai destinasi unggulan. Mantan Gubernur DKI itu juga sudah memerintahkan kepada Kemenpar, untuk menjadi leading sector terhadap kebutuhan infrastruktur di sana. “Kami terus memantau perkembagan demi perkembangan status Badan Otorita Pariwisata Danau Toba. Mudah-mudahan segera kelar, dan bisa cepat actions menata kembali semua hal terkait pengembangan pariwisata di Sumut, dengan icon Toba,” jelas Arief Yahya.

Target Sumut tahun 2019 bukan sepele, 1 juta wisman, sehingga dengan standar World Econokic Forum 1 wisman indeksnya USD 1.200, maka akan ada 12 Miliar Dolar yang beredar di sana. “Semakin cepat beres, semakin dekat dengan target. Kita akan pikirkan bentuk promosinya yang pas,” katanya.(lasman simanjuntak)

sumber berita dan foto : www.indopos.co.id