Pelindo IV Harap BKI Bantu Tingkatkan Interkonektivitas Antar Pelabuhan Indonesia Timur -->

Iklan Semua Halaman

Pelindo IV Harap BKI Bantu Tingkatkan Interkonektivitas Antar Pelabuhan Indonesia Timur

Reporter eMaritim.Com
14 April 2016

Jakarta, eMaritim.com - PT Pelindo IV (Persero) berharap PT Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) (Persero) bisa membantu sistem Informasi Teknologi (IT) yang telah ada, guna lebih meningkatkan interkonektivitas antar pelabuhan, terutama pelabuhan-pelabuhan di Kawasan Timur Indonesia.

Direktur Utama PT Pelindo IV Doso Agung mengatakan, keberadaan Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) merupakan sebuah solusi terkait sistem IT di Pelindo IV. "Jadi selama ini, IT di lingkungan Pelindo, baik I, II, III dan IV belum bisa secara komprehensif menyelesaikan semua masalah yang ada. Sementara IT merupakan sebuah masalah besar didalam pengelolaan kepelabuhanan baik Pelindo I, II, III dan IV," jelas Doso Agung usai melakukan pembahasan presentasi mengenai Port Management dengan Dirut PT BKI Rudiyanto dan Ketua Komite Kebijakan Publik, Marsetio, Kamis (14/4/2016).

Menurutnya, melalui kerja sama dengan BKI yang menggandeng SGS, sebuah perusahaan multinasional yang berkantor pusat di Jenewa, Swiss yang menyediakan inspeksi, verifikasi, pengujian dan sertifikasi jasa, diharapkan merupakan suatu solusi yang paling lengkap dan bisa segera dimulai dilingkup Pelindo IV.

Apalagi lanjut Doso Agung, ada rencana pemerintah untuk melimpahkan pengelolaan pelabuhan-pelabuhan yang selama ini dikelola kementerian, untuk diserahkan ke Pelindo IV. "Namun, hal itu tidak bisa dilakukan jika tidak menyatu didalam pengelolaannya. Otomatis, kalau pelabuhan-pelabuhan yang selama ini dikelola kementerian dikerjasamakan dengan Pelindo IV, harus ada kesepakatan tertentu kapan harus disatukan semua sistem, baik keuangan dan lain sebagainya," paparnya.

Jangan sampai tambah dia, setelah dikelola oleh Pelindo IV, kinerja maupun laba pelabuhan-pelabuhan tersebut malah menurun akibat tidak menyatunya sistem yang ada, sehingga mengakibatkan kerugian negara. "Karena selama ini kan pelabuhan-pelabuhan yang dikelola oleh pemerintah sudah memiliki provit untuk negara, jangan sampai begitu kita kelola, malah labanya menurun. Artinya kan itu kerugian bagi negara."

Sementara itu, terkait investasi yang dibutuhkan untuk pengelolaan sistem IT kata Doso Agung, pihaknya cukup tertarik dengan beberapa skim pendanaan yang ditawarkan pihak SGS. Karena lanjut dia, investasi dibidang IT membutuhkan anggaran yang angkanya mencapai miliaran rupiah.

"Dengan luasnya wilayah yang dikelola Pelindo IV sementara laba dan pendapatan kami terbilang kecil dibandingkan Pelindo I, II dan III, tentunya beberapa skim pendanaan yang ditawarkan SGS sangat meringankan," ujarnya.

Direktur PT BKI (Persero) Rudiyanto mengungkapkan bahwa IT adalah salah satu kebutuhan, tidak hanya di pelabuhan tapi juga di industri lainnya.

"Dengan luasnya coverage area Pelindo IV, tentunya bisa dibantu melalui fasilitas IT. Untuk itu, BKI bekerjasama dengan beberapa pihak, berusaha untuk memberikan satu nilai tambah, disamping untuk mengejar target yang ditetapkan oleh pemerintah," katanya.

BKI sendiri menurut dia, berkembang tidak hanya untuk masalah klasifikasi, tetapi juga dibidang komersial. "Nah, sisi komersial ini tentunya ada di ruang lingkup sektor marine atau maritim," ucap Rudiyanto. (Pelindo IV / Rhp)