Lakukan Aksi Demo ke Tiga, Inilah Tuntutan Para Pelaut? -->

Iklan Semua Halaman

Lakukan Aksi Demo ke Tiga, Inilah Tuntutan Para Pelaut?

Reporter eMaritim.Com
26 Mei 2016

Jakarta, eMaritim.com - Hari ini pelaut lakukan demo di depan kantor Kesatuan Pelaut Indonesia (KPI), Demo ini menyangkut aksi ke 3 yang dilakukan para pendemo pelaut, guna pemulihan organisasi KPI dengan kongres Luar Biasa (KLB).


Demo ini dilakukan guna menghentikan PP KPI yang dianggap pelaut tak pernah ada sejak 2009, karena para pendemo menganggap kongres VII KPI terjadi Dead Lock dan para pendemo berharap menggantikan kepengurusan KPI dengan generasi muda.


Menurut Hadidja Abidin, sebagai salah satu pendemo sekaligus pelaut wanita mengatakan, bahwasannya para pendemo telah diterima masuk kedalam kantor KPI yang terletak di cikini, "kita (pendemo pelaut) dikasih waktu satu minggu, waktu seminggu itu kita tunggu sampai minggu depan bagaimana hasilnya untuk Kongres Luar Biasa yang kami (pendemo pelaut)  ajukan," ungkapnya saat di depan gedung KPI Cikini, Kamis (26/05/2016).


Tepat pukul 11 siang tadi, para pendemo melakukan aksinya di depan kantor KPI yang terletak di Cikini, menurut Hadidjah sekitar 2000 pelaut yang terkumpul dari seluruh Indonesia melakukan aksi demonstrasi ini.


Dirinya juga mengatakan akan melakukan mogok masal nasional oleh para pelaut apabila KLB KPI tak dilaksanakan sesuai harapan para pelaut guna pemulihan organisasi KPI. "kalau perbincangan kami di dalam (kantor KPI) hanya sekedar wacana dan harapan kosong belaka, maka kami (para pelaut) akan melakukan mogok masal secara serentak di Indonesia," tuturnya.


Namun sampai jam 16:00 sore para oendemo mengarah ke perhubungan laut guna meratifikasi MLC 2006, dengan pengeras suara para pendemo (pelaut) mengharapkan segera meratifikasi MLC 2006 demi kenyamanan dan keamanan pelaut Indonesia.


"Kita berharap untuk  diberi jalan keluar dan didiskusikan bersama Pemerintah, dan Indonesian Nasional Shipowners' Association (INSA) sebagai asosiasi pengusaha kapal yang berada di Negara Indonesia", ungkap Hadidja (Rhp)