Jakarta,
eMaritim.com – Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) menganugerahkan
Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya kepada Direktur Jenderal Perhubungan
Laut (Dirjen Hubla) Kementerian Perhubungan Ir. A. Tonny Budiono, MM. Tanda
penghargaan dari Pemerintah Indonesia itu disampaikan oleh Menteri Perhubungan
Budi Karya Sumadi bertepatan dengan upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT)
RI ke-71 di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Rabu (17/8/2016).
Satyalancana
Karya Satya adalah sebuah tanda penghargaan yang diberikan kepada pegawai
negeri sipil yang telah berbakti secara terus menerus dengan menunjukkan
kecakapan, kedisiplinan, kesetiaan dan pengabdian sehingga dapat dijadikan
teladan bagi setiap pegawai lainnya. Kali ini penghargaan tersebut diberikan
kepada Dirjen Hubla yang telah 30 tahun mengabdikan dirinya kepada Negara.
Penganugerahan
tanda kehormatan Satyalancana Karya Satya tersebut diberikan oleh Presiden RI
berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 54/TK/Tahun 2016
tertanggal 3 Agustus 2016.
Dirjen Hubla
Tonny Budiono mengaku bersyukur dan bahagia mendapat penghargaan dari Presiden
RI Joko Widodo tersebut. Meskipun demikian, Dirjen Tonny Budiono penghargaan
tersebut mengandung arti bahwa tugas dan tanggung jawab pengabdiannya kepada
bangsa dan negara semakin besar dan berat.
“Tentu saya
bahagia dan bersyukur mendapat penghargaan dari Presiden RI seperti sekarang
ini. Tetapi, penganugerahan kehormatan ini juga mengandung arti saya harus
bekerja lebih sungguh-sungguh lagi untuk menciptakan keselamatan dan keamanan
maritim. Termasuk turut menyukseskan program Tol Laut dan Poros Maritim Dunia
yang dicanangkan oleh Bapak Presiden dan Wakil Presiden," ujar Tonny
Budiono.
Dirjen Tonny
Budiono juga menilai, kepercayaan negara kepada dirinya harus dijaga dan
diimplementasikan dengan kerja nyata. Sebab, anugerah itu bukan hanya sekadar
diberikan begitu saja, tetapi penghargaan tersebut menunjukkan bahwa Negara dan
Pemerintah RI memberikan kepercayaan bahwa dirinya mampu mengemban tugas-tugas
negara dengan baik.
“Penghargaan
ini mengandung konsekuensi yang tidak main-main, yakni bagaimana saya mampu
mempertahankan kepercayaan negara dan pemerintah Indonesia, khususnya Presiden
RI Joko Widodo agar saya semakin meningkatkan kinerja dan pengabdian,”
tuturnya.
Meskipun
demikian, Dirjen Tonny Budiono merasa, penghargaan ini masih belum sebanding
dengan pengabdian para pejuang dan pahlawan nasional. Apalagi, di Indonesia
banyak para pahlawan yang tanpa nama dan tanpa tanda jasa.
“Para
pejuang dan pahlawan itu lah yang sebenernya paling layak mendapat kehormatan,
bukan saja dari negara tetapi dari seluruh rakyat Indonesia. Sebab, dengan
perjuangan merekalah kita sampai di titik ini, yakni dapat menikmati alam
kemerdekaan yang ke-71 tahun,” ungkap Tonny Budiono.
Tonny
Budiono yang lahir di Pekalongan 13 Juli 1958 adalah salah seorang pejabat
karir Kementerian Perhubungan yang menapaki karirnya dari bawah.
Dedikasinya
yang begitu besar di sektor perhubungan laut menjadikannya dipercaya untuk
menjabat sebagai Direktur Jenderal Perhubungan Laut pada 16 Mei 2016 lalu.
Tangga karir
Tonny Budiono yang mendapatkan gelar S1 Teknik Geodesi Universitas Gadjah Mada
(UGM) Yogyakarta ini ditapaki dari mulai staf biasa pada tahun 1986. Dua tahun
kemudian menjadi Kepala Seksi Pengamatan Laut, Direktorat Kenavigasian
(1988-1998). Kemudian Kepala Subdit Bina Sarana dan Prasarana, Direktorat
Kenavigasian (1998 - 2002).
Tonny
Budiono sempat juga menjabat sebagai Kepala Balai Teknologi Keselamatan
Pelayaran (2002 - 2009). Setelah itu menjabat sebagai Kepala Distrik Navigasi
Kelas I Surabaya (2009 - 2010), Kepala Distrik Navigasi Kelas I Samarinda (2010
- 2012).
Tahun 2012,
Tonny Budiono dipercaya sebagai Direktur Kenavigasian. Jabatan itu diembannya
sampai tahun 2015 ketika dipercaya menjadi Direktur Pelabuhan dan Pengerukan.
Tidak lama menjabat Direktur Pelabuhan dan Pengerukan, Tonny Budiono berpindah
tugas menjadi staf ahli Menteri Perhubungan sampai dia ditunjuk Oleh Menteri
Perhubungan kala itu, Ignasius Jonan untuk menempati posisi Direktur Jenderal
Perhubungan Laut pada 16 Mei 2016 lalu.
Dalam
bekerja Tonny selalu berpegang teguh pada prinsip kompeten, profesionalisme,
dan kejujuran. Tahun 1999, ia menyelesaikan program pascasarjana di Universitas
Pancasila untuk gelar Master Manajemen dan berhasil menjadi lulusan terbaik
sehingga menyandang predikat Cum Laude.
Salah satu prestasi
Tonny yang tidak dapat dipungkiri dan diakui oleh dunia adalah pada saat
kejadian jatuhnya pesawat Air Asia QZ8501 di perairan Selat Karimata menjelang
akhir tahun 2014 lalu. Saat itu Tonny Budiono, yang bertindak selaku
Koordinator Tim Operasi SAR di Kapal KN Jadayat berhasil menemukan black box
(kotak hitam) pesawat AirAsia QZ8501. Hal tersebut merupakan pencapaian besar
yang mendapat apresiasi dari berbagai pihak.
Di balik
proses pencarian yang terbilang tak mudah, Tonny menyebut keberhasilan tim
menemukan kotak hitam merupakan kerja keras dan atas kehendak Sang Maha Kuasa.
Sebagai
Dirjen Perhubungan Laut, kinerja Tonny Budiono semakin menunjukkan kualitasnya,
terutama pasca Angkutan Lebaran 2016/1437 H yang berhasil mencapai target zero
accident. Selama musim Angkutan Lebaran tahun ini, tidak ada satupun pelayanan
penumpang pun yang tidak tertangani dengan baik. Bahkan jumlah penumpang kapal
laut selama masa Angkutan Lebaran 2016 mengalami peningkatan hingga sekitar 15%
dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Kinerjanya
sendiri juga terbukti dengan adanya catatan dan pemberitaan angkutan laut
Lebaran yang sangat baik oleh sejumlah media nasional.
Tonny juga
pernah mengikuti beberapa pendidikan dan pelatihan internasional, di antaranya
Hydrographic Survey di Tokyo, Jepang dan Technical Aids to Navigation di
Houston, Amerika Serikat, serta telah mengikuti pendidikan di Lembaga
Pertahanan Nasional (Lemhanas) selama 7,5 bulan.
Selain
dikenal sebagai pribadi yang ramah dan terbuka, Tonny Budiono juga begitu dekat
dengan keluarga dan menganggap keluarga sebagai pendukung utama karirnya. Tonny
Budiono memiliki seorang istri bernama Dra. Sri Laksmani dan dikaruniai 2 orang
anak bernama Marinda Anggana Putri dan Hadi Prabowo.
Sekarang, di
era Menhub Budi Karya Sumadi, Tonny Budiono berkomitmen untuk meneruskan
usaha-usaha dan kinerjanya yang baik agar masyarakat mendapatkan pelayanan
sesuai standar minimum demi kemajuan transportasi laut di Indonesia.
"Dengan semangat kemerdekaan RI ke 71 ini saya akan ajak jajaran saya
untuk bekerja lebih baik, cerdas dan ikhlas dan menjadikan transportasi laut di
Indonesia lebih baik lagi," tutup Tonny. (Rhp)