INSA Nilai Asumsi Makro 2017 Dianggap Realistis -->

Iklan Semua Halaman

INSA Nilai Asumsi Makro 2017 Dianggap Realistis

18 Agustus 2016



Jakarta, eMaritim.com – Asumsi makro dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2017 cukup realistis dan diharapkan mampu menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi industri pelayaran nasional.

Menurut Ketua Umum Indonesian National Shipowners' Association (INSA) Carmelita Hartoto menilai, kendati ekonomi dunia tengah mengalami pelambatan, namun prediksi pertumbuhan ekonomi yang berkisar 5% cukup realistis. Hal ini tidak terlepas kebijakan tax amnesty (pengampunan pajak) yang belum  lama dikeluarkan.

"Pertumbuhan itu tertolong oleh kebijakan tax amnesty yang telah dikeluarkan," ujar Carmelita.

Asumsi makro yang mematok nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika sekitar Rp13.000, kata Carmelita, juga akan cukup membantu kinerja ekspor nasional yang akhirnya akan berdampak pada penerimaan devisa.

Carmelita yang juga Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perhubungan menilai devisa yang cukup baik akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi nasional, mengingat mayoritas ekonomi domestik digerakkan oleh belanja pemerintah.

Sementara itu, harga minyak di semester II tahun 2016 akan bergerak dikisaran $40 - $45  jika melihat stock inventory pada semester I  tahun ini.  Adapun, pergerakan harga minyak tahun depan akan tergantung pada cuaca pada musim dingin akhir tahun ini.

Seperti diketahui, asumsi makro dalam RAPBN 2017 menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi diprediksi mencapai 5,3%, inflasi diperkirakan berada dikisaran 4%, nilai tukar rupiah diperkirakan sebesar Rp13.300 per dolar Amerika Serikat, rata-rata suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) tiga bulan diasumsikan berada di tingkat 5,3%, Asumsi rata-rata harga minyak mentah diprediksi sebesar US$45 per barel.

Kemudian volume minyak dan gas bumi (migas) siap jual diperkirakan mencapai 1,93 juta barel setara minyak per hari, terdiri dari produksi minyak bumi sebesar 780 ribu barel per hari dan gas bumi sekitar 1,15 juta barel setara minyak per hari. (Rhp)