Dampak Pelayaran Hanjin, Dirjen Hubla: “Tak Perlu Saling Menyalahkan” -->

Iklan Semua Halaman

Dampak Pelayaran Hanjin, Dirjen Hubla: “Tak Perlu Saling Menyalahkan”

15 September 2016
Dirjen Hubla, Antonius Tonny Budiono bersama Direktur Lalulintas Angkutan Laut, Bay M.Hasani dan Ketua Umum DPP ALFI, Yukki N Hanafi


Jakarta, eMaritim.com – Kasus perusahaan pelayaran Hanjin asal Korea Selatan yang bangrut menimbulkan banyak barang yang masih tertahan di pelabuhan utama di Indonesia. Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub, Antonius Tonny Budiono menegaskan tak perlu saling menyalahkan.

Hanjing Shipping yang sudah bangkrut, kata Tonny jangan lagi  diributkan, fokus utama sekarang ini adalah bagaimana mencari solusi terbaik untuk menyelesaikan dan menyelamatkan barang atau kontainer yang masih tertahan pada sejumlah pelabuhan utama di Indonesia.

" Tidak perlu lagi saling menyalahkan, yang perlu dilakukan adalah mencari solusi terbaik,"  kata Tonny yang didampingi Direktur Lalulintas Angkutan Laut, Bay M. Hasani dan Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), Yukki N Hanafi, Rabu (14/09/2016), usai mengikuti rapat koordinasi dengan para pelaku usaha terkait kisruh kolapnya perusahaan pelayaran terbesar ke tujuh dunia,  Hanjin Shipping.

Rapat yang juga dihadiri PT. Bumi Laut Shipping Co, selaku agen  Hanjin Shipping di  Indonesia dan Kepala otoritas Pelabuhan Tanjung Priok I Nyoman Gde Saputra dan Pengurus INSA Jalan Tanah Abang III yang diwakili oleh Witono  akan membentuk tim yang betugas menyelesaikan berbagai masalah, terkait banyaknya barang atau kontener yang tertahan di sejumlah pelabuhan utama di Indonesia, terutama Tanjung Priok dan Tanjung Perak Surabaya.

Direktur Lalulintas Angkutan Laut Kemenhub, Bay M. Hasani menambahkan,  resiko kerugian kasus bangkrutnya Hanjin Shipping ini bukan hanya dialami para pemilik barang (eksportir) tapi juga agen pelayarannya.  " Saya kira agen  pelayaran Hanjin di Indonesia juga bagian dari pihak yang dirugikan, karena itu kita semua dalam rapat itu sepakat membentuk tim," kata Bay.

Bay mencontohkan, kerugian yang kemungkinan dialami PT Bumi Laut Shipping Co selaku agen  Hanjin Shipping di Indonesia, bersumber dari dana talangan yang dikeluarkan untuk menyelesaikan biaya-biaya di pelabuhan.  " Biaya itu kan diselesaikan terlebih dahulu pihak agen,"  jelasnya.

Dijelaskan, sekarang ini, perusahaan pelayaran terbesar ke tujuh di dunia itu telah gulung tikar, sangat kecil kemungkinan mau menyelesaikan biaya-biaya yang telah dikeluarkan pihak agennya di Indonesia.

Ketua Umum ALFI, Yukki N Hanafi mengakui, inisiatif  Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub mengumpulkan para pelaku usaha, assosiasi dan agen pelayaran Hanjin Shipping sangat positif. Terutama dalam mencari solusi untuk menyelsaikan bebagai permasalahan di lapangan terkait banyaknya kontener yang tertahan di pelabuhan.

" Peristiwa ini kan dadakan, makanya kita tidak perlu saling menyalahkan. Tapi, kita berusahan mencari solusi dan tidak ada yang ditutup-tutupi,"  jelas Yukki.

Dan yang lebih penting lagi, kata Yukki, kedepan kalau ada kejadian serupa sudah bisa diantisipasi. " Tapi kami berharap tidak ada lagi kejadian seperti ini,"  jelasnya. (Rhp)