Pelayaran Hanjin Bangkrut, Ini Pesan Kadin Kepada Eksportir-Importir -->

Iklan Semua Halaman

Pelayaran Hanjin Bangkrut, Ini Pesan Kadin Kepada Eksportir-Importir

08 September 2016



Jakarta, eMaritim.com – Bangkrutnya perusahaan pelayaran Hanjin asal Korea Selatan, Kamar Dagang dan  Industri (KADIN )  Indonesia ingatkan kepada para pelaku usaha (eksportir-importir) agar berhati-hati dalam memiliih perusahaan pelayaran.
Menurut Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia Carmelita Hartoto mengatakan Kasus Hanjin dalam status dibawah pengawasan kurator (receivership) akibat kerugian yang berkelanjutan meninggalkan banyak masalah bukan saja kepada pemilik barang (baik shipper mauoun consigneI tapi juga banyak pihak lainnya seperti utamanya rekan bisnis Hanjin (vendor, supplier seperti terminal/pelabuhan, bunker, kontraktor, feeder, depo dsb) selain lender (bank pemberi pembiayaan).


Menurutnya dalam konteks ekonomi di Indonesia yang kaitannya dengan ekspor impor, maka kasus Hanjin sedikit banyaknya akan berdampak paling tidak terjadi keterlambatan delivery dari barang-barang yang dikapalkan dengan Hanjin, selain itu tentunya berpotensi timbul biaya tambahan yang bisa saja dibebankan ke pemilik barang akibat disuspendnya kapal-kapal yang dioperasikan Hanjin.
Dirinya menambahkan pemilik barang bisa dapat getahnya karena Hanjin meninggalkan kewajibannya secara relatif mendadak hampir tidak memberikan cukup waktu kepada berbagai pihak yang terlibat agar dampaknya tak sebesar saat ini.
Menanggapi hal itu, Ketua Komite Tetap Sarana dan Prasarana KADIN Indonesia,  Asmari Heri, mengatakan rendahnya ocean freight yang terjadi di market akibat kelebihan pasokan space kapal hampir di semua rute international di satu sisi menguntungkan para eksporter atau importer dengan ongkos angkut yaang sangat rendah tadi. Tapi, disisi lain terus turunnya freigh tadi membuat kerugian yang terus menerus diderita oleh hampir semua pelayaran international dan Hanjin adalah korban pertama dengan skala yang relatif sangat besar di Industri pelayaran kontainer global.
“kedepannya, bagaimana agar kasus Hanjin ini tidak terus terjadi lagi (pada perusahaan pelayaran lainnya) atau paling tidak bagaimana agar apa yang akan menimpa industri pelayaran global dapat diantisipasi, setidaknya dampaknya dapat diminimalisir oleh para eksportir atau importir anggota kadin,” ungkapnya.
Dirinya juga menyarankan dalam memiih perusahaan pelayaaran yang akan dipakai sebaiknya yang mempunyai reputasi dan financial trackrecordnya yang tak mengkhawatirkn, tidak memilih carrier yang terus merugi, walaupun ocean freightnya sangat rendah, juga sebaiknya kalau memungkinkan term of shipmentnya dirubah yang memungkinkan agar eksportir kita bisa menentukan pelayaran mana yang laik dipakai jadi kontrol untuk penentuan pelayaran yang dipakai sepenuhnya ada ditentukan oleh kita sendiri (eksportir – importir anggota Kadin). (Rhp)