Pertamina Segera Garap Potensi Minyak Blok East Natuna -->

Iklan Semua Halaman

Pertamina Segera Garap Potensi Minyak Blok East Natuna

23 September 2016
Ilustrasi Foto | eMaritim.com


Jakarta, eMaritim.com - Banyaknya potensi minyak yang terdapat di Blok East Natuna akan dikembangkan lebih awal oleh PT. Pertamina (Persero), dan selanjutnya akan mengembangkan potensi gas yang berada di wilayah tersebut.

Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengungkapkan saat ini tim sedang melakukan pembahasan terkait hal tersebut. Namun, sepertinya yang akan dieksekusi dalam mengembangkan potensi di blok yang berada di perbatasan tersebut adalah potensi minyak.
Potensi minyak di Blok East Natuna sebesar 36 juta barel (MMBO). Sedangkan volume gas di blok tersebut mencapai 222 triliun kaki kubik (tcf). Volume gas tersebut memang sangat besar, namun kandungan karbondioksida (CO2) sangat tinggi yakni hampir mencapai 72 persen sehingga cadangan gas yang bisa digunakan di Blok East Natuna hanya 46 tcf.

"Tim sedang melakukan pembahasan. Yang akan dieksekusi minyak dulu agar segera dilaksanakan. Gasnya masih dihitung bagaimana cost mengendalikan semuanya," kata Dwi di Komplek Parlementer, Senayan, Jakarta, Kamis, 22 September.

Dwi menjelaskan, agar lebih ekonomis untuk mengembangkan potensi minyak di Blok East Natuna adalah dengan tetap memproduksinya. Selagi, perseroan dan konsorsium menghitung bagian yang tepat untuk gas.

"Itu kan menjadi satu. Wilayah kerjanya jadi satu. Cuma kan kita cari mana yang bisa kita mulai duluan supaya bisa exist di sana. Sedangkan untuk gasnya dilihat mana split yang ekonomis," jelas Dwi.

Dwi menjelaskan, untuk term and condition juga sedang dibicarakan oleh konsorsium. Sehingga saat ini belum ada kata sepakat terkait hal itu. "Dengan konsorsium belum. Masih sedang dibicarakan," ujar Dwi singkat.

Sebelumnya, Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam menjelaskan, perseroan pernah mengatakan akan melakukan studi keekonomian saat eksplorasi di blok East Natuna. Pertamina pun akan mencoba mengembangkan produksi minyak terlebih dahulu, baru kemudian gas.

"Kemarin ada beberapa pilihan yang terbuka dari Kementerian ESDM dan SKK Migas. Ada dua struktur, ada gas (AL) dan minyak (AP). Ada likuid di situ. Pemerintah ingin dorong kita segera menjalankan aktivitas (eksplorasi) di blok itu. Kalau memungkinkan minyak dulu, gas masih panjang," jelas Syamsu.

"Kita akan evaluasi. Mudah-mudahan pengembangan minyak tidak susah seperti‎ gas," imbuh Syamsu. (Rhp)

(Sumber : Metrotvnews.com)