Solo,
eMaritim.com – Perlunya informasi sebagai kontrol masyarkat, para Hubungan
Masyarakat (Humas) sepakat
mempublikasikan informasi sekecil apapun menyangkut kepentingan publik dan strategis
untuk membangun masa depan bangsa.
Hal itu
terungkap dalam diskusi keterbukaan publik di Solo Jawa Tengah yang diikuti UPT
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut wikayah Barat, Kamis (06/10/2016) di kota Solo yang dihadiri 30 UPT atau 65 peserta.
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut wikayah Barat, Kamis (06/10/2016) di kota Solo yang dihadiri 30 UPT atau 65 peserta.
Acara yang dibuka oleh Plt. Kepala Bagian Organisasi dan Humas Ditjen Hubla Kemenhub, Wisnu wardana yang mewakili Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut bertujuan untuk memahami fungsi dan tugas PPID dalam menghadapi keterbukaan informasi publik dan juga memantapkan strategi menangani media massa agar dapat mendukung terwujudnya citra positif Ditjen Hubla.
Adapun yang
menjadi narasumber adalah Ibu Henny S. Widyaningsih dari Kommisioner Komisi
Informasi Pusat, Rizal Mustary Direktur Content Creative Indonesia dan Kepala
Bagian Publikasi dan Pelayanan Informasi Biro Komunikasi dan Informasi Publik
Kemenhub, Bambang Sutrisna.
Kegiatan
kehumasan tersebut dinilai sangat strategis dalam menopang aktivitas
pemerintahan, pembangunan dalam pelayanan pada masyarakat.
" Humas
adalah komunikator dan dinamisator dalam memberikan pengaruh positif terhadap
upaya sosialisasi maupun pelaksanaan kebijakan Pemerintah. Oleh karena itu
Humas harus memiliki sense of crisis dan kemampuan menguasai teknologi
informasi," kata Budhi Setiadjid, Sekretaris Direktorat Jenderal
Perhubungan Laut di dalam sambutannya.
Sesditjen
Perhubungan Laut mengatakan bahwa tujuan penyelenggaraan seminar ini selain
untuk meningkatan pemahaman terhadap amanah dari Undang-Undang Nomor 14 Tahun
2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, juga merupakan upaya Direktorat
Jenderal Perhubungan Laut dalam mendukung program Nawacita pemerintahan Jokowi � JK terkait bidang komunikasi dan informasi, yaitu
membangun tata kelola pemerintahan yang efektif dan terpercaya.
" Terkait dengan kondisi tersebut, maka posisi humas pemerintah memiliki peran sangat penting dan strategis dalam menjaga citra positif lembaga pemerintah, sehingga sembilan program Nawa Cita dapat dilaksanakan dengan baik dan penuh semangat kerja," tegas Budhi.
Melihat perannya yang strategis tersebut, lanjut Sesditjen Hubla maka Humas Pemerintah merupakan ujung tombak dalam menyampaikan informasi terkait dengan program kerja, kebijakan serta kinerja pemerintah. Selain itu, humas sebagai corong atau sumber informasi, dituntut terus meningkatkan kemampuannya dalam menghadapi tantangan dan perubahan zaman yang sangat cepat terutama menghadapi perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi.
Untuk meningkatkan kemampuan tersebut, maka perangkat humas harus menguasai teknologi informasi dan komunikasi. Tak hanya itu saja, kecepatan menyebarkan informasi dan ketepatannya juga harus menjadi perhatian. Hal itu dilakukan, agar informasi dapat diterima dengan real time, misalnya saja pada saat terjadi peristiwa kecelakaan, peringatan dini keselamatan pelayaran pada cuaca dan kondisi alam tertentu, dan lain sebagainya.
Sinergi internal dan pemanfaatan teknologi informasi, harus benar-benar bisa diimplikasikan dalam kegiatan dan tugas sehari-hari, bidang kehumasan. Dengan begitu, updating bisa segera diupgrade dan disebarluaskan kepada publik.
Pada kesempatan itu, Sesditjen Hubla juga mengatakan bahwa di era keterbukaan informasi publik dan globalisasi, peran Media Massa dipandang sebagai jendela dan sebagai kepanjangtanganan penyedia informasi terkini dan tercepat. Ditambah lagi maraknya sosial media, harus menjadi pintu gerbang humas juga dalam menyampaikan informasi dengan akurat dan cepat.
Sesditjen menyampaikan bahwa media massa tidak hanya sekadar sarana lalu lintas informasi, tetapi juga harus dijadikan sebagai mitra atau partner komunikasi kehumasan, yang memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah.
Untuk itu, Sesditjen meminta kepada seluruh aparat Direktorat Jenderal Perhubungan Laut baik di Kantor Pusat maupun seluruh Unit Penyelenggara Teknis (UPT) di daerah yang menangani bidang kehumasan dapat bersinergi atau bermitra dengan kalangan media massa atau wartawan baik wartawan dari media cetak, media elektronik maupun media sosial, sehingga dapat membantu menyebarluaskan informasi terkait kebijakan maupun kinerja Direktorat Jenderal Perhubungan Laut di wilayah kerja masing-masing kepada publik.
Pada prinsipnya, bahwa sinergitas atau hubungan kemitraan antara Humas dan Media Massa atau Wartawan dapat berjalan dengan baik dengan tujuan yang ingin dicapai yaitu membina dan mewujudkan hubungan yang hormanis secara optimal. (hdi) (Sumber Foto: Istimewa)
" Terkait dengan kondisi tersebut, maka posisi humas pemerintah memiliki peran sangat penting dan strategis dalam menjaga citra positif lembaga pemerintah, sehingga sembilan program Nawa Cita dapat dilaksanakan dengan baik dan penuh semangat kerja," tegas Budhi.
Melihat perannya yang strategis tersebut, lanjut Sesditjen Hubla maka Humas Pemerintah merupakan ujung tombak dalam menyampaikan informasi terkait dengan program kerja, kebijakan serta kinerja pemerintah. Selain itu, humas sebagai corong atau sumber informasi, dituntut terus meningkatkan kemampuannya dalam menghadapi tantangan dan perubahan zaman yang sangat cepat terutama menghadapi perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi.
Untuk meningkatkan kemampuan tersebut, maka perangkat humas harus menguasai teknologi informasi dan komunikasi. Tak hanya itu saja, kecepatan menyebarkan informasi dan ketepatannya juga harus menjadi perhatian. Hal itu dilakukan, agar informasi dapat diterima dengan real time, misalnya saja pada saat terjadi peristiwa kecelakaan, peringatan dini keselamatan pelayaran pada cuaca dan kondisi alam tertentu, dan lain sebagainya.
Sinergi internal dan pemanfaatan teknologi informasi, harus benar-benar bisa diimplikasikan dalam kegiatan dan tugas sehari-hari, bidang kehumasan. Dengan begitu, updating bisa segera diupgrade dan disebarluaskan kepada publik.
Pada kesempatan itu, Sesditjen Hubla juga mengatakan bahwa di era keterbukaan informasi publik dan globalisasi, peran Media Massa dipandang sebagai jendela dan sebagai kepanjangtanganan penyedia informasi terkini dan tercepat. Ditambah lagi maraknya sosial media, harus menjadi pintu gerbang humas juga dalam menyampaikan informasi dengan akurat dan cepat.
Sesditjen menyampaikan bahwa media massa tidak hanya sekadar sarana lalu lintas informasi, tetapi juga harus dijadikan sebagai mitra atau partner komunikasi kehumasan, yang memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah.
Untuk itu, Sesditjen meminta kepada seluruh aparat Direktorat Jenderal Perhubungan Laut baik di Kantor Pusat maupun seluruh Unit Penyelenggara Teknis (UPT) di daerah yang menangani bidang kehumasan dapat bersinergi atau bermitra dengan kalangan media massa atau wartawan baik wartawan dari media cetak, media elektronik maupun media sosial, sehingga dapat membantu menyebarluaskan informasi terkait kebijakan maupun kinerja Direktorat Jenderal Perhubungan Laut di wilayah kerja masing-masing kepada publik.
Pada prinsipnya, bahwa sinergitas atau hubungan kemitraan antara Humas dan Media Massa atau Wartawan dapat berjalan dengan baik dengan tujuan yang ingin dicapai yaitu membina dan mewujudkan hubungan yang hormanis secara optimal. (hdi) (Sumber Foto: Istimewa)