![]() |
FOTO ILUSTRASI | SUMBER ISTIMEWA |
Jakarta, eMaritim.com - Sebuah kapal Kayu tanpa nama kapal
dan GT (Gross Ton) kapal yang belum diketahui dilaporkan tengelam pada Hari
Rabu, 2 November 2016 pukul 05.00 WIB di titik koordinat 01. 11 666 N / 104 08
237 E di Perairan Nonsa sekitar 1,5 Mil dari Tanjung Bemban Kampung Tua –
Tanjung Mata Ikan Batam.
Adapun para korban yang sejauh ini diketahui adalah para
Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Ilegal yang menumpang Kapal Kayu dari Malaysia
dengan tujuan Batam. Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Ir. A. Tonny Budiono,
MM menyampaikan bahwa tempat sandar kapal tersebut sebelumnya tidak diketahui
atau illegal dan mengangkut para TKI dari Malaysia tidak melalui prosedur
sesuai peraturan yang berlaku.
“Saya menyayangkan sekali kejadian ini harus terjadi lagi di
perairan Indonesia. Kapal Kayu yang mengangkut TKI tersebut tenggelam akibat
menabrak karang sehingga memakan korban jiwa dan banyak yang belum ditemukan.
Hingga saat ini jumlah penumpang TKI yang diangkut kapal kayu tersebut belum
jelas mengingat tidak adanya data manifest penumpang yang resmi,” ujar Tonny.
Dengan terjadinya kecelakaan tersebut, Direktur Jenderal
Perhubungan Laut menyampaikan duka cita kepada para korban kecelakaan kapal
kayu tersebut. “Direktorat Jenderal Perhubungan Laut telah mengerahkan kapal
negara untuk membantu evakuasi korban dan melakukan operasi Search and Rescue
(SAR) yaitu KN 330 dan KN 592 dari Kanpel Batam, dan KN Sarotama dari Pangkalan
PLP Tanjung Uban. Saya atas nama pribadi dan institusi menyampaikan rasa duka
yang mendalam bagi para korban kecelakaan kapal kayu tersebut,” lanjut Tonny.
Dapat diketahui pula bahwa kapal kayu tersebut tidak
terdaftar di Pelabuhan Batam dan kapal tersebut terbuat dari kayu dengan
menggunakan mesin di luar. Kapal kayu dimaksud pun membawa TKI Ilegal bertolak
bukan dari pelabuhan resmi dan mengambil rute pelayaran yang tidak biasa untuk
menghindari patroli laut baik dari Malaysia maupun Indonesia.
“Hari ini kami akan lanjutkan pencarian korban tenggelamnya
kapal tersebut semoga para korban dapat ditemukan dalam waktu yang tidak lama,”
kata Tonny.
Hingga tanggal 2 November 2016 pukul 16.00 WIB, dilaporkan
jumlah korban penumpang selamat sebanyak 39 orang, meninggal dunia 18 orang dan
sejumlah korban lain yang masih dalam tahap pencarian. Pencarian para korban
yang belum ditemukan masih berlanjut di Perairan Nongsa Batam dan
sekitarnya dan pada pukul 16.00 WIB
pencarian dimaksud dihentikan sementara mengingat kondisi cuaca yang buruk dan
akan melanjutkan untuk mencari korban pada hari ini.